Kode Pos dan Asal-usulnya
Nama ‘kode pos’ bagi anak kekinian mungkin jarang atau terasa asing, namun bagi Anda yang pernah mengalami suatu keadaan dimana harus mengirim surat ke saudara, teman atau bahkan mengirim surat lamaran pekerjaan, maka satu yang tidak boleh tertinggal, yaitu kode pos. Meskipun saat ini masih sering dicantumkan, namun kode pos ini sangat membantu agar surat atau barang yang dikirim tidak sampai nyasar. Mengetahui kode pos dan asal-usulnya memang menarik, apalagi bagi anak muda milenial agar mengetahui tentang maksud dibuatnya kode pos ini.
Ilustrasi (Gambar: pixabay.com) |
Kode pos memang unik, bahkan dahulu hampir semua orang di seluruh dunia memiliki pengalaman yang sama, yaitu kesulitan mencari alamat rumah. Namun, sejak diterapkannya kode pos, maka segala urusan yang berhubungan dengan mencari alamat bisa teratasi.
Serba Serbi Kode Pos
Pada awalnya pemakaian kode pos ini hanya digunakan sebagai pelengkap alamat dan bukan bertujuan mempermudah mencari alamat rumah seseorang, namun untuk memudahkan pekerjaan di kantor pos saat menyortir surat.
Sistem kode pos ini diterapkan pertama kali di Jerman pada tahun 1941, baru kemudian di Inggris pada tahun 1959 dan Amerika Serikat pada tahun 1963.
Sebelum ada kode pos, negara-negara tertentu sebenarnya sudah menerapkan postal zone, yaitu kode angka tertentu yang digambarkan pada nama kota. Seperti di Amerika Serikat sebelum menerapkan zone improvement plan (ZIP), dinas pos Amerika Serikat sudah menambahkan satu atau dua digit di belakang nama kota, misalnya Minnesota16.
Umumnya, kode pos ini dibuat berupa deretan angka, huruf atau karakter tertentu yang berjumlah 4 sampai 8 digit. Susunannya dibuat tertentu biasanya merujuk pada satuan wilayah geografis, seperti kelurahan tertentu, perusaahan, atau bisa kompleks perumahan.
Namun pada kurun waktu ini, kode pos trnyata dirasakan belum cukup aman diterapkan dalam satu negara tanpa memperhitungkan negara lainnya. Dengan adanya globalisasi, maka kode pos harus menyesuaikan diri dengan kode internasional yang ada.
Di Eropa, yang negaranya saling berdekatan dan menggunakan bentuk kode pos sama, harus menambahkan kode dari license plate code, yang sebenarnya diperuntukkan bagi kendaraan bermotor, seperti ‘D’ untuk Jerman atau ‘I’ untuk Italia. Kode pos di Argentina atau Turki bahkan sudah menambahkan kode berdasarkan International Organization of Standarization (ISO) 3166 yang merupakan kode internasional untuk negara atau wilayah di dunia.
Setelah sekian lama digunakan, negara-negera tertentu juga harus menambah jumlah karakter kode pos agar semakin mudah dikategorikan. Pada tahun 1983, Amerika memperkenalkan sistem baru ZIP+4, yaitu kode pos yang ada ditambah lagi dengan 4 karakter yang merupakan kode blok dari alamat. Begitu pula dengan Jepang yang menambahkan dua digit lagi pada tahun 1998, menjadi 7 digit.
Sedangkan di Indonesia, sejak pertama kali digunakan pada tahun 1980-an sampai sekarang hanya menggunakan 5 digit angka kode pos. Dua digit pertama menunjukkan kotamadya atau kabupaten.
Yang menjadi pertanyaan mengapa di zaman digital seperti saat ini, masih menggunakan kode pos? Hal ini ditunjukkan dengan fakta yang ada, bahwa saat mengisi alamat rumah registrasi di internet, kita masih harus mengisi alamat dengan kode pos, dengan tujuan agar para pengguna internet bisa mengetahui keberadaannya secara fisik, meskipun berhubungan secara online.
Itu dia sedikit informasi tentang kode pos dan asal usulnya, semoga bermanfaat dan menjadi tambahan informasi untuk Anda.
Belum ada Komentar untuk "Kode Pos dan Asal-usulnya"
Posting Komentar