Tips Mengatasi Salah Makan dan Efeknya di Masa Akan Datang
Menjaga makan merupakan hal penting agar tubuh selalu sehat. Namun, apa yang terjadi bila kita salah menerapkan pola makan tersebut, tentunya terdapat efek yang dikhawatirkan mengganggu kesehatan di kemudian hari. Tips mengatasi salah makan dan efeknya di masa akan datang akan memberikan Anda sedikit informasi agar benar dan tepat dalam menjaga pola makan.
Ilustrasi (Sumber gambar: sciencenewsforstudents.org) |
Informasi ini berasal dari tanya jawab tentang pola hidup sehat yang diasuh oleh dr Tan Shot Yen di Tabloid Nyata, namun dicoba untuk diulas dalam catatan ini.
Cara Mengatasi Salah Makan
Pertanyaan yang disampaikan berasal dari seorang wanita yang berusia 38 tahun, single, wirausaha dengan berat badan 60 kg, dan tinggi badan 158 cm. Ia merasa dua tahun ini mengalami kelebihan berat badan, dimana sebelumnya berat badannya stabil dikisaran antara 51 sampai 53 kg.
Menurut penanya, dia mempertahankan berat badan dengan cara yang tidak bijaksana, yaitu dengan cara ngasrep atau tidak mengonsumsi garam dan gula. Tentu saja menurutnya ini sangat menyiksa, namun mengingat semua teman kerjanya langsing, maka ia rela melakukannya.
Namun, lama kelamaan akhirnya timbul ketakutan, yaitu takut tubuh menjadi rusak. Ditambah lagi berbagai referensi dan tulisan tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan dengan memperlakukan tubuh secara bijaksana.
Menurut dr Tan, masalah seperti tersebut di atas tentu banyak dialami juga oleh para pembaca lainnya, yang menggunakan segala cara “demi penampilan”, namun akhirnya bukan hanya gagal tapi malah memperburuk keadaan.
Tidak mengonsumsi garan dan gula, tetapi jatuh dalam karbohidrat lain yang juga diubah menjadi gula dalam metabolisme tubuh, tentu apa maknanya?
Terlepas dari kepercayaan dan kebiasaan tertentu, dr Tan tetap menganjurkan untuk mengonsumsi garam dengan cara dan jumlah yang wajar. Kita membutuhkan keseimbangan Natrium (yang kebanyakan dari garam dapur) dan Kalium (yang banyak dalam sayur dan buah).
Pantang makan garam dengan harapan, misalnya tekanan darah turun atau apa pun tujuannya (namun tanpa disadari masih meneruskan pola makan dan gaya hidup yang menaikkan tekanan darah) akan menjadikan tubuh bingung dan malah mencetuskan banyak gejala lainnya.
Manusia jarang menderita kelebihan garam (yang ada justru kurang minum, yang membuat konsentrasi Natrium dalam darah menjadi terlalu pekat), karena garam memberi rasa pahit bila dikonsumsi terlalu banyak. Sebaliknya manusia seringkali jatuh dalam kondisi kelebihan gula, karena kebanyakan karbohidrat yang beredar di sekeliling kita adalah karbohidrat buruk.
Pola makan terbalik bukan masalah yang berarti. Justru makan berat yang menggunakan nasi dan mi yang menyebabkan masalah berat, karena nasi dan mi adalah karbohidrat paling buruk setelah gula dan roti.
Mengapa disebut paling buruk? Karena nasi dan mi lenyap dari saluran pencernaan dengan cepat, dalam waktu kurang dari dua jam sudah diubah sepenuhnya menjadi gula. Saat gula naik, insulin segera mengejarnya untuk segera menekan agar ‘gula darah selalu stabil’. Gula yang berasal dari nasi dan mi tersebut ditekan menjadi lemak.
Yang lebih parah, bila selama 12 jam Anda membiarkan tubuh tanpa asupan makan sehingga saat Anda makan pukul 14.00 gula darah sedang rendah-rendahnya dan insulin pun sedang rendah. Dan bila digenjot tiba-tiba dengan biskuit, roti, tentu gula darah langsung naik, insulin kaget dan berusaha dengan keras menekan gula yang melejit menjadi lemak lagi.
Membentuk LDL
Kebiasaan mengagetkan insulin secara berulang terus, setiap hari setiap minggu, hingga sepanjang bulan, maka lemak akan bertqmbah banyak, insulin dipaksa bekerja sekaligus juga memanggil hormon-horman lain yang memperburuk keadaan.
Pembuluh darah menyempit, (dengan risiko kesemutan, tekanan darah naik, penyempitan pembuluh darah otak, dan jantung) mengentalkan darah, menurunkan daya tahan kekebalan tubuh, merangsang tumbuhnya sel-sel tak normal (kista, tumor, kanker) dan perbanyakan jamur, alergi dan virus. Oleh karena itu, orang gemuk rentan keputihan, infeksi saluran kecing, dan lain-lain) dan timbul rasa nyeri yang tak nyaman di sekujur tubuh pada saat-saat tertentu.
Bukan itu saja, lemak yang sudah terlanjur menumpuk bekerja sama dengan insulin yang dipaksa tingi, akhirnya membentuk partikel kolesterol dengan molekul yang sangat kecil yang disebut dengan LDL (low density lipoprotein) yang menyelip di antara sel-sel yang membentuk dinding dalam pembuluh darah seperti kotoran gigi diantara sela-sela gigi Anda.
Hal seperti di atas masih belum seberapa, LDL cenderung akan mengalami oksidasi, sehingga membentuk peradangan setempat pada dinding pembuluh darah dan menjadi cikal bakal pembentukan plak yang lambat laun menyumbat pembuluh darah dengan segala akibatnya.
Bila terjadi pada pembuluh darah jantung akan menyebabkan penyakit jantung koroner karena aliran darah tidak lagi mencukupi kebutuhan denyut jangung sehingga jantung mati mendadak
LDL saja tanpa proses oksidasi tentu tidak akan menyebabkan peradangan pembuluh darah. Dan darimana datangnya perintah oksidasi?
Pertama, dari sinyal metabolisme yang dikeluarkan oleh insulin yang sudah tidak sensitif lagi (resisten) akibat terlalu seringnya gula darah naik turun.
Kedua, dari sinyal hormon leptin, yaitu hormon yang memberi informasi kepada otak tentang jumlah cadangan lemak dan akan diapakan lemak tersebut.
Bahkan kebiasaan puasa (di luar alasan agama) dengan cara apa pun dan kebiasaan memberi jeda terlalu jauh antara waktu makan satu dengan berikutnya, bukannya membuat tubuh langsing dan sehat, tapi malah hasil sebaliknya yang akan didapat.
Masalah utamanya adalah akan membuat insulin bingung. Manusia cenderung hanya mengecek kadar gula saja, dan merasa tenang apabila kelihatannya masih berada dalam batas aman. Padahal insulin sudah kalang kabut.
Improper signalling dari insulin dan leptin merupakan kunci berbagai macam penyakit metabolik. Jadi tentu saja bukan kolesterolnya yang dibunuh untuk mencegah penyakit (karena kolesterol pun dibutuhkan oleh tubuh), namun mengapa kolesterol LDL teroksidasi dan menyebabkan berbagai masalah itulah yang harus dipahami dengan benar.
Jalan Keluarnya Bukan Diet
Menurut dr Tan, jalan keluar untuk mengatasi masalah seperti di atas ternyata bukan dengan diet, hal ini sangat menyusahkan dan sangat tidak memuaskan.
Diet menurut dr Tan membuat orang terkekang, tidak bahagia dan banyak sekali godaan yang muncul (akibat tidak adanya pemahaman dengan benar tentang pola makan yang sehat).
Maka mulailah dengan karbohidrat yang baik, protein dengan kualitas tinggi dan juga lemak yang sehat. Makanlah dengan semua jenis sayur yang bisa dikonsumsi sebagai fresh, raw salad.
Lalapan mentah sebagai istilah kita. Selada (pilihlah yang enak, dari berbagai jenis lettuce misalnya iceberg lettuce atau selada bokor, romaine, butterhead dan lain-lain. Hindari salad keriting apabila Anda pemula. Menurut dr Tan, banyak yang sulit jatuh cinta pada kecapan pertama karena rasanya kurang manis), timun, tomat, kacang panjang, kemangi, terong lalap, dan lain-lain.
Hindari Gorengan
Yang juga harus diperhatikan adalah menghindari proses menggoreng dan menumis protein. Maka pilihlah ikan, ayam, jamur, tempe, tahu pepes atau dibakar dengan rempah berbungkus daun pisang atau dibuat sup atau soto, bumbu rujak, garang asem dan lain-lain.
Lemak sehat sebenarnya tanpa sadar sudah Anda bubuhkan sendiri setiap kali Anda menambahkan alpukat dalam salad atau ulekan bumbu kemiri dalam pepes.
Jenis minyak baik yang bisa Anda beli hanyalah extra virgin olive oil (minyak zaitun perasan pertama) dan grape seed oil (minyak biji anggur) yang cara proses pembuatannya di pabrik berbeda dari minyak goreng yang bisa kita gunakan. Gunakan sebagai tambahan pada sambal yang Anda buat sendiri atau sebagai salad dressing.
Proses dan kemasan yang baik menghindari pemanasan minyak dan paparan terhadap cahaya. Itulah sebanya minyak baik dijual dalam botol berwarna gelap (coklat, hijau, atau hitam).
Minyak yang dipanaskan dan kena cahaya membuatnya rancid (tengik, istilah yang kurang tepat karena minyak tengik belum tentu baunya juga tengik, karena secara kimia sebenarnya sudah terjadi kerusakan).
Minyak seperti ini selain menjadi pemicu kanker juga menyebabkan dinding pembuluh darah mengalami kerusakan.
Olah raga tidak akan mampu membayar hutang kesalahan makan yang Anda terapkan. Banyak pasien dr Tan yang mantan pecandu fitness, jogging, berenang, atau jalan pagi dan kena stroke juga.
Kok bisa seperti itu? Mengapa? Karena di pinggir kolam renang, dipinggir taman kota, dipinggir lapangan olahraga, di cafe sebelah ruangan fitness, ruangan senam ibu-ibu, sudah tersedia berbagai menu perusak tubuh, seperti nasi goreng, bubur ayam, lontong sayur, nuggets, bakul donat, risoles, kroket, soda drinks, teh manis kemasan, energy shake dengan susu skim ditambah pemanis buatan, juice buah bergula dengan ice cream vanilla float diatasnya.
Semoga informsi kesehatan dengan judul “Tips mengatasi salah makan dan efeknya di masa akan datang” bermanfaat dan mengingatkan akan pentingnya hidup sehat.
Belum ada Komentar untuk "Tips Mengatasi Salah Makan dan Efeknya di Masa Akan Datang"
Posting Komentar