Kisah Sukses Wahyu Saidi Seorang Doktor yang Menjadi Pengusaha Bakmi
Apa yang bisa Anda bayangkan dengan judul “Kisah sukses Wahyu Saidi seorang Doktor yang menjadi pengusaha bakmi”? Tentu akan ada banyak pendapat termasuk yang menghinanya. Namun semua hal tersebut akan terpatahkan dengan kesuksesan Wahyu Saidi dengan restoran bakmi yang dimilikinya.
Wahyu Saidi (Foto: profilusaha.blogspot.com) |
Dilahirkan di Palembang pada tanggal 24 Oktober 1962, siapa yang mengira kalau sosok Wahyu Saidi ini dilahirkan dan dibesarkan di lingukngan keluarga pegawai. Meskipun sempat bekerja di beberapa perusahaan dengan berbagai jabatan, namun semua itu ditinggalkannya, dan lebih memilih menjadi seorang wirausaha.
Kisah Sukses Pengusaha “Wahyu Saidi”
Lulus dari jenjang SMA, Wahyu kemudian melanjutkan pendidikannya di ITB (Institut Teknologi Bandung) jurusan Teknik Sipil pada tahun 1981. Lulus kuliah, Wahyu kemudian meneruskan ke S2 di universitas yang sama. Setelah menyelesaikan S2, Wahyu berkarir di PT. Dipasena Citra Darmaja di Lampung dengan posisi sebagai HRD (Human Resources Department) Manager.
Tiga tahun bekerja, Wahyu kemudian memutuskan resign dan pindah ke Jakarta. Tidak lama kemudian, ia bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan jalan tol sebagai Manajer Pembangunan Jalan Tol Pondok Indah-Jagorawi.
Tetapi nasib orang tidak ada yang tahu, saat dilanda krisis moneter, perusahaan tempat ia bekerja mengalami gulung tikar. Hal ini membuat Wahyu mencoba merintis usaha. Pada awalnya Wahyu membuka usaha agrisbisnis, yaitu menanam cabe dan buncis, tetapi sayang usahanya diterpa kegagalan.
Baca juga: Kisah Sukses Jemmy Suhadi.
Wahyu yang memiliki ambisi kuat untuk menjadi seorang pengusaha, kemudian mencoba ke bisnis makanan. Dan mendirikan kedai ikan patin, masakan khas Palembang, namun sayang usahanya tersebut tidak memberikan hasil yang memuaskan, hal ini disebabkan kedai tersebut hanya dikunjungi pengunjung pada jam-jam tertentu saja. Selain itu, konsumen yang hanya bisa menikmati hanya orang dewasa saja.
Namun dia tak berputus asa, dari kegagalan tersebut, dirinya berusaha bangkit untuk mencari jenis usaha makanan yang memiliki prospek bagus. Sampai ahirnya Wahyu memilih berbisnis bakmi, dengan alasan, makanan ini bisa dinikmati oleh semua umur, setiap waktu dan juga seluruh lapisan masyarakat. Dari sini, kemudian Wahyu belajar membuat bakmi yang lezat. Tidak tanggung-tanggung dalam mewujudkan usahanya, Wahyu juga mengundang para pakar kuliner dan analisis rasa.
Kerja keras mulai membuahkan hasil, dengan keberhasilannya memperoleh bumbu penyedap bakmi dan juga 33 jenis hidangan lainnya. Dan pada tahun 2000, Wahyu membuka gerai pertama di Menara Kadin dengan merk “Bakmi Langgara” dan benar saja gerai bakminya langsung ramai dan tidak pernah sepi pengunjung.
Setelah sukses di Menara Kadin, Wahyu kemudian membuka cabangnya yang kedua di daerah Rawamangun, Jakarta Timur, gerai ini pun selau ramai dan terbilang sukses.
Menghargai Proses
Siapa pun yang memutuskan berbisnis pasti pernah merasakan masalah, masalah di awal biasanya terbentur dengan dana atau modal. Namun beruntung, Wahyu bertemu dengan seorang pensiunan Bank Indonesia yang bersedia membantunya.
Setelah itu, Wahyu berupaya untuk melebarkan usahanya. Kali ini dengan nama lain yang berbeda yaitu Bakmi Tebet. Usaha ini pun sukses. Untuk menarik konsumen, Wahyu kemudian melakukan positioning, yaitu dengan membagi konsep, Bakmi Langgara untuk konsumen kelas menengah-atas, sedangkan Bakmi Tebet diperuntukkan bagi konsumen menengah-bawah.
Tetapi sayang, usahanya dalam membagi segmen itu tidak berhasil. Pada akhirnya Bakmi Langgara dan Bakmi Tebet dilebur menjadi sagu. Namun siapa sangka peleburan usaha ini justru membawa efek positif, usahanya semakin tumbuh, makanan yang dijual pun tidak hanya bakmi saja, namun berkembang mulai cendol, steak dan makanan lainnya. Dan benar saja tidak sampai 2 tahun, sudah dibuka 12 cabang.
Dengan kesuksesannya tersebut, akhirnya Wahyu menawarkan konsep waralaba bagi para pemodal. Dan banyak yang tertarik, tidak sampai 1 tahun jumlah cabang usahanya menjadi 50 cabang.
Cabang-cabangnya pun tersebar mulai dari Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Cilegon, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan kota-kota lainnya.
Tips Sukses Wahyu Saidi Dalam Berbisnis
Terdapat beberapa tips sukses yang bisa menjadi inspirasi bagi Anda, antara lain:
- Mengabaikan kata gagal.
- Memiliki kemauan keras dan keyakinan yang tinggi.
- Berpikir sukses.
- Merencanakan dengan baik.
1. Mengabaikan kata gagal.
Dalam kamus orang sukses tidak ada dan tidak dikenal kata gagal. Bagi para pengusaha, kegagalan yang mereka alami hanya sukses tertunda yang bisa diwujudkan keesokan hari atau lusa. Begitu pula dengan Wahyu Saidi, meskipun beberapa kali gagal, namun ia tetap bangkit dan menjadi pengusaha sejati.
2. Memiliki kemauan yang keras dan keyakinan yang tinggi.
Tidak ada seorang pun yang mengatakan jalan menuju sukses itu mudah. Begitu pula dengan Wahyu Saidi, dengan tekad dan kemauan keras, dia mampu memposisikan dirinya sebagai entrepreneur tangguh.
3. Berpikir sukses.
Untuk bisa sukses menjadi segala hal tidak hanya mimpi besar, namun juga harus giat berusaha dan beupaya merealisasikan sukses yang Anda inginkan.
4. Rencanakan dengan baik.
Salah satu kunci sukses adalah bisa merencanakan usaha tersebut dengan baik. Begitu pula dengan Wahyu Saidi dengan perencanaanya yang baik saat awal merintis usaha bakmi, membuat dirinya semakin dikenal orang. Wahyu tidak langsung terjun menekuni usaha, namun terlebih dahulu belajar membuat bakmi yang lezat, maka dengan prinsip ini berhasil membawa bakmi usahanya menjadi bakmi terkenal.
Itu dia sedikit tips dan kisah sukses Wahyu Saidi seorang Doktor yang menjadi pengusaa bakmi. Semoga menginspirasi.
Belum ada Komentar untuk "Kisah Sukses Wahyu Saidi Seorang Doktor yang Menjadi Pengusaha Bakmi"
Posting Komentar