Saat Anak Sulit Makan dan Berat Badan Pun Rendah
Masalah makan pada anak-anak memang sangat sering terjadi, anak-anak tidak suka sayur dan buah. Tentu saja saat anak sulit makan dan berat badan pun rendah, pasti hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi para ibu. Banyak pertanyaan yang hingga di benak mereka, hingga pada rubrik kesehatan yang diasuh oleh dr Tan (dr Tan Shot Yen) mereka mengungkapkan masalah tersebut untuk bisa mendapat solusi.
Ilustrasi anak sulit makan (Gambar: funender.com) |
Anak tidak mau makan sayur dan hanya mau makan yang gurih-gurih, misalnya hanya telur orak arik, maunya hanya froozen food, tentu hal ini akan menjadi masalah pada kesehatannya, yang akan membuat tubuhnya menjadi tidak bisa berkembang dengan normal, hal ini terlihat dari berat badan yang tidak sesuai dengan semestinya.
Cara Mengatasi Anak Susah Makan Sayur dan Buah Menurut dr Tan
Selama ini kita selalu menganggap anak yang sedang tumbuh, dianggap sama seperti halnya ‘orang dewasa mini’. Apa yang kita terapkam pada diri kita, apa yang berlaku dalam alam pikir rasional kita, sering pula kita terapkan dan andaikan dia seperti itu
Padahal menurut dr Tan, anak ada dunianya sendiri, ada grafik tumbuh kembangnya sendiri. Namun orang tua sering tidak sabaran. Bahkan menggunakan kiat aji-aji untuk menebak masalahnya. Hal ini sama seperti kesulitan belajar, anak ditumpas dengan setumpuk les dan pendampingan guru les yang dibayar mahal. Anak tidak doyan makan dibombardir dengan vitamin atau obat penambah nafsu makan.
Padahal gangguan belajar anak di sekolah bisa terjadi karena masalah konsentrasi (yang ada kaitannya dengan makanan juga), emosi (punya masalah dengan teman, guru bahkan pertengkaran orang tua di rumah sangat merisaukan benak kecilnya), juga masalah yang berkaitan dengan fisik (ada reflek-reflet integrasi syarafnya yang berfungsi sempurna, tidak adanya kerjasama antara otak kiri dan otak kanan untuk mencerna sesuatu dari sisi logika, detail, sekaligus pengalaman, kemampuan melihat masalah secara utuh) dan lain-lain.
Baca juga: Tips Mengatasi Sulit Makan Pada Anak.
Begitu pula anak sulit makan perlu ditelusuri dari berbagai penyebab. Bukan langsung diambil jalan pintas. dr Tan merasa sedih melihat anak selalu harus meemnuhi harapan orang tua sejak usia dini, termasuk urusan makan, tetapi jeritannya tidak pernah didengar dan tidak pernah dipedulikan.
Ayo mari kita telaah pelan-pelan. Bagaimana proses pertama kali anak mendapat makanan padat pendampaing ASI (MPASI)? Apakah dari sumber alam, dari dapur Anda atau dari bubuk atau keping makanan bayi produk pabrik?
Siapa pula yang selama ini mendampinginya makan? Bagaimana sikap orang-orang yang menyuapinya? Apakah selalu penuh ancaman? Atau rayuan yang tidak masuk akal yang malah hanya menimbulkan rasa bersalah sejak kecil dan kerusakan psikologis? (Seperti yang selalu dikatakan para pengasuh: Nanti para petani menangis dan mati, kalau nasinya tidak mau dimakan).
Apakah dia pernah didorong untuk mulai makan sendiri? Apakah ia sering sakit sehingga nafsu maknnya turun? Atau diam-diam ia masih mengidap penyakit yang menggerogoti tubuhnya tapi tanpa gejala? (dalam praktek dr Tan sering menemukan kasus TBC pada anak yang ironisnya berasal dari keluarga yang sangat berada akibat penularan dari pembantu, pengasuh, bahkan tetangga karena anak ini sering diajak jalan-jalan sambil makan ke tetangga atau sambil pengasuhnya kencan).
Jadi permasalahannya jangan lompat dulu:
Pertama, yang harus dibahas bukan bagaimana menaikkan berat badan, tapi justru mengapa berat badannya tidak mau naik atau bahkan mengalami penurunan?
Istilah doyan makan makanan keringan atau yang disebut dengan ‘keringan’, yang menjadi pertanyaan, anak ini belajar darimana untuk mau makan makanan kering? Banyak latar belakang Melayu yang memberi makan anak dengan cara yang gampang (karena bukan diurus oleh ibunya sendiri. Seperti nasi yang hanya diberi abon atau suwiran ayam goreng (tentu saja tanpa sayur) atau nasi dnegan hanya telur ceplok atau orak arik (dan tanpa sayur dan hanya telur, tentu saja tidak akan memenuhi kebutuhan gizi anak).
Dengan kata lain, bukan hanya menunya saja yang kering, tapi hidupnya pun kering dari variasi, kering dari keindahan.
Baca juga: Makanan Selingan untuk Anak.
Anak adalah individu yang seharusnya kaya, berlimpah senantiasa berubah, tak terbendung, tak berbatas. Itulah dunia anak-anak.
Lain halnya bila dia mulai masuk dalam hidup kering pengasuhnya, yang juga hanya mampu sebatas memberi menu yang kering. Banyak orang mengasuh anak hanya sebagai kewajiban, karena dibayar, karena terlanjur punya anak. Karena sibuk untuk urusan lainnya, akhirnya ngemil pun cari yang kering.
Biskuit yang tinggal beli di mini market sebelah rumah, atau donat manis. Jauh dari gizi anak yang seharusnya. Manis dan kering membuat anak kenyang dan mual. Dan kurang air. Ini sumber rusaknya gizi anak di seluruh Indonesia.
Entah pikiran apa yang merasuki orang dewasa hingga tega memberi anak panganan seperti itu (barangkali dengan iming-iming iklan si produsen? Atau supaya kelihatan seperti anak kota? Atau hanya berdaslih praktis?)
Istilah label pabrik “diperkaya dengan vitamin ini itu, mineral ini itu, bukan berarti makanan itu tepat untuk anak kita. Anak membutuhkan lebih dari sekedar zat yang diketahui manusia di pabrik.
Buah jeruk asli tidak pernah tergantikan oleh bubuk kuning dengan alasan sari jeruk, lebih celaka lagi ditambah dengan rasa manis dan bubuk-bubuk lain yang seharusnya tidak perlu ada dalam makanan anak.
Bagaimana peran ayah ibu kandung? Apakah orang tua di meja makan memberi contoh apa yang seharusnya dimakan anak?
Menurut dr Tan, dr Tan tidak mau memberi menu khusus, bukan karena tidak padai meracik menu, tapi dr tan menghargai latar belakang etnis. Biarkan anak-anak Jawa dibesarkan dengan opor ayam dan ikan bandeng presto serta pepes garang asem, sementara anak-anak Tionghoa asyik menikmati ikan bawal tim atau sup kembang tahu dengan bunga kimcan (sedap malam).
Selama mengandung karbohidrat sehat, (sayur segar dan buah), protein tinggi gizi (ikan, ayam, kacang-kacangan, tempe) dan lemak sehat (dari kacang kemiri, alpukat, extra virgin olive oil, tanpa minyak goreng).
Sedangkan memberi makan anak nasi beras merah organik tanpa lauk, membayangkan anak hanya makan nasi sudah begitu mengerikan, anak kita bukan unggas kan?
Masih ingat busung lapar yang terjadi di Nusa Tenggara Timur? Ketika tanaman mereka yang kaya akan umbi dan kacang-kacangan diganti habis oleh keharusan menanam padi seperti orang Jawa, dan akhirnya mereka tidak mempunyai sumber daya untuk mengolah ternak dan sumber makanan lain yang sudah habis karena iklim yang tidak cocok. Akhirnya terjadilah gangguan gizi hebat.
Untuk itulah mulai sekarang latihlah sel-sel pengecap lidah anak-anak kita dengan kegairahan cita rasa, bukan hanya rasa manis, begitu sel-sel ini mulai aktif, hidupnya pun akan berubah penuh keringanan.
Coba beri bubur bayam anak, pada anak dr Tan sudah diberikan bubur bayam sudah ditambahkan bumbu pala dan lada sejak usianya baru 8 bulan. Sejak usia 1 tahun anak dari dr Tan ini sudah tahu mana sup buatan ibunya dan mana yang bukan.
Sejak umur 1 tahun itu pula, anak dr Tan sudah pandai makan sendiri dengan berbagai sayur lalap, walaupun meja makan dan sekitar berantakan. Umur 4 tahun dia sudah fasih mengunyah sashimi ikan mentah. Dan diusianya yang menjelang 16 tahun, ia sudah pandai mengolah makanannya sendiri di dapur.
Masalah yang sering terjadi di Indonesia saat pemberian makan anak adalah dengan memberikan keju dan sosis, padahal 2 bahan makanan ini sudah dicoret dr Tan dari daftar pemberian makanan anak.
Tahukah Anda bahwa keju di Indonesia berasal dari susu yang sudah lama, dan sangat tidak benar bahwa dengan makan keju seakan-akan Anda sudah mencukupi kebutuhan gizi anak.
Sebagai contuhnya Cheddar Cheese (hanya ini yang ada di Indonesia sebagai keju penganan anak-anak dengan harga yang terjangkau) tidak mungkin menggantikan ikan, ayam, kacang-kacangan dan tempe.
Yang menjadi pertanyaan, apa motivasi ibu memberi keju karena anak tidak mau minum susu? Mengapa pula anak harus minum susu lain selain ASI? Sosis bukan sumber protein, terlalu banyak kandungan buruk dalam sepotong sosis.
Anda pun tidak tahu daging macam apa dan dari sumber mana yang dilumatkan, emulsifer (pengental, penyimbang, pemadat) makanan yang terbuat dari zat apa, perasa (supaya sosisnya termakan).
Semoga sedikit informasi tentang “Saat anak sulit makan dan berat badan pun rendah” ini bermanfaat dan menjadi referensi untuk Anda tentang kesehatan anak.
Belum ada Komentar untuk "Saat Anak Sulit Makan dan Berat Badan Pun Rendah"
Posting Komentar