Tips Mengatasi Campak Pada Anak
Sejak merebaknya wabah virus Covid-19 dua tahun lalu, semua merasakan kekhawatiran apabila terdapat anggota keluarganya yang mengalami sakit. Begitu pula saat si kecil mengalami sakit, rasa khawatir pasti ada di benak kita. Begitu pula saat si kecil menderita batuk, tentunya sebagai orang tua akan segera berupaya agar si kecil segera sembuh. Namun, terkadang terlepas dari segala upaya yang telah dilakukan, bisa saja anak divonis campak atau measles. Hal ini tentu mengagetkan, apalagi kalau Anda merasa selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Oleh karena itu, terlepas dari apa yang terjadi, di bawah ini akan disampaikan tentang tips mengatasi campak pada anak, khususnya Anda yang menjadi orang tua baru.
Campak (Foto: healthmd) |
Campak atau disebut juga dengan rubeola sebenarnya merupakan infeksi virus yang serius bagi anak kecil, namun meskipun berasal dari virus, infeksi ini bisa dicegah dengan vaksin. Campak menyebar melalui udara dari tetesan hasil pernapasan yang dihasilkan dari batuk atau bersin.
Campak adalah Penyakit yang Ditularkan Melalui Percikan Ludah
Pernah ada suatu kasus, dimana seorang anak saat itu hanya terkena penyakit campak, namun pada akhirnya meninggal dunia. Usut punya usut, penyebabnya berasal dari kelalaian sang ibu yang kurang mencermati perkembangan penyakit campak pada diri sang anak, dan bahkan membiarkan si anak kekurangan gizi dan bahkan malnutrisi.
Nah mengapa harus dikaitkan dengan masalah gizi? Pada penderita campak, menurut dr. H.H. Mohamad Sp.A., dalam Majalah Intisari Edisi No. 502, menyampaikan bahwa kondisi tubuh penderita campak yang lemah bisa mendatangkan komplikasi. Infeksi saluran pernapasan bagian atas yang sudah diderita akan menjalar ke saluran pernapasan bagian bawah, brochus, dan paru-paru, yang menyebabkan terjadinya bronchitis dan paru-paru basah (pneumonia long onsteeking) yang disebabkan infeksi sekunder kuman-kuman.
Baca juga: Demam Kawasaki dan Tanda-tandanya.
Maka yang harus dilakukan untuk menaklukan campak adalah tubuh harus kuat. Makanan bergizi wajib dikonsumsi, khususnya yang mengandung susu, daging dan telur. Makanan atau minuman yang mengandung gula harus dihindari, karena untuk mencerna makanan dan minuman yang mengandung gula membutuhkan banyak vitamin. Apabila makanan dan minuman mengandung gula tetap dikonsumsi, maka tubuh akan kekurangan vitamin. Berkurangnya vitamin dalam jumlah banyak bisa memperlemah tubuh secara langsung, karena pembentukan sel darah merah akan terhambat, begitu pula dengan pembentukan sel darah putih. Padahal sel darah putihlah yang berperan langsung dalam pembentukan kekebalan tubuh.
Campak ditularkan oleh percikan ludah, virus campak menyerang dan memperbanyak diri di selaput lendir saluran pernapasan bagian atas, kemudan masuk ke peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Karena menyerang semua jenis sel darah putih (terutama pada monosit), maka terjadilah penurunan daya tahan tubuh. Tanda-tanda terkena campak terlihat dengan adanya tanda-tanda infeksi saluran pernapasan bagian atas.
Suhu tubuh penderita campak akan naik sampai 40 derajat Celsius. Baru setelah lima hari, suhu tubuh akan turun dan timbul bercak campak, yang dimulai dari belakang telinga kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Bercak-bercak merah tersebut berangsur-angsur berkurang dan menghilang setelah lima hari. Apabila penderita memiliki kekebalan tubuh yang baik, maka penyakit ini akan ringan, ditandai dengan suhu tubuh yang tidak begitu tinggi dan bercak-bercak merah yang tidak merata.
Stereotipe tentang Campak di Masyarakat
Sampai saat ini terdapat pandangan yang salah atau bisa dikatakan pandangan dan pemahaman masyarakat yang menyesatkan atas penyakit campak ini, yaitu pasien campak tidak boleh mandi dan tidak boleh kena angin. Katanya, jika mandi atau kena angin, campak tidak akan keluar atau masuk lagi.
Salah kaprah tersebut membuat si pasien dikurung dalam ruangan yang pengap dan lubang angin ditutup. Perlakuan seperti ini menjadi penyebab terjadinya komplikasi paru-paru basah, yang bisa menyebabkan kematian. Penderita campak menjadi bertambah lemah, karena kekurangan oksigen dan cairan tubuh, sehingga menyebabkan paru-paru basah. Untuk menghindarinya, kalau tidak ada AC, ventilasi udara harus baik, lebih baik kalau dibawa ke udara terbuka yang segar.
Campak Jerman
Berbeda dengan yang disampaikan di atas, meskipun sama-sama namanya campak, maka campak jerman atau yang disebut rubella. Campak dan rubella disebabkan oleh dua virus berbeda, tetapi sama-sama berkembang di tenggorokan.
Rubella atau campak jerman disebut juga dengan campak tiga hari, yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Menurut WHO, infekasi rubella merupakan suatu kondisi yang menjadi penyebab demam ringan dan ruam pada anak dan orang dewasa.
Hal yang perlu diingat adalah penyakit campak ini tidak ada obatnya. Campak akan sembuh sendiri, kekebalan tubuhlah yang bisa menaklukkan campak. Penyakit ini bisa dicegah dengan cara vaksinasi, dimulai dari usia 9 bulan dan diulangi lagi pada usia 15 bulan.
Vaksinasi tersebut biasanya digabung dengan vaksinasi untuk penyakit mumps (gondong) dan rubella (campak jerman), yaitu berupa suntikan MMR (measles, mumps, rubella). MMR sebaiknya diulang pada usia 12 tahun.
Semoga informasi tentang “tips mengatasi campak pada anak” ini bermanfaat dan menjadi referensi untuk Anda dalam menghadapi penyakit campak yang terjadi.
Belum ada Komentar untuk "Tips Mengatasi Campak Pada Anak"
Posting Komentar