Sistemasi Bisnis ala Jaya Setiabudi
Sistemasi Bisnis ala Jaya Setiabudi - Dahulu pada saat awal-awal membuka bisnis, setelah resign dari pekerjaan sebelumnya, rasanya iri sekali melihat kawan yang sudah bisa meninggalkan bisnisnya dengan alasan “bisnis jalan, owner jalan-jalan…”. Namun dengan berkembangnya waktu, dan kesabaran untuk fokus pada satu bisnis ditambah dengan datangnya wabah pandemi Covid-19, kesabaran tersebut terjawab, bisnis yang dikelola bersama istri dan saudara ternyata sampai sekarang masih bisa bertahan. Padahal di masa pandemi ini, mempertahankankan bisnis menjadi hal sangat harus disyukuri, hal ini bertolak belakang dengan berbagai usaha yang pernah membuat kami iri. Usaha yang dahulu katanya bisa auto pilot ternyata sudah banyak yang tutup, bahkan ditutup sendiri oleh ownernya.
Memang tidak salah mengharapkan sesuatu yang lebih, namun berharap bebas finansial dan memaksakan bisnis berjalan sendiri tanpa kurangnya pengawasan dari pemilik bisa menjadi simalakama bagi bisnis tersebut nantinya. Kenyataan dilapangan, entah hanya sekedar usaha kecil yang hanya menjual minuman atau bahkan café atau usaha yang besar, pada akhirnya banyak yang tutup, bukan karena barang yang dijual tidak laku, namun yang terjadi adalah timbulnya masalah dari dalam usaha yang dipercaya owner tersebut pada orang yang salah.
Memperkuat Pondasi Bisnis Menjadi Hal Utama
Berbicara tentang bisnis berarti berbicara tentang sebuah proses, apalagi bisnis tersebut adalah bisnis yang baru dibangun dan dirintis, begitu pula dengan sang owner atau pemilik, bila belum terlalu memahami liku-liku bisnis sebaiknya untuk beberapa saat memegang sendiri bisnis yang ingin dikelolanya. Sebenarnya bukan tanpa suatu alasan, namun dengan memahami perkembangan bisnis yang dipegangnya akan membuat seorang pemilik mengerti tentang bagaimana membangun dan mengembangkan bisnis tersebut pada suatu saat nanti.
Namun yang terjdi selalu bertolak belakang, kebanyakan para pengusaha pemula ini membuka bisnis bukan demi bagaimana untuk hidup atau membuka lapangan pekerjaan, namun lebih pada gengsi atau gaya semata, sehingga pada akhirnya berusaha membuka lebh banyak cabang, padahal bisnis yang dirintis tersebut masih bayi, dan bayi tersebut masih premature pula. Hal inilah yang menyebabkan usaha yang didirikan pada akhirnya banyak yang tutup.
Sumber gambar: pixabay.com |
Ada pula yang di awal bisnisnya sangat percaya 100% kepada karyawannya, kemudian bangga bisa jalan-jalan sementara bisnisnya bisa jalan sendiri. Dan yang terjadi adalah masalah mulai timbul satu per satu, mulai dari penggelapan stock dan uang hasil penjualan, dan permasalahan lainnya. Kemudian sedikit demi sedikit laba mulai berkurang, uang kas yang dalam perhitungan harusnya cukup untuk membayar kewajiban, misalnya pada supplier mulai tidak cukup, dan akhirnya owner harus mensubsidi bisnis dan pada akhirnya bisnis tersebut bangkrut.
Baca juga: Restrukturisasi Kredit.
Sebenarnya sejak awal berbisnis, pondasi dasar bisnis harus dimiliki oleh owner apalagi bisnis tersebut baru dibangun, dengan mengetahui detail bisnis, kedepannya owner tidak akan kecolongan atas hal-hal yang tidak diharapkan terjadi.
Memperkuat Bisnis dengan Sistemasi Bisnis ala Jaya Setiabudi
Sengaja saya mengambil sedikit tulisan dari seorang maestro entrepreneur yang membuat saya berani menjadi seorang entrepreneur, yaitu Jaya Setiabudi. Pada intinya ketika ingin melepas bisnis dan ingin fokus pada hal lain, misalnya dalam pengembangan bisnis yang harus diperhatikan adalah keempat pondasi bisnis, yaitu sektor pemasaran, keuangan, operasional dan juga SDM (sumber daya manusia). Memang pada awalnya sangat berat untuk melakukan semua menjadi satu, namun alangkah baiknya kalau semua itu dilakukan setahap demi setahap, sama halnya dalam membangun bisnis bahwa berbisnis adalah berproses.
Sistemasi bisnis itu sendiri menurut Kang Jaya adalah hal-hal yang telah dilakukan Owner dan tim bisnis dalam melakukan kegiatan keseharian dan terbukti telah berhasil. Sistemasi ini menjadi langkah menuju duplikasi keberhasilan.
Sistemasi Bisnis ala Jaya Setiabudi (Sumber gambar: hot.yukbisnis.com) |
Dari empat hal yang harus dilakukan, terdapat alasan tersendiri mengapa 4 hal tersebut diberi nomor, selain menjadi prioritas, juga menunjukkan hal yang harus dilakukan terlebih dahulu.
1. Pemasaran
Pemasaran menurut Kang Jaya Setiabudi, menjadi hal utama, karena kalau tidak ada uangnya maka apa yang akan dikelola dan apa yang akan disistemkan. Untuk itu, produk harus sudah diuji di lapangan, maka yang menjadi penting dalam tahap ini adalah sudah membukukan tahapan-tahapan agenda pemasaran sejak hari pertama dan promosi secara berkala.
Selain produk, hal yang menjadi penting dalam proses pemasaran adalah pemilihan lokasi. Dari survey yang dilakukan Kang Jaya, 90% waralaba lokal tidak memiliki ilmu untuk menentukan lokasi yang tepat. Jika lokasi salah, maka sama halnya dengan memancing ikan di kolam yang salah.
Baca juga: Tips Sukses Bisnis "Mengatur Perputaran Modal Bisnis Kuliner".
Mengutip dari Kang Jaya Setiabudi, “Jika suatu perusahaan menjual waralaba yang masih di bawah 1 tahun berdiri dan belum terbukti memiliki cabang-cabang (beda wilayah) yang berhasil, kemungkinan besar itulah Franchise Tipu-tipu alias Jual Gerobak ngaku Franchise.”
2. Keuangan
Bagi sebuah usaha, laporan keuangan menjadi hal yang sangat penting yang akan menunjukkan indikator usaha. Agak kaget juga dengan yang disampaikan Kang Jaya, bahwa jarang ada waralaba lokal yang bisa memberikan output sampai laporan keuangan yaitu laba rugi dan neraca. Dan pada kenyataannya, mereka terjebak dengan laba semu yang pada akhirnya tidak bisa membayar sewa tempat untuk jualan waralabanya.
3. Operasional
SOP menjadi hal utama yang bisa dikatakan ribet, apalagi bagi mereka yang baru memulai bisnis. Cara yang paling mudah yang bisa dilakukan adalah dengan membuat sedikit demi sedikit dengan melakukan imitasi pada berbagai dokumen yang ada diinternet dengan menyesuaikannya dengan kondisi bisnis yang dilakukan. Atau hal mudah bisa menggunakan alat bantu seperti checklist untuk menghindari dari kelalaian.
4. SDM
Point ke empat menjadi point berat yang selalu dihadapi seorang pebisnis, apalagi seorang pebisnis pemula, yang mau dan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Padahal sejatinya merekrut karyawan yang bagus dari sisi attitude dan tepat menjadi penentu 50% kemenangan dalam tim, sisanya adalah pelatihan, kejelasan pekerjaan, penilaian dan juga jenjang karir (Jaya Setiabudi).
Tidak ada yang mudah selama kita mau memulai dan mempersiapkan bisnis. Semoga sedikit catatan tentang Sistemasi Bisnis ala Jaya Setiabudi memberikan manfaat untuk Anda yang ingin membangun dan membuka bisnis yang Anda sukai.
Belum ada Komentar untuk "Sistemasi Bisnis ala Jaya Setiabudi"
Posting Komentar