Demam Kawasaki dan Tanda-tandanya
Hidup sehat sudah menjadi hal yang sangat penting saat ini, apalagi sejak wabah pandemi Covid-19 ini melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bahkan berbagai hal yang mirip dengan flu, seperi batuk biasa, banyak yang mengira dan khawatir terkena virus yang belum ditemukan obatnya ini. Diantara berbagai penyakit yang harus diwaspadai tersebut adalah demam Kawasaki. Tentu saja anak yang sakit apalagi balita, pasti membuat para ibu khawatir, ditambah lagi dengan timbulnya bercak merah. Pasti banyak yang mengira si kecil terkena campak atau demam berdarah, padahal sebenarnya bisa bukan. Untuk itu, mengenal demam Kawasaki dan tanda-tandanya menjadi hal penting yang harus diketahui kita semua apalagi para orang tua.
Memang patut diakui bahwa semua hal yang berhubungan dengan si kecil, apalagi kalau sakit pasti membuat khawatir, khususnya bagi orang tua. Begitu pula dengan demam Kawasaki, apabila telat diketahui, bisa menyerang pembuluh darah jantung yang memicu penyakit jantung koroner di usia muda.
Apa itu Demam Kawasaki
Penasaran dengan penyakit tersebut, apalagi dengan kekhawatiran yang tanda-tandanya hampir sama dengan gejala seseorang terkena dan tertular virus Covid-19, maka setelah mencari berbagai informasi, terdapat informasi menarik yang ditulis Christantowati & Margareta Amelia yang pernah dimuat dalam Tabloid Intisari Edisi No. 535, demam Kawasaki adalah kondisi demam yang diduga dipicu oleh gangguan sistem kekebalan tubuh yang didahului oleh infeksi bakteri Staphyloccocus aureus atau A. streptococci, selain itu juga diduga disebabkan tungau, sehingga bakteri tersebut menjadi lebih aktif di tungau dan saat berpinah ke anak, apalagi saat daya tahan tubuh kurang, yang mengakibatkan muncul gejala tersebut.
Foto: vietnamtimes. |
Menurut dr Najib Advani, SpAK, Mmed Paed, Ahli jantung anak dari Subbag Kardiologi Anak, FKUI – RSCM, Jakarta, “Pada demam Kawasaki, demam bisa mencapai 39 derajat Celsius dan tidak turun selama lima hari. Penyakit ini 80% menyerang balita, dan terbanyak 50% pada usia 1 sampai 2 tahun dan pada 20% sampai 70% lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Dan jarang ditemukan pada usia di bawah 3 bulan, mungkin karena bayi masih mendapat kekebalan dari ASI dari ibunya atau gejalanya masih ringan hingga tidak ketahuan.”
Berbicara tentang demam Kawasaki, demam ini ditemukan Tomisaku Kawasaki pada tahun 1967, yang melaporkan adanya 50 anak yang menderita demam akut, yang disertai dengan bercak-bercak merah di kulit dan benjolan di leher. Kawasaki mendiagnosis hal ini sebagai ‘infatile acute febrile mucocutaneus lymphnode syndrome’. Penyakit ini mulai dikenal luas di luar Jepang sejak tahun 1974, setelah Tomisaku Kawasaki bersama empat temannya melaporkannya dalam jurnal Pediatrics.
Sesuai dengan namanya, maka penyakit ini menggambarkan tempat munculnya gejala, yaitu pada kelenjar getah bening (lymph-node), mukosa (selaput lendir) dan kulit (mucocutan). Yang juga merupakan penghormatan pada sang penemu, membuat penyerang pembuluh darah ini disebut penyakit Kawasaki.
Tanda Demam Kawasaki
Siapa yang menyangka kalau demam Kawasaki ini tidak bisa disepelekan. Apalagi penyakit ini pandai mengelabui, sekilas mirip gondong, campak, tifus, infeksi saluran kencing karena ada darah putih di air seni dan juga alergi obat.
Terdapat 6 gejala difase akut atau 10 hari pertama (Christantowati & Margareta Amelia), yaitu:
- Demam.
- Mata merah.
- Bibir, lidah dan mulut berwarna kemerahan.
- Bengkak kemerahan pada telapak.
- Kulit kemerahan.
- Pembesaran kelenjar getah bening leher.
1 | Demam.
Gejala awal Kawasaki ditandai dengan demam tinggi sampai 41 derajat Celsius dan hilang timbul, pada kisaran 38 sampai 41 derajat Celsius, namun tidak pernah pada suhu normal 37,5 derajat Celsius. Demam ini tidak bereaksi terhadap antibiotik asetaminofen dan ibuprofen pada kondisi normal.
2 | Mata merah.
Hal ini ditandai juga dengan radang dengan adanya tanda kemerahan pada mata, namun tanpa kotoran mata.
3 | Bibir, lidah dan mulut berwarna kemerahan.
Terjadi perubahan pada mulut, yaitu dengan bibir merah terang, kemudian pecah berdarah, lidah merah dan kemerahan rata pada mulut.
4 | Bengkak kemerahan pada telapak.
Perubahan pada tangan dan kaki dengan adanya bengkak kemerahan di telapak.
5 | Kulit kemerahan.
Ditandai dengan perubahan pada kulit dengan warna kemerahan, yang bisa terjadi di wajah, tubuh, tangan dan kaki. Hampir menyerupai biduran dan gatal, bisa mirip seperti campak.
6 | Pembesaran kelenjar getah bening leher.
Terjadi pembesaran pada kelenjar getah bening leher, meskipun hanya terjadi pada sekitar 50% kasus, dan lebih sering di satu sisi berukuran lebih dari 1 ½ cm.
Baca juga: Diabetes pada Anak.
Hal inilah yang membedakan antara Kawasaki dengan campak. Pada campak demam akan menhilang setelah bercak kemerahan timbul, sedangkan pada Kawasaki, demam tersebut menetap. Pada campak, batuk pilek menonjol, sedangkan pada Kawasaki, batuk jarang atau bahkan tidak ada. Pada campak, mata kemerahan dengan disertai kotoran mata, namun pada Kawasaki tanpa disertai dengan kotoran mata. Pada tahap penyembuhan, pada campak, bercak merah menjadi menghitam, namun pada Kawasaki pada 11 sampai 25 hari gejala Kawasaki, kulit jari-jari tangan atau kaki akan megelupas.
Tips Mengatasi Demam Kawasaki
Untuk mengatasi penyakit Demam Kawasaki ini kuncinya terdapat pada “EWS” atau early warning system atau biasa disebut dengan melakukan diagnosis sedini mungkin. Khususnya pada bayi laki-laki dengan usia kurang dari 1 tahun, dengan demam lebih dari 4 hari dengan tanda adanya bercak merah dan mata merah, maka Anda bisa mencurigainya sebagai penyakit Kawasaki.
Jangan ragu untuk membawanya ke dokter lain, apabila dokter pertama menyatakan tidak perlu ada yang harus dikhawatirkan. Maka langkah tepat adalah membawanya ke dokter jantung anak, yang bisa menangani penyakit Kawasaki.
Kalau ada pertanyaan mengapa harus melibatkan dokter jantung anak? Jawabannya adalah meskipun tidak menular, namun pada penyakit Kawasaki, terkadang terjadi komplikasi radang selaput jantung, radang sendi, radang selaput otak, radang pembuluh darah, khususnya pembuluh darah koroner, melebar dan menggembung di tempat tertentu, yang bisa menyebabkan terjadinya sumbatan atau penyempitan pada bagian dalam hingga aliran darah ke otot jantung menjadi terganggu, yang memicu serangan jantung, sehingga penderita harus beristirahat penuh.
Itu dia sedikit informasi tentang demam Kawasaki dan tanda-tandanya. Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Demam Kawasaki dan Tanda-tandanya"
Posting Komentar