Sukses di Tempat Kerja dan Sukses di Tempat Usaha
Kata “sukses” pasti menjadi sebuah kata yang diharapkan bagi semua orang. Entah itu sebagai seorang karyawan, atau sudah memiliki usaha sendiri. Bahkan, mungkin saja bagi perusahaan, berharap bahwa kesuksesan yang didapatkan seorang karyawan akan berbanding lurus dengan keberhasilan sebuah usaha yang menghasilkan sebuah profit yang bagus. Sukses di tempat kerja dan sukses di tempat usaha menjadi sebuah harapan yang diinginkan setiap orang, baik anda yang berprofesi sebagai seorang karyawan atau menjadi seorang pemilik bisnis.
Namun kenyataan mengatakan lain, dengan persaingan dalam dunia kerja antara karyawan satu dengan karyawan lain, atau pun perubahan manajemen yang sangat mempengaruhi kinerja seorang karyawan, juga menyebabkan hal terburuk terjadi, yaitu dengan keluarnya karyawan yang berprestasi atau bahkan dibilang mampu dan terbaik dibidangnya. Mungkin saja, bagi manajemen atau pemilik bisnis menganggap hal ini adalah hal yang biasa, namun terdapat hal lain yang harus diperhatikan. Dibawah ini akan kami sampaikan opini sedikit agar bisa memotivasi anda baik bagi anda yang masih menjadi seorang karyawan atau pun anda sebagai pemilik usaha.Sukses adalah Ketika Memahami Esensi Bekerja
Bosan, jenuh, atau merasa diperlakukan setengah hati, atau merasa tidak bisa berkembang dalam pekerjaan, menjadi banyak alasan banyaknya perpindahan seorang karyawan, atau dengan kata lain “keluar dari pekerjaan”. Bagi sebuah usaha, perpindahan karyawan yang hanya satu atau dua orang, mungkin tidak menjadi masalah, karena bisa mencari pengganti dengan cepat. Namun, kalau banyak yang meminta keluar atau “resign”, hal ini menjadi sebuah catatan tersendiri bagi perusahaan.Mengambil ide dari Rene Suhardono, seorang coach dan seorang pembicara publik, perpindahan karyawan atau keluarnya karyawan dari tempat bekerja, hal ini mengakibatkan efek yang negatif bagi sebuah perusahaan, antara lain:
- Kerugian biaya, karena hilangnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan karyawan yang handal, terutama dalam perekrutan dan training.
- Kerugian waktu dan kerugian kesempatan, yang dikarenakan tingginya perputaran bagi seorang calon peminpin (di level manajerial) di masa yang akan dtang.
- Memberikan pemahaman dan mencari seorang karyawan untuk bekerja sesuai dengan passion memang gampang-gampang susah. Karena kebanyakan, tujuan utama bekerja adalah hanya untuk mencari uang. Dan hal ini sama, khususnya bagi para lulusan perguruan tinggi, yang hanya fokus mencari uang, yang ujung-ujungnya meminta keluar dari pekerjaan, karena tidak sesuai yang dibayangkan antara gaji dengan pekerjaan yang didapatkannya.
What’s your reason to work beside money?
Sub judul ini sangat menggelitik bagi saya, karena kata “money” menjadi unsur utama yang selalu dicari, namun bagi sebagian orang menjadi tidak masalah, apalagi bagi mereka yang memutuskan untuk keluar dari pekerjaan dan bekerja sesuai dengan passion. Money atau uang menjadi sebuah unsur yang menggelitik yang sangat mempengaruhi perilaku anak muda yang terlahir pada generasi Gen-Y saat ini.Gambar ilustrasi |
Era perubahan dan era Gen-Y, menjadikan hal ini mempengaruhi perubahan dalam tingkah laku kaum muda, dan hal ini mempengaruhi kesiapan sebuah organisasi perusahaan, apalagi kalau perusahaan tersebut masih menganut orginasi tertutup (kekeluargaan) atau perusahaan yang menganut sistem setengah terbuka. Hal ini akan mengakibatkan perubahan perilaku yang menjadikan Gen-Y kaget dengan pola dan sistem manajemen dimana dia bekerja.
Image yang menganggap kesuksesan bagi sorang karyawan atau karyawan yang dilahirkan dalam jaman Gen-Y adalah banyaknya uang atau mendapatkan gaji yang lebih besar bahkan jabatan yang lebih tinggi, dikarenakan pernah berkuliah di perguruan tinggi ternama, menjadikan mereka cenderung meremehkan faktor “work from zero”. Yaitu memulai belajar dalam lingkungan baru dan jenis pekerjaan baru yang berbeda dengan apa yang didapatkan saat masih kuliah.
Mengambil apa yang disampaikan seorang Rene Suhardono,”Start with what you have, not with what you wish you had”. Maka mulailah dari pekerjaan yang anda miliki sekarang, dan lanjutkan dengan penghargaan pada proses, dengan melakukan terus proses eksplorasi, eksperimen dan melakukan kolaborasi agar anda bisa bertumbuh dan mengembangkan diri sebagai seorang yang profesional.
Image yang menganggap kesuksesan bagi sorang karyawan atau karyawan yang dilahirkan dalam jaman Gen-Y adalah banyaknya uang atau mendapatkan gaji yang lebih besar bahkan jabatan yang lebih tinggi, dikarenakan pernah berkuliah di perguruan tinggi ternama, menjadikan mereka cenderung meremehkan faktor “work from zero”. Yaitu memulai belajar dalam lingkungan baru dan jenis pekerjaan baru yang berbeda dengan apa yang didapatkan saat masih kuliah.
Rahasia Sukses, Ketika Uang Tidak Berpengaruh dan Passion Menjadi Unsur Utama
Passion, sepertinya harus menjadi unsur yang utama, baik saat memilih pekerjaan atau anda memilih untuk berusaha sendiri. Dengan passion, maka uang tidak menjadi hal utama, karena kebahagian anda akan didapatkan ketika anda memunculkan passion dalam setiap karya, yang pada ujungnya akan menghasilkan sebuah produk yang berkualitas, dan ketika konsumen atau penikmat produk anda puas, maka uang yang anda dapatkan lebih banyak dibanding saat anda hanya fokus pada uang saja. Hal ini sebenarnya juga berlaku bagi anda yang masih menjadi seorang karywana, ketika anda fokus pada proses dan pekerjaan yang anda lakukan menghasilkan sebuah hasil yang bagus maka uang atau gaji akan berpengaruh.Mengambil apa yang disampaikan seorang Rene Suhardono,”Start with what you have, not with what you wish you had”. Maka mulailah dari pekerjaan yang anda miliki sekarang, dan lanjutkan dengan penghargaan pada proses, dengan melakukan terus proses eksplorasi, eksperimen dan melakukan kolaborasi agar anda bisa bertumbuh dan mengembangkan diri sebagai seorang yang profesional.
Let you be you”....
Belum ada Komentar untuk "Sukses di Tempat Kerja dan Sukses di Tempat Usaha"
Posting Komentar