Resensi Antologi Cerpen “Taman Hujan”
Ada yang berbeda dengan resensi kali ini, selain berbeda juga sangat menarik, karena yang dibahas adalah kumpulan cerita dari para cerpenis yang tergabung menjadi satu sehingga terbentuklah sebuah antologi cerpen. Resensi antologi cerpen “Taman Hujan” ini sengaja memberikan informasi bahwa terdapat buku yang berisi kumpulan cerpen penulis terbaik yang harus Anda baca dan tidak boleh dilewatkan. Antologi ini adalah sebuah rangkaian dari agenda Nubar (Nulis bareng) cerpen dengan tema hujan yang diadakan olerh Komunitas (Non Sanggar) Lingkar Studi Sastra Setrawulan (LISSTRA) yang didukung oleh Komunitas Erabuku dan juga lembaga lainnya.
Hujan dipilih menjadi sebuah tema dalam ontologi cerpen ini, yang merupakan perwujudan dari rasa syukur terhadap ciptaan-Nya yang tidak saja memberikan manfaat secara materi, tetapi hujan juga menjadi sebuah gerbang momentum renung untuk mengembangkan proses kreatif kepenulisan, mengingat hujan adalah sebuah ladang imajinasi yang telah banyak ditulis dan dilagukan, namun juga tidak habis untuk diresapi pada setiap ceruk-ceruknya.
Identitas Buku:
- Judul buku: Antologi Cerpen “Taman Hujan”
- Nama pengarang: Abe Bahur, dkk.
- Penerbit: Boega Ketjil.
- Tahun terbit: 2020
- Tebal Halaman: 218 halaman.
- Nomor edisi buku: 978-623-6511-39-8
Resensi Buku – Antologi Cerpen “Taman Hujan”
Antologi cerpen ini ditulis oleh 26 penulis, yang memiliki gaya kepenulisan yang berbeda, apalagi latar belakang setiap penulis yang berbeda-beda, menjadikan setiap penulis memiliki cara dan gaya menulis yang berbeda pula, baik usia, tingkat pendidikan, profesi, maupun torehan perjalanan proses kreatif dan juga prestasi di jagad literasi.
Antologi Cerpen “Taman Hujan” |
Cerpen dalam antologi cerpen ini, antara lain: Hujan dan Air Mata, Berkas Hujan, Senja di Batas Kota, Jiwaku Terjebak Hujan, Hari Itu, November Hujan Hadiah, Kelereng, Sepasang Sayap Papa, Adnan dan Aluna, Petualangan yang Tak Berulang, Hujan dan sahabat, Dalam Rinai Hujan, Kawah Candradimuka Kehidupan, Hujan Bulan Dsember, Tentang Hujan dan Perjuangan, Taman Hujan, Skenario-Mu di Desember, Menanti Hujan Reda , Menanti Kepastian yang Tak Kunjung Nyata, Rinai Asa dan Tujuh Ayat Cinta, Ketika Lonceng Berbunyi, Hujan dan Warung Bakmi Rangga di Suatu Malam, Cintaku Dalam Hujan, Hujan dan Kenangan, Pertemuan di Basah Jalanan Kota, Kado Ulang Tahun untuk Mira, dan Jejak Hujan untuk Mei Yin.
Baca juga: Resensi Novel “Pekat”.
Antologi cerpen ini memang sangat menarik dengan tema yang sangat beragam, seperti hubungan keluarga, cinta, persahabatan dan masih banyak tema lainnya. Tema-tema yang berbeda dalam antologi cerpen ini memberi sebuah nilai tersendiri bagi para pembaca yang ingin menikmati buku dengan tema yang beragam dalam satu buku. Diantara beberapa tema tersebut, tema yang mendominasi adalah tema cinta. Diantara 26 cerepen di antologi cerpen terdapat tiga judul yang sangat mearik bagi saya yaitu Hari Itu, Taman Hujan, dan Jejak Hujan untuk Mei Yin.
Diantara berbagai cerpen itu cerpen dengan judul “Hari Itu” karya dari E. Ruliyanti sangat menarik perhatian saya, hal ini disebabkan kisah cerita dalam cerpen ini, seperti curahan hati penulis dalam kehidupan nyata, sebuah kisah pertemuan dua anak manusia dan harus dipisahkan karena maut. Ditambah keikhlasan sang wanita yang merelakan kepergian suaminya, yang memberikan jalan kemudahan untuk menghadap Ilahi, menjadi sebuah cerita menarik yang bisa dibaca dalam antologi cerpen ini.
Semoga resensi antologi cerpen “Taman Hujan” memberikan informasi dan referensi untuk Anda, yang ingin mendapatkan dan membaca buku berkualitas ini
Belum ada Komentar untuk "Resensi Antologi Cerpen “Taman Hujan”"
Posting Komentar