Hepatitis C
Siapa sih yang mau sakit? Pasti tidak ada yang mau, didekati saja tidak mau apalagi mendapatkan sakit, tentu rasanya tidak enak. Namun bagaimana bila setiap hari kita merasa baik-baik saja, namun sata harus periksa ke dokter ternyata kita didiagnosa terkena Hepatitis C, tentu hal ini akan mengagetkan.
Hepatitis C (Foto: medicalnewstoday) |
Penasaran? Pasti kita semua penasaran dengan penyakit yang satu ini. Berdasarkan informasi, apabila dibandingkan dengan Hepatitis A dan Hepatitis B, memang nama Hepatitis C jelas kalah terkenal, namun di kacamata medis, Hepatitis C bisa dikatakan lebih bengal, karena sulit dicegah maupun diobati.
Hepatitis C Menular Melalui Media yang Dianggap Remeh
Berbicara tentang yang satu ini, memang banyak sekali referensi yang membahas tentang penyakit Hepatitis, namun untuk Hepatitis C, baru beberapa yang Saya temukan, salah satunya adalah tulisan dari M. Sholekhudin yang pernah dimuat dalam ‘Kumpulan Artikel Kesehatan Intisari’.
Sama halnya dengan penyakit hepatitis lainnya, maka penyebab Hepatitis C adalaah virus. Virus ini bisa berpindah inang, tidak pandang bulu, semua bisa terkena dan tertular. Dan cara penularannya pun bermacam-macam.
Terdapat tiga cara penularan, yaitu:
1. Melalui transfusi darah.
Proses penularan melalui transfusi darah harus diwaspadai, khususnya mereka yang menjalani tranfusi darah sebelum tahun 1900-an. Pada masa itu, bisa dipastikan belum tahu apakah pendonor terkontaminasi virus Hepatitis C atau tidak, hal ini disebabkan metode pemeriksaan (anti-HCV) masih belum dikembangkan.
2. Melalui pemakaian bersama jarum suntik, mirip seperti penularan HIV.
Menurut Prof. Dr. dr. Suwandhi Widjaja, Sp.P.D., dari Rumah Sakit Medistra Jakarta, kelompok yang paling rentan adalah pemakaian narkoba suntik, tindik atau tato. Menurut beliau, golongan usia 20 sampai 30 tahun menempati peringkat pertama dalam urusan jumlah.
3. Pemakaian bersama alat perawatan tubuh.
Seperti silet cukur, sikat gigi, sisir, gunting kuku, dan juga koin untuk kerokan yang biasanya dipakai untuk masuk angin. Kelihatannya seperti hal remeh yang sering lepas dari perhatian.
Bahkan menururt dr Suwandhi, penularan dalam satu kelurga bukan hanya dugaan, namun benar-benar terjadi. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Misalnya dalam penggunaan sisir yang bisa menularkan penyakt. Kalau menyisirnya keras, hal ini bisa menggaruk sampai terluka.
Begitu pula dengan sikat gigi, silet cukur, dan gunting kuku, yang bisa saja menyebabkan luka, meskipun kecil dan tidak kelihatan.
Di luar cara-cara tersebut di atas, terdapat cara penularan lain, antara lain:
1. Melalui hubungan seksual.
Menurut dr Suwandhi, Hepatitis C relatif kurang menular melalui cara ini bila dibandingkan Hepatitis B, sepanjang dilakukan dengan pasangan yang tetap. Namun, hal tersebut tidak berlaku bila hubungan seksual dilakukan dengan cara berganti-ganti pasangan.
2. Penularan vertikal dari ibu ke bayi.
Kemungkinannya memang sangat kecil. Center For Disease Control and Prevention, dari Amerika Serikat, bahkan memberi jaminan bahwa Hepatitis C tidak akan menular melalui air susu ibu.
Hepatitis C Bisa Sembuh
Yang perlu dipahami disini adalah virus Hepatitis C tidak menular melalui senggolan badan, jabat tangan dan juga aktivitas sejenisnya. Meskipun demikian, terdapat kabar baik buat penderita Hepatitis C, yaitu penyakit ini bisa disembuhkan dengan kombinasi pegylated interferon dan ribavirin. Namun sayangnya, teknik pengobatan ini berpotensi memindahkan penyakit dari hati ke kondisi finansial penderita.
Baca juga: Kanker Kolon.
Bayangkan saja sekitar tahun 2008 saja, harga pegylated interferon dan ribavirin ini berkisar Rp 8 juta sampai Rp. 10 juta per bulan. Sedangkan pengobatan tersebut membutuhkan waktu 6 bulan utuk genotipe 2 dan 3, dan membutuhkan waktu 1 tahun untuk genotipe 1b.
Kelemahan lainnya adalah pengobatan jenis ini memiliki efek samping yang membuat kualitas hidup pasien mengalami penurunan selama melakukan terapi. Dan saat mendapatkan suntikan interferon pertama kali, pasien akan merasa tidak enak badan, seperti menggigil, pegal linu, nafsu makan berkurang, hal tersebut hampir sama seperti saat menderita influenza.
Selama pengobatan, ribavirin akan membuat pasien menjadi kurang darah, tidak hanya itu interferon akan membuat pasien mengalami depresi. Oleh karena itu, pengobatan ini sangat tidak dianjurkan untuk mereka yang mengalami gangguan mental.
Menurut dr Suwandhi, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya terapi, antara lain:
1. Tingkat keparahan.
Berdasarkan pengalaman, semakin dini ditangani, semakin besar tingkat kesembuhannya. Namun, apabila kondisi lever sudah sampai sirosis, yang dapat disembuhkan hanya 10%.
2. Usia saat terinfeksi.
Apabila seseorang terinfeksi pada umur 50 tahun, maka setelah 10 tahun, kondisinya sudah mengalami sirosis. Namun hal berbeda jika terinfeksi saat usia muda, biasanya dalam jangka waktu 10 tahun kemudian, fungsi lever belum terlalu mengkhawatirkan.
3. Jenis kelamin.
Meskipun belum diketahui penjelasannya, namun pada umumnya laki-laki memberikan respons jelek daripada perempuan.
4. Genotipe virus.
Dari berbagai genotipe yang berhasil dikenali, maka tipe 1b adalah genotipe yang paling bandel, oleh karena itu angka kesembuhan Hepatitis C pada tipe ini paling kecil (50%) dengan waktu terapi paling panjang yaitu satu tahun.
Pengobatan Alternatif Hepatitis C
Seperti yang disampaikan di atas, harga interferon dan ribavirin sangat mahal dan tentu saja bisa menguras kantong, maka wajar kalau tidak sedikti penderita Hepatitis C yang mencoba pengobatan tradisional.
Tidak jarang dokter juga memberikan obat-obatan tradisional pada pasiennya, mulai dari obat tradisional China atau Jepang yang biasanya mengandung glycyrrhizin dan alkaloid schizandrae, silymarin, sampai temulawak dan meniran.
Menurut dr Suwandhi, karena alasan biaya dan tingkat kesulitan dalam melakukan terapi, maka jalan utama dalam memerangi Hepatitis C adalah dengan melakukan pencegahan dan pencegahan, selain tentunya dengan memperbaiki kondisi sosial ekonomi.
Semoga informasi tentang kesehatan dengan tema “Hepatitis C” ini bermanfaat dan menjadi referensi untuk Anda.
Belum ada Komentar untuk "Hepatitis C"
Posting Komentar