Jantung Koroner pada Anak Muda
Kaget, sedih dan berbagai rasa, sepertinya campur aduk menjadi satu, saat mendengar seorang kawan yang secara umur dibanding kami dalam satu grup dirinya paling muda, dan pada pagi hari tadi menghembuskan nafas yang terakhir. Bagaimana tidak kaget, tadi malam masih meeting bersama membicarakan berbagai pekerjaan urgent untuk jadwal pekerjaan minggu depan. Sejak itu, kami tersadar ternyata perkara terkena jantung bukan urusan orang yang sudah tua saja. Jantung koroner pada anak muda ternyata sudah merebak sejak beberapa tahun lalu, namun kami belum menyadarinya.
Jantung koroner pada anak muda (Foto: frazzl.thegodscafe.com) |
Sampai sekarang masih banyak orang yang meremehkan kehadiran serangan jantung ini. Banyak yang menganggap bahwa jantung koroner hanya monopoli orang yang sudah tua atau mereka yang sudah berumur 60 tahun ke atas. Namun, jaman semakin berubah, begitu pula dengan pola hidup dan gaya hidup, yang menjadi penyebab banyaknya anak muda mulai terserang jantung koroner.
Jantung Koroner Merupakan Penyakit Jantung yang Disebabkan oleh Tersumbatnya Pembuluh Arteri Koroner
PJK atau penyakit jantung koroner, saat ini menjadi salah satu momok yang menakutkan bagi setiap orang, mulai dari yang usia muda sampai tua. Menurut dr. Rudy Atmoko SpJP yang merupakan salah seorang dokter di RSU dr. SUTOMO Surabaya yang disampaikan dalam rubrik tanya jawab Tabloid Nyata, menyebutkan bahwa mereka yang masuk dalam usia produktif dalam kisaran 25 sampai 40 tahun juga tidak aman dari serangan PJK ini.
Penyebab penyakt jantung koroner ini menurut dr. Rudy adalah terjadinya penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri koroner yang disebabkan penumpukan zat-zat lemak (kolesterol dan trigliserida) yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi.
Hal ini mengakibatkan aliran darah ke jantung menjadi berkurang, karena jalannya menjadi sempit atau tersumbat. Maka kerja jantung sebagai pemompa darah menjadi terganggu, dan si penderita akan kekurangan oksogen (begitu pula dengan zat-zat gizi) karena aliran darah ke jantung berkurang. Hal ini yang menyebabkan seorang penderita PJK yang mendapatkan serangan jantung biasanya akan mengalami sesak napas.
Baca juga: Tips Mengontrol Kadar Glukosa Darah.
Penyakit jantung koroner tentu saja tidak boleh dianggap remeh, karena bisa terjadi gangguan irama jantung. Selain itu, nyeri dada yang berasal dari jantung dan yang paling gawat, yaitu terjadinya “serangan jantung”.
Serangan jantung sendiri terjadi karena disebabkan otot jantung yang tidak berfungsi, yang membuat jantung tidak bisa memompa darah secara optimal. Sedangkan kebutuhan oksigen untuk seluruh tubuh yang tidak bisa optimal disebut dengan “gagal jantung”.
Hal ini berimbas pada pasokan oksigen ke otak. Apabila otak kekurangan oksigen dan tidak segera ditangani, bisa menyebabkan terjadinya kematian. Namun, apabila terjadi buntu atau penyumbatan pembuluh darah di otak, hal ini bisa mengakibatkan stroke.
Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Menurut dr. Rudy Atmoko, SpJP, terdapat 3 (tiga) penyebab jantung koroner, antara lain:
- Pola makan.
- Stress.
- Lingkungan.
1 | Pola Makan.
Pola makan sangat berpengaruh pada timbulnya penyakit jantung kooner. Saat ini terjadi pergeseran pola makan, dahulu sebelum dikenalnya berbagai jenis makanan yang beraneka ragam seperti junk food dan lain-lain, makanan tidak mengandung kolesterol atau lemak tinggi. Namun sekarang, yang terjadi sebaliknya, di antara kita atau malah di lingkungan tempat tinggal kita sudah banyak ditemui makanan siap saji atau fast food yang banyak mengandung kadar lemak jenuh tinggi.
Tentunya karena makanan tersebut cepat saji, maka makanan tersebut biasa dikonsumsi sambil bekerja, khususnya dikonsumsi oleh mereka yang bekerja di balik meja. Hal ini membuat tidak terasa kolesterol akan membuat penumpukan lemak dan pada akhirnya mengalami kegemukan.
Dan yang menyedihkan, kegemukan adalah sumber gangguan kesehatan, mulai dari hipertensi sampa diabetes melitus. Apabila tidak diatasi dengan cara berolahraga, kolesterol ini lama kelamaan akan menumpuk dan terjadi terhambatnya pembuluh darah jantung, dan pada akhirnya terjadi penyakit jantung koroner dan stroke.
2 | Stress.
Stress sangat berhubungan dengan adrenalin. Apabila seseorang mengalami stress maka zat adrenalin dalam tubuh akan mengalami peningkatan. Hal ini berdampak pada meningkatnya manifestasi penyakit jantung.
Proses meningkatnya manifestasi penyakit jantung tersebut ditandai dengan degup jantung yang meningkat dan dinding pembuluh darah yang kaku. Apabila terjadi demikian, maka akan mudah terkena penyakit jantung koroner dan stroke.
Maka cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stress adalah dengan mengontrol stres tersebut.
3 | Lingkungan.
Banyaknya polusi ditambah gas buang dari pabrik dan kendaraan menyebabkan polusi udara. Udara yang tercemar akan terhirup dan larut dalam darah, hal ini akan merusak dinding dalam pembuluh darah yang mengakibatkan rentan menderita penyakit jantung koroner.
Jantung Koroner Gejala
Mengetahui dan memahami penyakit jantung koroner menjadi hal terbaik yang bisa dilakukan agar tidak terkena penyakit jantung koroner ini. Terdapat beberapa gejala yang menjadi indikator terkena penyakit jantung koroner ini, antara lain:
- Nyeri pada dada. Lokasi nyeri memang tidak ditunjuk dengan jari, namun bisa dirasakan seperti menyebar di seluruh dada. Bisa menjalar ke lengan kiri, rahang, seperti dicengkeram atau terbakar. Bila sudah terjadi serangan jantung, rasa nyeri bisa lebih dari satu menit.
- Mengalami keringat dingin. Hal ini disebabkan meningkatnya aktivitas saraf simpatis yang aktif saat manusia mengalami stress, baik stres fisik maupun psikis.
- Pingsan. Hal ini terjadi karena kegagalan jantung untuk memompa darah dalam jumlah optimal ke otak, sehingga kehilangan kesadaran atau pingsan.
- Berdebar. Rasa dan sensasi berdebar timbul apabila jantung berdenyut dengan frekuensi di luar batas normal (denyut jantung normal manusia berkisar antara 60 sampai 100 kali per menit).
- Sesak napas. Hal ini disebabkan karena jantung tidak dapat memompa seluruh isinya keluar, sehingga aliran darah dari paru yang akan kembali ke jantung mengalami hambatan, yang mengakibatkan terjadinya penimbunan darah di paru yang bisa menimbulkan penimbunan darah di paru yang bisa menimbulkan sensasi sesak napas.
Apabila gejala seperti tersebut di atas terjadi, maka segera hentikan aktivitas agar denyut jantung menurun dan kebutuhan oksigen otot jantung menjadi berkurang.
Tips Mencegah Penyakit Jantung Koroner
Mencegah lebih baik daripada mengobati, sepertinya menjadi hal utama yang bisa dilakukan untuk bisa terhindar dari serangan penyakit jantung koroner dan stroke. Hal mudah yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah gaya hidup, caranya dengan mengendalikan faktor risiko, seprti kegemukan dan kolesterol, alkohol, merokok, hipertensi dan kurangnya olahraga.
- Hindari kegemukan dan kolesterol tinggi.
- Berhentilah merokok.
- Menghindari alkohol.
- Menstabilkan tekanan darah.
- Berolahraga.
Baca juga: Tips Sehat dengan “Teknik Baru untuk Menurunkan Kadar Kolesterol”.
1 | Hindari kegemukan dan kolesterol tinggi.
Untuk mencegahnya bisa dilakukan dengan mengonsumsi buah-buhan, sayuran, makanan makanan beserta dan ikan. Dan juga kurangi mengonsumsi daging yang berlemak, makanan kecil (camilan), makanan dengan kalori tinggi dan banyak mengandung lemak jenuh lainnya.
Makanan yang banyak mengandung kolesterol (LDL kolesterol) akan tertimbun dalam dinding pembuluh darah dan akan menyebabkan aterosklerosis yang menjadi pemicu penyakit jantung dan stroke.
2 | Berhentilah merokok.
Sebisa mungkin untuk menghindari asap rokok dari lingkungan. Nikotin dan tar dalam rokok bisa menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri, dan meningkatkan faktor pembekuan darah yang bisa memicu penyakit jantung dan stroke.
Para perokok ini memiliki peluang dua kali lipat lebih tinggi dibanding mereka yang bukan perokok terkena jantung koroner dan stroke.
3 | Menghindari alkohol.
Alkohol bisa menaikkan tekanan darah, mengentalkan darah, memperlemah jantung dan menyebabkan penyempitan arteri.
4 | Menstabilkan tekanan darah.
Bagi Anda yang menderita hipertensi, maka yang harus dilakukan adalah menjaga supaya tekanan darah stabil dengan target di bawah 130/80 dan hal ini tidak pandang umur. Untuk itu, Anda bisa mengurangi garam, menghindari rokok dan stress.
5 | Berolahraga.
Lakukan olahraga secara teratur dan juga sesuai tubuh, minimal 2 kali dalam seminggu dan cukup 20 menit.
Tiga faktor, yaitu pola makan, stres dan lingkungan memang menjadi penyebab terbesar terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke, ditambah lagi bila Anda memiliki faktor risiko, seperti penderita hipertensi, perokok berat, kadar lemak dalam darah yang tinggi, gangguan pembuluh darah, gangguan pembuluh jantung, mengalami obesitas, kurang aktivitas fisik atau berolahraga, pecandu alkohol dan juga pemakai narkoba. Semoga informasi di atas tentang “Jantung koroner pada anak muda” bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi Anda yang ingin terhindar dari penyakit jantung koroner.
Belum ada Komentar untuk "Jantung Koroner pada Anak Muda"
Posting Komentar