Tambelo, Si Kerang yang Jago Ngebor
Indonesia memang kaya akan hasil laut, begitu banyak flora dan fauna laut Indonesia. Namun, diantara aneka ragam fauna laut, terdapat hewan laut yang kehadirannya bisa merugikan nelayan, meskipun bentuknya seperti cacing, namun karena kekuatannya yang bisa melubangi kayu yang terendam air laut, termasuk melubangi perahu milik nelayan yang akan melaut. Tambelo, si kerang yang jago ngebor ini menjadi musuh abadi manusia karena menyerang semua material kayu yang terendam di perairan laut.
Mengenal berbagai satwa laut termasuk menarik, apalagi dengan hadirnya tambelo yang mampu mengebor kayu yang terendam. Tertarik dengan tulisan Haris Kai dan Yds Agus Surono yang pernah di muat dalam Majalah Intisari Edisi No 502 tentang tambelo, maka di bawah ini disampaikam tentang berbagai hal yang berhuhungan dengan keberadaan tambelo termasuk kelebihannya sebagai bahan makanan.
Tambelo Si Cacing yang Bukan Cacing
Bentuknya seperti cacing tapi bukan cacing, bahkan masuk dalam keluarga kerang, karena bertopi cangkang, itulah tambelo. Tambelo memiliki berbagai jenis, seperti Dicyathifer manni, Spathoteredo obtusa dan Bactronophorus torachites, termasuk jenis tambelo yang sangat rakus. Tambelo memang mampu membuat terowongan di dalam kayu sepanjang lebih dari 2 meter.
Bahkan sudah sejak jaman dahulu, yaitu sejak ribuan tahun sebelum masehi, tambelo sudah dimusuhi. Hal ini bisa dibuktikan, yaitu sekitar 3000 tahun sebelum Masehi orang Funisia, yang merupakan bangsa nelayan kuno Mediterania, sudah melumuri perahu mereka dengan bahan dari aspal atau lilin.
Tambelo (Foto: mult-kor.hu) |
Berbagai contoh yang membuat manusia memusuhi tambelo adalah rusaknya tanggul penahan air laut yang terbuat dari kayu di Belanda pada tahun 1731, yang mengakibatkan sejumlah kota di Belanda terendam banjir besar.
Nama tambelo memang asing bagi kita, namun tidak bagi para nelayan. Binatang ini sangat merepotkan, bagaimana tidak, semua yang berbau kayu akan dihabiskannya. Nama tambelo sendiri berasal dari nama masyarakat nelayan, yang ada di kawasan perairan timur Indonesia. Orang luar menyebut tambelo dengan nama shipworm (cacing kapal) atau pileworm (cacing tiang).
Baca juga: Arowana “Super Red” Pembawa Hoki yang Mengagumkan.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana tambelo bisa membuat lubang besar dengan diameter 1sampai 2 cm hanya dengan melaui lubang kecil ukuran 1 sampai 3 mm? Ini yang menarik, hal ini sama dengan buah jambu, yang mulus pada kulit luar, namun banyak ulat didalamnya.
Proses masuknya tambelo ini sudah dilakukan sejak hewan ini masih menjadi larva. Apabila sudah mendapat tempat, maka larva segera menempel, kemudian melepaskan bulu getar, membentuk cangkang dan hancur kayu yang ditempeli tambelo. Hal ini sama dengan yang disampaikan Ir. Gustaf Mamangkey, M.Sc, yang merupakan salah satu pakar tambelo di Indonesia dan juga pengajar di FPIK Universitas Sam Ratulangi Manado, “Sekali tambelo menyusup ke dalam kayu, organisme tersebut tidak akan keluar lagi sampai mati. Saat berada di dalam kayu, cangkang tambelo yang berfungsi sebagai penggerek berada di bagian kepala, sedangkan posisi ekor terletak di permukaan kayu. Pada bagian ekornya terdapat sifon yang digunakan untuk bernapas dan sepasang palet yang akan menutup lubang apabila sewaktu-waktu terjadi perubahan kondisi. Palet memungkinkan tambelo bisa bertahan hidup sampai lebih dari 2 minggu meskipun kayu tersebut diangkat ke darat.”
Menurut Gustaf, terdapat 25 species tambelo di Indonesia yang sudah diidentifikasi dari 65 species di seluruh dunia.
Manfaat Tambelo
Terlepas dari nama dan cap buruk yang disandang tambelo, ternyata hewan ini masih bisa dimanfaatkan. Bahkan karena sifat rakusnya tersebut, tambelo bisa diberdayakan sebagai pembersih sampah di laut, maka wajar kalau binatang pengotor ini menjadi pasukan pembersih di laut. Semua disikatnya tidak hanya kayu, namun bambu, pandan, bahkan sampai buah kelapa semua disikat habis.
Manfaat ekonomi lainnya adalah sebagai pembersih berbagai ragam produks tekstil buatan manusia. Menurut ahli kimia dari Amerika, Harrold Grifin yang menciptakan pembersih tersebut, bahan enzim protease yang keluar dari tubuh tambelo, kemudian dijadikan bahan tambahan untuk produk pembersih. Keunggulasn permbersih van tambelo yaitu bebas dari fosfat dan bisa diebut sangat ramah lingkungan.
Tambelo Papua
Dengan manfaat tambelo seperti yang disampaikan di atas, tambelo bisa dijadikan bahan makanan, seperti di Papua. Tambelo yang memiliki aroma tajam bercampur bau busuk kayu ini malah dijadikan bahan makanan.
Tambelo di Papua menjadi sumber makanan (Foto: coba-liat.blogspot.com) |
Biasanya di Papua diolah menjadi sup kerang tambelo, meskipun ada yang langsung memakannya hidup-hidup. Hal ini sama dengan yang dilakukan orang Aborigin. Bahkan katanya, tambelo menjadi makanan favorit pembangkit syahwat di berbagai negara.
Semoga sedikit tulisan dengan judul “Tambelo, si kerang yang jago ngebor” ini bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kita tentang biota laut.
Belum ada Komentar untuk "Tambelo, Si Kerang yang Jago Ngebor"
Posting Komentar