Melasma, Penyebab dan Pengobatannya
Pernahkah Anda melihat seseorang yang di wajahnya mengalami atau terdapat bercak-bercak hitam atau terdapat flek hitam? Atau bisa jadi Anda sendiri yang mengalaminya. Tentu hal ini akan mengurangi atau membuat rasa percaya diri berkurang atau malah Anda berusaha menutupinya dengan berbagai produk kecantikan. Kalau Anda pernah mengalaminya dan pernah berkonsultasi pada dokter kulit, pasti Anda sudah bisa menebak kalau itu adalah “Melasma”. Tertarik dan penasaran dengan melasma, maka di bawah ini akan sedikit dibahas tentang melasma, penyebab dan pengobatannya.
Melasma (Foto: floridaaesthetics.com) |
Semua orang, khususnya para wanita pasti tidak mau dan mengalami flek hitam di wajah, meskipun hal ini bukan termasuk penyakit. Tapi siapa yang mau berwajah polkadot, ‘belang’ di sana-sini? Namun jangan khawatir, dengan perawatan dan penggunaan krim yang sesuai, bercak hitam itu ternyata bisa hilang.
Melasma adalah Flek dan Bukan Kanker
Apa sih sebenarnya melasma itu? Apakah sejenis kanker kulit ataukah jenis penyakit kulit lainnya? Dari berbagai referensi, dapat diketahui bahwa melasma bukan sejenis kanker. Terdapat berbagai sumber dan informasi tentang melasma ini, salah satunya adalah tulisan dari YDS Agus Surono yang pernah dimuat dalam “Kumpulan Artikel Kesehatan Intisari”. Meskipun bukan penyakit, namun kehadiran melasma bisa mengganggu penampilan, karena ia merupakan noda-noda hitam yang umumnya menyerang kulit wajah.
Baca juga: Bell's Palsy.
Menurut Dr. Lilik Tjandra, Sp.KK., ahli penyakit kulit dan kelamin dari RS Pantai Indah Kapuk, Pluit, Jakarta, menuturkan, melasma memang tidak menimbulkan masalah kesehatan serius. Tapi kemunculannya acap kali membuat orang merasa tidak PD (percaya diri) dengan penampilan wajahnya yang dihinggapi bintik-bintik hitam.
Penyebab Melasma Flex
Melasma sejatinya hanya salah satu dari tiga jenis bercak yang biasa hinggap di kulit wajah. Menurut dr. Lilik, dua lainnya (bercak di wajah,) yaitu keratosis seboroik yang permukaannya menonjol dan freckles yang permukaannya datar. Keratosis seboroik terjadi akibat pengaruh usia, dan biasanya menyerang kulit wajah wanita berusia 35 tahun ke atas. Pemicunya adalah faktor keturunan dan paparan sinar matahari.
Freckles lebih banyak dijumpai pada orang berkulit putih (misalnya orang Barat). Penyebabnya adalah faktor keturunan dan bahkan bisa muncul sejak masih kanak-kanak. Warnanya pun bervariasi mulai dari merah, kuning, cokelat muda, sampai hitam. Bercak ini selalu lebih gelap dibandingkan dengan warna kulit akibat dari timbunan pigmen gelap yang disebut melanin. Seiring bertambahnya usia, freckles akan memudar jika tidak terpapar sinar matahari.
Sedangkan melasma yang sering disebut sebagai flek itu sering menimpa wanita hamil, sehingga dijuluki sebagai topeng kehamilan atau ‘mask of pregnancy’. Salah satu pemicunya adalah faktor hormonal, selain keturunan dan paparan sinar matahari. Faktor hormon ini yang menjelaskan mengapa wanita pengguna kontrasepsi pil KB atau sedang melakukan sulih hormon terkadang dihinggapi flek pada wajahnya.
Melasma pada umumnya menyerang bagian pipi, dahi, bibir bagian atas, hidung, dan dagu. Meskipun bisa pula menyerang para pria, namun flek ini lebih suka hinggap di kulit wajah mulus perempuan. Melasma muncul ketika kulit dirangsang untuk memproduksi pigmen melanin (zat pewarna tubuh) akibat kulit terpapar sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Oleh sebab itu, mereka yang tinggal di daerah tropis berpeluang lebih besar terkena melasma dari pada mereka yang tinggal di daerah subtropis.
Melanin yang diproduksi di melanosit atau sel kulit ini berfungsi melindungi lapisan kulit bagian dalam dari sinar jahat UV itu. Jika kulit terus-menerus terpapar sinar matahari, otomatis melanosit terus memproduksi melanin yang pada akhirnya menumpuk dan menimbulkan noda-noda hitam di wajah. Jika tidak ditangani, noda ini akan semakin melebar.
Selain bisa menimbulkan melasma, paparan Sinar matahari yang terus-menerus pada kulit yang tidak terlindung bisa membuat kulit menjadi tua sebelum waktunya.
Melasma Cream Sebagai Salah Satu Obat untuk Mengatasi Melasma
Mengatasi flek wajah itu sebenarnya mudah. Di pasaran juga beredar obat yang bisa menghilangkan flek. Menurut Dr. Lilik Tjandra, Sp.KK., yang memperingatkan agar jeli memilih obat bebas untuk mengobati melasma, dan obat yang sudah diregistrasi aman-aman saja. . Untuk memastikan sudah terdaftar atau belum, bisa dilihat dari kodenya. Jika ada kode CD atau CL, berarti obat itu sudah teregistrasi Kode CD menandakan kosmetik lokal (dalam negeri) sedangkan CL produk impor (kosmetik luar negeri).
Mengapa harus berhati-hati? Menurut dr Lilik, sikap hati-hati ini perlu, sebab obat yang ada di pasaran kebanyakan hanya berfungsi sebagai peeling agent atau pengelupas kulit bagian atas. Flek bisa menghilang, tapi tidak tuntas. Bahkan bisa muncul kembali. Peeling agent juga mengandung bahan kimia fototoksik yang dapat membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Bahan kimia fototoksik Iainnya yang perlu diwaspadai adalah alkohol dan merkuri. Bahan-bahan ini makin populer digunakan dalam dunia kosmetik. “Secara langsung alkohol tidak menyebabkan melasma. Namun, pada orang yang sensitif alkohol dan bahan pemicu iritasi Iainnya dapat membikin gatal. Tanpa sadar kita menggaruknya dan lama-kelamaan menjadi hitam. Namun, itu bukan melasma, melainkan hiperpigmentasi saja. Tidak berbahaya karena hanya masalah kosmetik.”
Berbeda dengan merkuri. Jika dioleskan di wajah, bisa terserap darah. Kandungan akan semakin menumpuk jika dipakai dalam jangka waktu lama. “Hal ini akan mematikan organ-organ bagian dalam”.
Menurut dr. Dyah Ellyaningsih, Sp.KK terdapat enam cara untuk mengatasi melasma, antara lain:
- Menghindari pemicu flek, yakni paparan Sinar matahari, terutama pada pukul 12.00 - 15.00. Jika terpaksa tidak bisa menghindari aktivitas di luar ruangan pada Siang hari, maka bisa mengunakan tabir surya atau sunblock.
- Memperhatikan asupan makanan. Jangan manjakan mulut, tapi melupakan kulit. Yang dimaksud adalah konsumsi buah-buahan dan sayuran yang mengandung antioksidan.
- Berolahraga secara teratur.
- Istirahat yang cukup.
- Menghindari stres, salah satunya dengan melakukan yoga atau meditasi.
- Menggunakan perawatan dari dalam. Untuk yang terakhir bisa menggunakan krim yang berfungsi mengontrol penggandaan jumlah sel kulit dan melanin berlebih.
Menurut Dr. Lilik Tjandra, Sp.KK., jika ternyata melasma tak mempan dihajar dengan obat warung, mau tidak mau harus dikonsultasikan dengan dokter. Bisa jadi nanti perlu diberikan obat yang lebih keras di bawah pengawasan dokter. “Kandungan bahan aktif obat-obat bebas biasanya rendah. Jadi, tidak perlu pengawasan dokter.”
Dengan konsultasi ke dokter (spesialis kulit), bisa diketahui dengan pasti jenis kulit kita termasuk kering, normal, atau berminyak. Siapa tahu, gara-gara salah menentukan jenis kulit, kerja obat yang dipakai menjadi tidak maksimal.
Semoga informasi tentang melasma, penyebab dan pengobatannya ini bermanfaat dan menjadi referensi untuk Anda dalam mengatasi masalah kulit.
Belum ada Komentar untuk "Melasma, Penyebab dan Pengobatannya"
Posting Komentar