Produk dengan Label Food Grade, Baguskah Hasilnya untuk Kesehatan
Sejak merebaknya wabah pandemi Covid-19, sampai dengan meredanya wabah ini satu tahun lalu, praktis masyarakat banyak yang mulai sadar akan pentingnya kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan timbulnya rasa kritis atas hal yang berhubungan dengan makanan dan proses pembuatannya. Hingga ada pertanyaan, produk dengan label food grade, baguskah untuk kesehatan?
Label food grade (Gambar: electroniccigarettebali.com) |
Tentu hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat memang menyadari hal ini, dan juga jawaban berbagai pertanyaan yang sempat dirangkum dari kolom kesehatan dalam Taloid Nyata yang diasuh oleh dr Tan Shot Yen.
Label Food Grade
Berbcara tentang sub judul di atas, terdapat pertanyaan dari penanya kepada dr Tan, yaitu berbahayakah blender tanpa label food grade, karena akhir-akhir ini terdapat suatu produk blender ternama yang gencar menulis label food grade, dan juga sedikit tulisan “hindari memblender otak Anda”.
Pernyataan dan pesan tersebut tentu saja menakut-nakuti konsumen dan sepertinya terlalu berlebihan. Apalagi mengingat fungsi blender sebagai alat potong makanan seperti halnya pisau, dan nyatanya banyak rumah tangga yang menggunakan pisau biasa tanpa label food grade sejauh ini baik-baik saja.
Ulasan Label Food Grade dari dr Tan Shot Yen
Menurut dr Tan, penyataan tersebut di atas adalah hal yang lucu. Mengapa? Karena semua karbohidrat (sayur, buah) yang diblender atau melalui proses juicing dengan kecepatan tinggi (30.000 rpm) bukan sekedar mempercepat kerusakan serat (dengan dampak gula lebih cepat diserap, insulin naik, hormon-hormon eikosanoid pro-peradangan naik semua. Tentu hal ini akan lebih cepat memblender otak konsumen, apalabi dikonsumsi penderita diabetik), tetapi juga kerja cepat sabetan pisaunya menghasilkan panas yang menyebabkan enzim sayur dan buah menjadi rusak.
Semua yang dijelaskan dr Tan terjadi pada blender apa pun, entah pisaunya terbuat dari baja atau bahkan sampai tithanium.
Baca juga: Program Detoksifikasi ala dr Tan Shot Yen.
Juicer atau blender tidak sama dengan juice extractor yang pisaunya hanya mempunyai kecepatan 30 rpm, jadi seperti mesin giling daging. Karena memang tujuannya bukan untuk melumatkan bahan makanan, melainkan untuk mengambil mineral dan sayur atau zat yang ingin diekstraksi tanpa merusak enzimnya.
Untuk membuat makanan lumat seperti MPASI (makanan pendamoing ASI) atau bumbu, mengapa tidak menggunakan cara tradisional seperti diulek atau diayak? Apakah membuang waktu? Menurut dr Tan tidak.
Semua memang ada waktunya. Buang tenaga? Tentunya tidak. Karena semua jerih payah pasti ada imbalannya. Seorang ibu yang ke pasar subuh untuk membeli MPASI dan mengolahnya di dapur, pasti akan menuai hasil yang sama sekali berbeda dengan seorang ibu yang bangun bersama-sama bayinya, tinggal ciduk 3 sendok bubuk makanan dari kaleng dan mengaduknya di bawah pancuran air panas dispenser.
Menurut dr Tan, kalau masih punya gigi mengapa harus diblender? Bahwa setiap manusia harus memiliki gigi yang sehat, hanya dengan gigi, manusia mampu mengonsumsi makanan dan zat gizinya, tanpa mengambil jakan pintas dari suatu proses alam.
Pada prinsipnya, dunia investasi dan ekonomi bersaing untuk mendapatkan konsumen. Bagi meraka, tidak penting detail apa pun tentang efek samping dari semua aspek teknologi yang mereka pakai untuk dijual (seperti efek samping jus bagi kenaikan gula darah, yang juice membuat hidup mereka lebih praktis).
Marketing dan investasi membuat hidup menjadi berat sebelah, kita tidak lagi disodorkan keseimbangan kebenaran, pro dan kontranya. Semua yang terhampar adalah hal-hal yang mendongkrak apa yang dijual.
Barangkali bila pesaing adalah produsen alat blender yang menggunakan besi baja rel kereta api (yang dianggap bajanya atau racunnya bisa terkikis pelan-pelan masuk dalam blender) maka produsen alat blender yang mengaku aman bagi makanan akan tetap menghadapi tantangan yang sama. Dan bagaimana dengan akibat blender atau juice bagi kondisi hormonal manusia?
Itu dia sedikit informasi dan catatan dari dr tan Shot Yen tentang produk dengan label food grade, baguskah untuk kesehatan. Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Produk dengan Label Food Grade, Baguskah Hasilnya untuk Kesehatan"
Posting Komentar