Berbicara tentang kuliner pastinya berbicara tentang kenikmatan menikmati makanan atau menikmati suasana tempat kuliner yang kita tuju. Pada edisi wisata kuliner kali ini, kita akan mengingat kembali beberapa tempat angkringan yang telah ditutup. Sebenarnya konsep tempat angkringan ini memiliki konsep yang cukup bagus, bahkan banyak diantara kawan-kawan yang merekomendasikan tempat ini, baik itu hanya untuk menikmati kuliner atau pun hanya untuk studi banding bahkan survey sebelum membuat usaha sejenis.
Sayang, mungkin itu yang sering terlontar dari bibir kita, mengapa tempat kuliner ini ditutup. Namun banyak alasan, mengapa tempat usaha yang bagus dalam artian konsep, lokasi dan bentuk bangunan ditutup oleh pemilik atau management-nya, dan hal tersebut hanya mereka yang tahu. Kali ini kita akan mengingat 5 (lima) angkringan yang saat ini telah ditutup.
Wisata Kuliner di Malang: Angkringan Gadjah Lumping Dinoyo
“Angkringan Gadjah Lumping”, berlokasi di Jalan MT. Haryono No. 146 di Kota Malang, Jawa Timur, apabila dari arah Surabaya berada dikiri jalan, dan bersebelahan dengan Giant Dinoyo. Salah satu motto utama agar mudah diingat pengunjung adalah “Sematjam Tempat Makan” menjadi tempat kuliner yang menarik, dan pola kuliner yang ditawarkan oleh angkringan ini tidak hanya menjadi tempat santai atau tempat untuk minum kopi saja, namun juga bisa menjadi tempat tujuan untuk makan. Buka mulai pukul 10 pagi sampai dengan 12 malam.
|
Angkringan Gadjah Lumping Dinoyo Malang |
Bagi saya, angkringan ini memiliki konsep yang sangat bagus dibandingkan angkringan modern yang ada dan yang pernah saya kunjungi. Dengan bangunan berbentuk rumah Jawa atau joglo, disini disebut “Terminal Bledhug”. Di dalam joglo ini terdapat berbagai sajian makanan yang bisa dipilih para pengunjung terlebih dahulu sebelum masuk di tempat duduk yang disediakan. Disediakan juga nampan, piring dari rotan yang dikonsep prasmanan (pengunjung bisa mengambil sendiri).
Baca Juga:
Untuk menu makanan yang disajikan, yang bisa saya ingat, antara lain nasi tempe bumbu, nasi mercon, nasi sambal, nasi sambal teri, berbagai macam sajian nasi bungkus, aneka sajian sate, kue, serta berbagai macam minuman yang ditawarkan, antara lain wedhang bledhug cilik, serta berbagai macam minuman.
|
Sajian kuliner Angkringan Gadjah Lumping Dinoyo Malang |
Bagi saya, saya masih terkesan dengan ide yang dimunculkan dalam membuat dan mendirikan angkringan ini, karena baru kali ini saya menemukan tempat makan yang biasanya ada dipinggir jalan, dikemas dengan konsep tradisional Jawa dan dipadukan dengan konsep yang modern.
Wisata Kuliner Batu Malang: Angkringan Gadjah Lumping Batu
“Angkringan Gadjah Lumping”, berlokasi di Jalan Insinyur Soekarno Nomor 125 Desa Beji, Batu, Malang dan buka pukul 08.00 pagi. Angkringan ini dulunya menjadi salah satu tujuan wisata terutama untuk kuliner dan menjadi referensi tempat makanan enak di Batu Malang yang menjadi tujuan dalam berwisata, apalagi dengan konsepnya yang menarik.
|
Angkringan Gadjah Lumping Batu Malang |
Angkringan Gadjah Lumping Batu ini masih satu grup dengan Angkringan Gadjah Lumping MT Haryono Malang. Karena satu grup, yang pasti banyak kesamaan dalam penataan, namun yang berbeda hanya lokasi saja.
|
Sajian Kuliner Angkringan Gadjah Lumping Batu Malang |
Sama seperti di Gadjah Lumping Malang, di Angkringan Gadjah Lumping Batu ini untuk menikmati makanan kita harus mengambilnya di Terminal Bledhug. Di tempat ini telah disediakan berbagai macam makanan dengan cara mengambil sendiri. Setelah memilih makanan dan langsung dihitung di kasir, kita bisa memintanya untuk dipanasi atau dipanggang lagi dan minta diantar oleh penjaga angkringan di meja makan kita.
Wisata Kuliner di Surabaya: Angkringan Ngudi Raos - Gunung Sari
“Angkringan Ngudi Raos”, berlokasi di Jalan Gunungsari 210H, Surabaya. Lokasi tepatnya di depan Pasar Ikan Gunungsari, arah menuju Terminal Wonokromo (Di ruko Angkasa Variasi, karena pada siang hari dipergunakan sebagai toko variasi mobil).
|
Angkringan Ngudi Raos - Gunung Sari |
Angkringan ini menjadi angkringan pertama yang menginspirasi beberapa teman yang ingin membuka usaha seperti ini. Dengan konsepnya ala angkringan tradisonal khas Jogjakarta dan berbagai makanan dan minuman, yang semuanya sama seperti di Jogjakarta. Bahkan terdapat tempat duduk didepan dan samping gerobak, selain tempat duduk santai berbentuk lesehan.
|
Tempat lesehan |
Makanan yang disajikan pun sama dan tidak ada yang berubah, antara lain nasi kucing, berbagai macam sate (dari sate telur puyuh, sate kikil, sate usus ayam, sate bakso ayam, sate bakso ikan dan berbagai macam sate lainnya), gorengan dan banyak lagi lainnya. Begitu juga dengan minumannya, ada wedang uwuh, jahe hangat, kopi joss dan minuman lainya.
|
Sajian kuliner angkringan |
Wisata Kuliner di Jombang: Angkringan Regina
“Angkringan Regina”, berlokasi di Jl. KH. Ahmad Dahlan, di area Alun-alun Kota Jombang, Jawa Timur. Bentuk angkringannya hampir sama dengan angkringan di tempat asalnya Jogjakarta, denga gerobak dorong ditambah dengan dingklik (atau kursi panjag). Dengan berbagai aneka khas sate dan nasi kucing sebagai sajian makannya.
|
Angkringan Regina |
Beberapa minggu yang lalu saya sempat singgah di Alun-alun Kota Jombang, dan mencoba angkringan ini. Sepertinya angkringan ini sudah tidak mangkal lagi, karena disebelah dan disekitarnya sudah terisi dengan pedagang kaki lima lainnya.
|
Kopi Josh |
Sebenarnya dulu, yang sering dinikmati adalah kopi arangnya atau biasa disebut dengan kopi joss, sambil duduk santai menikmati malam. Dulu hanya sekitar Rp. 3.000,- sudah bisa menikmati kopi joss ini. Benar-benar seperti di Jogja.
Wisata Kuliner di Pasuruan: Angkringan Kutho
“Angkringan Kutho”, berlokasi di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo (Depan pabrik karton), Kota Pasuruan, Jawa Timur. Melihat angkringan ini sepertinya mengingatkan angkringan model Solo yang biasa disebut dengan “HIK”. Konsepnya dengan model keranjang pikulan, dengan makanan tertata di sisi pikulan.
|
Angkringan Kutho |
Disebut Angkringan Kutho, bisa jadi karena berada di tengah Kota Pasuruan sehingga ownernya memberi nama angkringan tersebut dengan nama Angkringan Kutho. Sesuai dengan namanya, menurut perkiraan kami, konsep yang dibuat adalah tempat nongkrong untuk anak muda yang juga digunakan untuk ngopi. Kalau melihat angkringan kutho ini memang benar-benar berfungsi sebagai tempat nongkrong, sesuai dengan konsep angkringan sebenarnya, posisi tempat nongkrong pun juga disediakan di luar dengan dudukan bambu sebagai alas, namun juga disediakan tikar dan karpet untuk duduk.
|
Lesehan |
Model angkringan Solo ini menjadi daya tarik bagi saya untuk mencoba lagi angkringan ini pada saat liburan. Ternyata angkringan ini sudah tidak ada di alamat semula di Jl. Wahidin Pasuruan.
----
Wisata Kuliner, menyebut istilah ini memang mengingatkan tentang nikmatnya kuliner dan menikmati suasana yang ada di sekitar tempat kuliner. Sebenarnya ingatan tentang lima tempat tersebut memberikan inspirasi lebih khususnya ide untuk membuat tempat kuliner tersebut, meskpun dengan model: amati, tiru dan modifikasi.
Meskipun sudah tidak ada lagi, namun mudah-mudahan tulisan singkat ini bisa mengingatkan kita tentang tempat tersebut. Apalagi kalau kita memiliki modal sehingga bisa membangun tempat kuliner. Misalnya seperti Angkringan Gajah Lumping atau dengan suasana yang menarik lainnya.