Kisah Sukses Socorro Cancio Ramos Membangun Toko Buku National
Selalu ada cerita menarik bila membahas tentang sebuah kesuksesan, begitu pula dengan perjalanan bisnis seseorang dalam menggapai suksesnya. Begitu pula dengan kisah sukses Socorro Cancio Ramos membangun “Toko Buku Nasional”, ternyata di balik keberhasilannya tersimpan kisah sulit saat memulai perjalanan bisnisnya.
Socorro Cancio Ramos (Foto: philstar.com) |
Setiap pengusaha pasti melalui proses sebelum mendapatkan apa yang diimpikan, menghadapi kesulitan seolah menjadi hal biasa yang harus diterima dan dihadapi dengan lapang dada.
Kisah Sukses Pengusaha “Socorro Cancio Ramos”
Socorro Cancio Ramos atau yang lebih dikenal dengan nama Nanay Coring adalah anak yang kuat dan tahan banting yang lahir di Santa Crus, Filipina pada tanggal 23 September 1923. Sejak kecil Coring sudah terbiasa bekerja keras di toko milik neneknya, namun karena neneknya depresi, tokonya kemudian ditutup.
Kesulitan demi kesulitan dialami Coring dan keluarganya, bahkan di tahun yang sama, ayahnya meningal dunia, yang membuat dirinya bersama keluarganya menetap di Manila, Filipina.
Untuk menolong ibunya, Coring berusaha mencari pekerjaan selama musim liburan sekolah. Dan akhirnya Coring berhasil mendapat pekerjaan di sebuah pabrik kemeja sebagai penjahit kancing. Selain itu, ia juga bekerja sebagai pengumpul tembakau di sebuah pabrik rokok.
Sejak menekuni pekerjaannya tersebut, Coring bersemangat memupuk jiwa wirausahanya. Dan dengan jerih payahnya, Coring berhasil menamatkan belajarnya di Arellano High School (AHS) dengan hasil memuaskan.
Selesai menamatkan pendidikannya di AHS, Coring kemudian bekerja sebagai pramuniaga di sebuah toko buku dengan nama Goodwill. Disinilah Coring bertemu dengan seseorang bernama Jose Ramos yang kemudian menjadi pendamping hidupnya.
Hubungan asmara itu pun tidak hanya terjalin sebagai pasangan suami istri saja, melainkan juga menjadi seorang partner bisnis. Dan hal ini terbukti, pada tahun 1942, Coring mengundurkan diri dari Goodwill Bookstore, dan mendirikan usaha bersama suaminya di Escolta, Manila.
Namun sayang dua tahun National Bookstore miliknya beroperasi, meletus Perang Dunia II, dan Filipina saat itu tidak lagi menjadi bagian dari persemakmuran Amerika Serikat, namun dikuasai Jepang. Hal ini membuat penjualan toko bukunya menjadi lesu, hal ini disebabkan karena buku-buku yang berkaitan dengan Amerika harus diserahkan ke Jepang.
Putus asa? Pasti, namun bukan seorang pengusaha bila tidak bangkit. Akhirnya keduanya memutuskan mengisi rak buku dengan produk sehari-hari, seperti alat tulis, permen, sabun, kertas, sandal dan rokok.
Namun sayang, saat bisnis ini mulai pulih, Amerika mengebom toko mereka, dan membuat toko berikut stock barang terbakar habis.
Setelah pengeboman, National Bookstore dibuka kembali dengan menyewa ruangan kecil di Avenue Theatre, disini Coring bersemangat menata dan mengembangkan usahanya. Maka tidak mengherankan bila kerja kerasnya mulai menunjukkan hasil, karena para pembelinya adalah tentara Ameika yang membayar dengan dolar.
Namanya pengusaha, pasti ada cobaan mendera, setelah toko mulai pulih, tiga tahun berikutnya, toko bukunya dihantam topan Gene yang dahsyat. Tokonya hancur dan semua barang dagangannya pun basah. Setelah kejadian tersebut, Coring berjuang keras untuk membangun kembai National Bookstore.
Dengan kerja keras dan dedikasinya, perlahan National Bookstore mulai mengalami perubahan, dan pada tahun 1965, mereka menyelesaikan bangunan sembilan lantai di Kawasan Avenida Rizal dan Soler site, Manila. Dan langkah ini menjadi awal Coing menuju sukses.
Keberhasilan Coring mengibarkan National Bostore, membuat Corazon C. Aquino, Presiden Filipina saat itu memberikan penghargaan Gold Award kepadanya. Tahun 1990-an menjadi masa keemasan Coring, karena National Bookstore berkembang menjadi 50 cabang di seluruh Filipina. Bahkan pada tahun 1991, berkat kerja kerasnya, Coring mendapatkan penghargaan Agora dari Filipina Marketing Association.
Pada tahun 2004, Coring dinobatkan sebagai Woman Entrepreneur of The Year 2004 dari Ernst and Young Entrepreneur Filipina. Selang dua tahun kemudian, Coring meraih gelar Doctor of Humanities (honoris causa) dari Ateneo de Manila University.
Tips Sukses Socorro Cancio Ramos
Kisah sukses Coring memang sangat menginspirai, berkali-kali mengalami kegagalan, namun tidak pernah mau menyerah. Terdapat beberapa karakter sukses yang dimi9kiki Coring, antara lain:
1. Memiliki dedikasi yang tinggi
Menurut Byrgave, seorang wirausaha harus memiliki dedikasi yang tinggi terhadap bisnis yang dijakankannya. Semua perhatiannya ditujukan untuk bisnisnya.
Begitu pula dengan Coring, dedikasinya yang tinggi dalam menjalankan usaha, membuat dirinya berhasil membesarkan National Bookstore.
2. Tidak kenal kata menyerah
Kebanyakan seorang pengusaha sukses, akan sepenuhnya percaya dengan sasaran dan apa yang mereka lakukan. Meskipun berkali-kali mengalami kemunduran dan kegagalan, namun mereka tidak kenal kata menyerah. Hal ini terjadi pula dengan Soccoro Cancio Ramos, saat rintangan bertubi-tubi menerjang usahanya, mulai dari perang, pengeboman sampai terkena badai tooan, tidak memuat dirinya menyerah.
3. Bekerja ekstra keras
Demi mencapai tekadnya Coring bahkan rela tidur hanya tiga jam dalam sehari. Selain itu juga tak henti-hentinya ia menata dan mengembangkan perusahaannya agar menjadi nomor satu.
4. Bersakit-sakit dahulu
Ternyata pepatah yang mengatakan, “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” tersebut ada benarnya. Meskipun mengalami berkali-kali hal yang tidak menyenangkan, namun ia tetap berupaya mencari jalan untuk sukses.
Semoga sedikit informasi dan kisah sukses Socorro Cancio Ramos membangun “National Bookstore” ini bisa menginspirasi Anda untuk mewujudkan mimpi dan meraih sukses.
Belum ada Komentar untuk "Kisah Sukses Socorro Cancio Ramos Membangun Toko Buku National"
Posting Komentar