Tips Memilih Makanan
Dunia semakin berubah, saat ini dengan kecanggihan teknologi, semakin mudah bagi setiap orang untuk bisa menikmati berbagai ragam makanan. Bahkan keinginan untuk bisa menikmati makanan, meskipun lokasinya yang jauh pun bisa terlaksana dengan teknologi pengiriman makanan, dan cara menyimpn makanan yang praktis. Meskipun saat ini mudah untuk bisa menikmati makanan, tidak ada salahnya Anda mulai memperhatikan beberapa tips memilih makanan di bawah ini.
Ilustrasi (Foto: healthifyme) |
Selain berbagai cara untuk menyimpan makanan, tentu saja dengan terciptanya berbagai alat tersebut mempermudah setiap orang yang ingin menikmati makanan. Bahkan tidak hanya makanan olahan, kesibukan dan waktu yang semakin sempit sering membuat Anda memesan makanan cepat saji agar perut bisa kenyang dengan cepat. Dari sini saja dapat terlihat, betapa orang masa kini banyak yang sering abai atas kesehatan.
Berhati-hatilah Dalam Memilih dan Mengonsumsi Makanan
Saat ini, banyak cara untuk bisa mengonsumsi makanan, bahkan dengan munculnya aplikasi pengiriman mkanan, membuat Anda mudah untuk bisa menikmati makanan. Tidak hanya itu, dengan kemudahan mendapatkan makanan, membuat Anda bisa dengan bebas menikmati makanan tersebut.
Namun satu hal yang sering terlewat adalah mengabaikan faktor kesehatan, apakah makanan tersebut bergizi dan sehat secara kesehatan. Untuk itu, terdapat jenis makanan yang harus diperhatikan saat Anda mengonsumsinya (Sumber: Tabloid Nyata), antara lain:
- Makanan dalam kemasan.
- Soft drink.
- Ikan asin.
- Mi instan.
- Daging olahan.
- Fast food.
Baca juga: Tips Hidup Sehat.
- Makanan dalam kemasan.
Siapa yang menyangka mengonsumsi makanan dalam kemasan bisa berakibat buruk pada kesehatan, tentunya bukan karena makanannya, namun dari kemasan yang digunakan. Seperti gorengan yang dibungkus dengan kertas koran, sepertinya aman, padahal panas dari gorengan, ternyata bisa meluruhkan timbal dari kertas koran ke makanan.
Begitu pula dengan bahan stereoform, ternyata juga tidak bagus untuk kesehatan, sterefoam mengandung polymer styrene yang diproses dengan benzana. Benzana adalah sejenis zat yang bisa menimbulkan gangguan pada kelenjar tiroid dan sistem saraf, dalam keadaan yang sudah parah malah bisa merusak sumsum tulang belakang dan memicu kanker.
Oleh karena itu, harus berhati-hati karena makanan panas dan berlemak bisa menjadi penghantar yang sangat baik bagi masuk atau menempelnya benzana ke dalam makanan.
Begitu pula dengan plastik, menuang minuman atau makanan panas ke bahan plastik, terutama bahan yang tidak tahan pnas, pada suhu tinggi zat kimia berbahaya plastik bisa pindah ke makanan.
Pada dasarnya plastik tidak berwarna, jadi kalau menggunakan plastik berwarna untuk mengemas makanan, maka Anda harus waspada, karena kebanyakan zat berwarna tersebut merupaan zat berwarna yang digunakan pada industri tekstil.
Begitu pula dengan makanan kaleng, banyak yang menganggap bahwa makanan dalam kaleng cenderung lebih aman dibanding sterefoam dan plastik, namun ternyata statement tersebut salah. Mengonsumsi makanan dalam kaleng juga harus diwaspadai, karena zat gizinya sudah mengalami penurunan karena proses pengalengan yang menggunakan suhu tinggi.
Selain itu, yang harus diwaspadai apabila kaleng dalam kondisi penyok atau rusak, dikhawatirkan bahan pengawetnya ikut rusak. Apabila hal ini sampai terjadi, sebaiknya jangan dikonsumsi, karena bisa jadi makanan mengalami oksidasi dan juga kontaminasi udara dari luar. Seperti bahan pengawet buah dalam kaleng, biasanya dalam bentuk gula yang bisa menjadi pemicu diabetes.
- Soft drink.
Minuman ini merupakan favorit, khususnya anak muda kekinian yang senang nongkrong, namun meskipun menyegarkan, mengonsumsinya secara berlebihan ternyata tidak bagus untuk kesehatan. Banyak alasan yang mendasarinya, salah satunya adalah karena soft drink mengandung kadar gula yang tinggi.
Dengan mengonsumsi gula secara berlebihan, akan memicu insulin untuk bekerja lebih cepat mengubah glukosa menjadi energi, dan menyimpannya di dalam tubuh, hal ini mengakibatkan diabetes yang diakibatkan kadar guka darah naik secara drastis.
Yang mencengangkan adalah minum soft drink malah bisa menyebabkan dehidrasi. Jadi ini yang membuat selalu merasa haus setelah minum soft drink, sehingga rasa haus tidak akan hilang. Selain itu, kandungan kafeinnya bekerja seperti diuretik, yaitu memicu tubuh untuk lebih banyak mengeluarkan cairan melalui air seni.
Minuman seperti ini juga kaya fosfat, yang bisa mengikis kandungan mineral, seperti kalsium dari dalam tubuh, yang dibuang melalui ginjal. Kekurangan kalsium bisa menyebabkan osteoporosis dan kerapuhan tulang.
Soft drink juga memiliki tingkat asam yang sangat tinggi yang mampu melarutkan tulang dan gigi. Sehingga tidak heran tiba-tiba gigi keropos dan juga mengalami osteoporosis di usia muda karena kebiasaan mengonsumsi soft drink.
Tidak hanya risiko di atas, kalsium yang larut dalam soft drink bisa memperberat kerja ginjal, selain itu mengonsumsi soft drink secara berlebihan bisa meningkatkan kadar CO2 dan menurunkan kadar O2 dalam darah, yang mengakibatkan sesak napas dan lemak.
Baca juga: Makanan Untuk Meningkatkan Imun Tubuh.
- Ikan asin.
Ternyata sering mengonsumsi ikan asin juga tidak bagus untuk kesehatan, hal ini disebabkan pada proses pengawetan, kandungan garamnya menghasilkan zat nitrosamine yang bisa memicu kanker, dan juga bisa memicu hipertensi. Dan yang harus diwaspadai adalah ikan asin rawan akan formalin.
- Mi instan.
Mi instan adalah makanan nikmat dan menjadi favorit sebagian besar masyarakat Indonesia, apalagi harganya yang sangat murah dan proses memasaknya relatif cepat.
Namun, di balik rasanya yang nikmat, ternyata mengonsumsi mi instan secara berlebihan dalam jangka waktu lama bisa merugikan, khususnya bagi kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan karena mie instan masuk dalam golongan karsinogen, yaitu pencetus kanker.
Penasaran? Oke, di dalam mi terdapat zat lilin yang memiliki fungsi untuk melapisi mie instan agar tidak lengket, dan berfungsi sebagai zat pengawet. Dan membutuhkan maksimal 4 hari untuk bisa membersihkan zat lilin tersebut,yang kemudian bisa mencerna mi menjadi nutrisi yang dibutuhkan.
Zat lilin yang digunakan untuk melapisi mie instan tersebut masuk dalam golongan zat adiktif dan bersifat karsinogen, hal ini sama dengan memberikan toksin dan menambah radikal bebas dalam tubuh. Hal ini membuat kerja ginjal menjadi lebih berat karena adanya zat lilin ini, karena sifatnya yang sulit terurai.
Dan dalam proses pembuatan mie instan, menggunakan air abu atau natrium tripolyfosfat sebagai bahan pengembang yang tentu saja bahan ini tidak baik untuk penderita mag.
Dan kandungan natrium akan segera menetralkan lambung, yang membuat lambung mensekresi asam lebih banyak untuk mencerna makanan, keadaan asam ini akan mengikis dinding lambung dan membuat rasa perih.
Rasa gurih dan lezat pada mie intan juga harus diwaspadai, karena kandungan garamnya sangat tinggi, semakin asin makanan, semakin tidak baik karena akan memperberat kerja ginjal, yang bisa menyebabkan hipertensi. Karena banyak asupan natrium akan meningkatkan tekanan darah, dan juga mengakibatkan ketidakseimbangan antara natrium dan kalium di dalam darah dan jaringan.
Selain itu, kandungan MSG (Monosodium Glutamat) lebih mendominasi daripada bumbu tradisionalnya. Dari berbagai penelitian, MSG dianggap sebagai penyebab munculnya gejala penyakit CRS (Chinese Restaurant Syndrome) dengan gejala mual, muntah, badan lemas dan mengalami peningkatan denyut nadi. Tidak hanya itu, mengonsumsi MSG dalam waktu yang lama, bisa menyebabka asma, kelainan jantung dan juga kerusakan otak.
- Daging olahan.
Tidak sempat, waktu yang mepet menjadi alasan orang tua untuk dengan cepat membuat sarapan di pagi hari. Apalgi kondisi jalanan yang macet, menjadikan memilih daging olahan (sosis, nugget, kornet, bakso dan makanan olahan lainnya) untuk konsumsi makanan anak, karena faktor kepraktisan. Namun, mengonsumsinya secara terus menerus ternyata tidak bagus untuk kesehatan, hal ini disebabkan makanan olahan tersebut selalu menggunakan bahan pengawet.
Bahan pengawet yang digunakan adalah natrium nitrit yang dalam prosesnya bisa menghasilkan zat nitrosamine yang menjadi pemicu kanker. Namun, selain natrium nitrit, ada juga yang menggunakan bahan pengawet lain, yatu jenis antioksidan seperti asam askorbat (Vitamin C), untuk makanan yang menggunaan asam askorbat terhitung masih aman.
Selian itu, terdapat bahan pengawet lainnya, yatu digunakannya formalin, yang membuat kita harus hati-hati, karena formalin sering digunakan untuk mengawetkan mayat, apabila hal ini dikonsumsi akan menyebabkan muntah, kejang, gangguan pandangan, gangguan jantung dan kerusakan hati.
Boraks, menjadi bahan pengawet yang harus diwaspadai, karena bisa mengakibatkan muntah, gangguan pencernaan, diare, gangguan saraf dan kanker. Kedua bahan pengawet tersebut, yaitu borak dan formalin bisa memicu kanker.
- Fast food.
Jenis makanan yang satu ini selalu menjadi favorit anak-anak dan anak muda yang senang nongkrong. Di jaman sekarang, fast food, mulai dari burger, pizza sampai kentang goreng menjadi pilihan. Apalagi penampilanya yang menarik, rasa yang enak dan disajikan dengan cepat dan bisa dinikmati ramai-ramai menjadikan makanan ini menjadi pilihan.
Namun, di balik rasa enak fast food, makanan ini dikategorikan sebagai makanan sampah, karena kandungan gizinya yang sedikit, mikronutriennya yang sedikit, namun kaya garam, lemak dan kalori.
Berbagai junk food, kebanyakan mengandung banyak sodium (mengandung banyak garam), lemak jenuh dan juga kolesterol yang buruk apabila dikonsumsi terlalu banyak.
Tentunya banyak sekali informasi yang bisa digali baik dari internet atau pun informas kesehatan. Semoga sedikit informasi tentang tips memilih makanan ini bermanfaat dan menjadi referensi untuk memberikan sajian sehat untuk keluarga.
Belum ada Komentar untuk "Tips Memilih Makanan"
Posting Komentar