Resensi Novel “Rindu Purnama”
Satu lagi novel bagus dan menarik yang sangat layak untuk dibaca, apalagi dengan tema keluarga, menjadikan tema ini sangat pas yang meMberikan penggambaran tentang pentingnya keharmonisan keluarga dan makna kehidupan. “Rindu Purnama” seolah menjadi pengobat rindu akan kehadiran buku atau novel yang menghibur, sekaligus memberikan semangat, motivasi dan juga pelajaran tentang hidup. Begitu pula dalam resensi novel “Rindu Purnama” ini yang akan memberikan sedikit cuplikan kecil, mengapa Anda harus memiliki novel bagus ini.
Novel “Rindu Purnama” |
Novel menarik ini ditulis oleh dua penulis besar saat ini, yaitu Tasaro GK dan A. Fuadi. Tasaro adalah akronim dari namanya yaitu Taufik Saptoto Rohadi yang kemudian ditambahkan GK yang merupakan singkatan dari Gunung Kidul. Sedangkan A. Fuadi adalah seorang penulis yang memulai karirnya dari wartawan dan juga penulis novel terkenal Negeri 5 Menara.
Identitas Buku:
- Judul: Rindu Purnama.
- Penulis: Tasaro G.K..
- Penerbit: PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta.
- Tahun terbit : Cetakan pertama Januari 2011.
- Tebal buku: vi + 348 halaman.
- ISBN: 978-602-8811-19-4.
Resensi Buku “Rindu Purnama”
Pada initinya, kisah ini mengangkat cerita tentang anak jalanan yang tinggal di rumah singgah, yang saat di rumah singgah dan bertemu dengan Bang Gaj Ahmada, namanya diganti nama dari Imas menjadi Rindu. Berbagai kisah dikisahkan dalam cerita tersebut, saat itu Rindu harus berjuang mencari nafkah menjual koran, dan setelah koran atau tabloid tersebut bangkrut, akhirnya Rindu bersama teman kecilnya beralih menjadi pengamen.
Sama halnya dengan kisah anak jalanan lainnya, yang takut akan kejaran Petugas Satpol PP, hal yang sama juga dialami Rindu beserta teman-temannya yang lain. Dan pada akhirnya, Rindu terkena amnesia ringan, karena dirinya tertabrak mobil milik Surya, yang merupakan seorang pengusaha properti yang gila akan kerja dan senang hidup sendiri. Rindu pun akhirnya ditolong oleh Pak Pur, sopir Surya dan juga Surya yang berusaha ingin menyembuhkannya. Hal ini menjadikan mereka semakin dekat.
Baca juga: Resensi Novel Dwilogi Padang Bulan “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”.
Hal menarik dalam cerita ini adalah karena efek amnesia yang membuat Rindu lupa akan namanya sendiri, akhirnya Surya memanggil Rindu dengan Purnama. Rindu pun akhirnya dirawat oleh pembantu Surya, yaitu Bu Pur dan Pak Pur. Namun pada akhirnya Rindu kabur saat Rindu diantar berobat dalam rangka penyembuhan amnesia yang dialami Rindu.
Rindu akhirnya bertemu dengan anak-anak kolong, salah satunya Andrea, dan mereka pun selalu berdua, dan pada akhirnya Rindu bisa kembali ke rumah ssinggah. Di satu sisi terdapat cerita menarik, antara Surya dan Moniqe, putri dari Presiden Direktur yang sangat pintar, angkuh dan sombong. Ketertarikannya pada Surya membuat Monique menjadi posesif pada Surya, apalagi Surya mulai dekat dengan Sarah, karena Rindu.
Kelebihan Novel Rindu Purnama
Terlepas dari kisahnya yang menarik, mengharukan apalagi di balik kisah Rindu, juga terdapat kisah cinta antara Gaj Ahmada dan Sarah, juga kisah Surya dan Monique yang menarik untuk diikuti. Mengapa novel ini harus dimiliki? Karena di dalam novel ini juga diselipkan interlude yang ditulis oleh A. Fuadi dengan kisah dan pemahaman yang sangat mengena bagi para pembaca novel Rindu Purnama ini.
Novel “Rindu Purnama” |
Selain kisahnya yang menarik, terdapat pesan moral yang bisa kita ambil, bahwa tidak selalu kebahagiaan menurut kepala kita sama dengan kebahagian yang didambakan orang lain.
Kekurangan Novel Rindu Purnama
Cerita novel Rindu Purnama ini memang menarik, namun yang menjadikan para pembaca penasaran adalah pembaca seperti diminta menebak bagaimana akhir perjalanan Rindu, hubungan asmara antara Gaj dan Sarah, juga hubungan antara Surya dan Monique, begitu pula dengan akhir hubungan Toh dengan Sarah.
Itu dia, sedikit resensi novel “Rindu Purnama” karya Tasaro G.K., semoga bermanfaat, menghibur dan menginspirasi kita semua.
Belum ada Komentar untuk "Resensi Novel “Rindu Purnama”"
Posting Komentar