Bambu dan Seribu Manfaatnya
Tumbuhan yang satu ini sangat sering terlihat kalau sedang menikmati pemandangan alam di pedesaan. Keberadaannya membuat suasana pedesaan menjadi terlihat alami. Namun, dibalik keindahannya, tanaman ini memiliki banyak manfaat. Bambu... Ya bambu dan seribu manfaatnya memang menjadi tanaman yang layak dibahas kali ini. Bahkan dahulu saat jaman perjuangan kemerdekaan, bambu juga menjadi senjata yang sangat ditakuti para penjajah yang disebut dengan bambu runcing.
Dengan berkembangnya jaman dan perkembangan masyarakat, bambu juga sudah dikenal sebagai bahan konstruksi karena kekuatan dan keuletannya, selain digunakan sebagai bahan konstruksi, bambu juga memiliki banyak manfaat sebagai bahan obat. Cina bahkan sudah bisa memanfaatkan bambu dan mendapatkan keuntungan dalam bentuk devisa dari bambu.
Bambu di Indonesia
Menarik sekali membahas tentang berbagai hal yang ada disekitar kita, bambu menjadi salah satunya. Begitu pula informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan bambu ini yang terinspiurasi dari tulisan Y. Sariyono yang pernah dimuat dalam Tabloid Intisari Edisi No. 482. Sebelum dikenal sebagai bambu, terdapat dua kata kuno yang sering digunakan saat itu, yaitu buluh dan kata “aur”. Kata tersebut berarti tanaman bambu. Tanaman bambu sendiri termasuk tanaman rakyat, meskipun saat ini orang sudah sangat jarang menanam tanaman bambu ini.
Bambu (Foto: bambooproductsdepot.) |
Di desa pada jaman dahulu, hampir di setiap rumah menanami lahan belakang rumahnya dengan bambu. Saat lahan mulai dibutuhkan untuk membuat rumah untuk kebutuhan menampung anggota keluarga atau karena adanya kebutuhan, perlahan lahan ini pun harus direlakan untuk dijual, yang menjadikan tanaman bambu ini secra perlahan mulai tersingkirkan. Saat ini bambu sering terlihat ada di daerah tepian sungai.
DI Indonesia, tanaman bambu memiliki banyak jenisnya, yang tersebar di seluruh penjuru. Begitu pula populasi bambu di dunia, yang tidak terbatas hanya di daerah tropis saja, bambu terhimpun dalam 70 marga dengan 800 sampai 1000 jenis. Diantaranya sekitar 60 sampai 100 jenis, tumbuh di Indoensia.
Terdapat empat jenis atau marga yang dibudidayakan, antara lain:
- Bambusa.
- Dendrocalamus.
- Gigantochloa.
- Schizostachyum.
Bambu duri (Bambusa blumena) atau di Jawa disebut sebagai pring ori misalnya, sering digunakan sebagai tiang penyangga bangunan, karena memiliki garis tengah yang besar, dinding batang yang tebal dan ruasnya relatif pendek. Jenis bambu yang populer lainnya, yaitu bambu petung (Dendrocalamus asper), bambu gombong (Gigantochloa psedoarundinacea).
Di Pulau Jawa, dari dahulu sanpai sekarang terdapat bambu, yaitu bambu apus, yang sering dimanfaatkan sebagai keranjang dan alat apur, seperti bakul tempat nasi. Selain peralatan masak, tidak jarang sering kita temui, bambu juga dipergunakan sebagai furniture, seperti meja kursi dari bambu, yang membuatnya tampak eksotis.
Karakteristik Bambu
Bambu memang tanaman yang artistik, sosok bambu ini umumnya tinggi langsing, dengan tinggi yang bervariasi antara 7 sampai 30 meter tergantung dari jenisnya. Batang bambu pun terbagi dalam buku dan ruas dengan garis tengah antara 1 cm sampai 20 cm.
Pada bambu yang masih muda, tiap ruasnya dilindungi oleh selubung pelepah bambu. Bagian luar pelepah ditumbuhi miang, yaitu bulu halus berwarna kehitaman yang menimbulkan rasa gatal kalau tersentuh kulit.
Baca juga: Gamal, Tanaman Istimewa Penahan Erosi.
Meskipun bisa menjulang tinggi sampai ketinggian puluhan meter, bambu masih termasuk anggota keluarga besar suku rumput-runputan (Gramineae). Namun terdapat ciri khas yang tidak dimiliki rumput lain, yaitu sosoknya yang berkayu dan bercabang. Sedangkan ciri lainnya memiliki kesamaan, termasuk pada struktur bunga yang sangat kecil, antara 2 mm sampai 7 mm panjangnya, dengan dua atau lebih floret yang tumbuh di sepanjang tangkai yang membentuk buliran.
Yang menarik dengan bambu, adalah tumbuhnya bunga pada bambu. Bunga bambu baru bisa dilihat setelah bambu berumur 30 atau 35 tahun. Setelah itu, rumpun yang berbunga tersebut akan mati. Sama halnya dengan jenis rumput lainnya, bambu juga memiliki rimpang. Bagian ini termasuk bagian yang rumit, bercabang dan menjadi dasar tumbuhan. Letaknya berada di dalam tanah. Rimpang ini yang membuat bambu cocok untuk ditanam di lahan berlereng untuk mengurangi ancaman tanah longsor.
Rimpang bambu di Indonesia termasuk simpodial, artinya bagian dasar rimpangnya pendek dan tebal dengan ujung tubuh ke atas. Hal inilah yang membedakan dengan rimpang monodial yang membuat bambu tumbuh menyebar.
Manfaat Bambu
Bambu termasuk tanaman yang sering dipakai untuk berbagai keperluan, karena bentuk dan kekuatannya, termasuk juga untuk kebutuhan rumah tangga dan kooditas perdagangan. Bahkan di luar negeri, bambu sudah dibudidayakan secara serius dan menjadi sumber devisa yang sangat penting.
Di Cina, bambu mampu memberikan peningkatan taraf yang tinggi di bidang sumber daya ekonomi, lingkungan dan kebudayaan.
Menurut Ir. Endah Suwarni, M.Sc, yang merupakan pakar perbambuan, “Apabila budidaya bambu benar-benar diperhatikan dan pemanfaatannya dimaksimalkan, akan mampu mendongkrak nilai ekonomu bambu, sekaligus bisa meningkatkan penghasilan masyarakat pengguna bambu, bahkan tanaman bambu bisa dijadikan sebagai alternatif untuk menggantikan pohon yang tidak boleh ditebang akibat kebijakan moratorium logging.”
Baca juga: Anthurium, Antara Hobi atau Pencetak Uang?
Yang menarik, seluruh bagian tanaman bambu, mulai dari akar sampai ujung daun, bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal yang bernilai ekonomi tinggi, apalagi dengan teknologi yang sudah didukung dengan riset dan pengembangan secara berkesinambungan bambu bisa menjadi komoditas industri.
Bambu juga menjadi bahan terciptanya ribuan produk yang benar-benar dibutuhkan kehidupan masa kini, seperti obat-obatan, makanan, perabot rumah tangga, kertas, jembatan, rumah dan berbagai manfaat lainnya.
Bambu ternyata bisa pula dimanfaaatkan untuk bahan baku kertas. Jenis bambu yang pas untuk kebutuhan tersebut adalah bambu perling (Schizoschyum zollingeri) yang tumbuh liar di hutan-hutan dataran rendah di Indonesia bagian barat sampai ketinggian 300 meter di atas permukaan laut, bambu ini bercirikan daun pada pelepah bambu pendek dan melebar. Bambu perling dengan ciri khas dindingnya yang tipis dan mudah dibelah. Bambu ini sangat cocok untuk dipakai sebagai bahan anyam-anyaman halus. Sepeti orang Sumatra Barat yang sering memanfaatkannya untuk memasak nasi lemang, yaitu ketan yang dimasak dalam ruas bambu.
Selain dipergunakan sebagai bahan peralatan seperti yang disampaikan di atas, bambu juga bisa dimakan, dan bagian yang enak dimakan dan merupakan bahan makanan yang lezat adalah tunas muda yang sering disebut dengan rebung. Rebung ini sering dimasak sebagai sayur atau menjadi isian lumpa.
Rebung (Foto: parentinghealthybabies.) |
Bahkan siapa yang mengira dari hanya bahan rebung bisa dihasilkan pakan ternak, diekstraksi untuk mendapatkan selenium, sedangkan sisa prosesnya dijadikan sebagai bahan media kultivasi jamur. Tidak hanya itu saja, bagian pada kulit rebung juga bisa dijadikan ekstrak bahan obat.
Dari bahan tunas muda atau rebung tersebut menurut buku “Indonesaian Heritage: Tetumbuhan”, semua jenis rebung bisa dimakan, kecuali dari beberapa jenis tertentu yang harus diolah untuk menghilangkan rasa pahitnya. Rebung terbaik berasal dari bambu betung Dendrocalamus asper. Namun, di beberapa daerah seperti di Jawa Timur, batang bambu betung ini memiliki harga yang sangat tinggi sebagai bahan bangunan, sehingga rebungnya jarang digunakan untuk sayur.
Menurut Ir. Endah Suwarni, M.Sc, rebung bambu mengandung bahan-bahan yang berkhasiat untuk menghilangkan keracunan, menghilangkan dahak, memperlancar pencernaan dan juga melangsingkan tubuh. Di Cina, rebung sudah menjadi menu pokok harian penduduk Cina selain nasi.
Menarik bukan? Semoga informasi tentang bambu dan seribu manfaatnya ini bermanfaat dan menjadi referensi dan tambahan pengetahuan, khususnya tentang bambu.
Belum ada Komentar untuk "Bambu dan Seribu Manfaatnya"
Posting Komentar