Tips Membangun Lubang Resapan Biopori
Ada satu pertanyaan menarik, mengapa harus membahas lubang resapan biopori? Jawabnya sangat mudah. Saat ini memang sudah memasuki musim kemarau, dan kebanyakan di musim kemarau, air tanah menjadi menipis, maka sebelum musim hujan datang kita harus mulai membangun sebuah sarana untuk bisa menyerap air. Untuk itulah, tips membangun lubang resapan biopori (LRB) ini disampaikan.
Gambar ilustrasi (Sumber: istockphoto.com) |
Seperti kita kertahui bersama, bahwa masyarakat yang tinggal di kota seperti di Jakarta tentu sudah sangat paham bahwa masalah terbesar dalam kehidupan mereka adalah yang berhubungan dengan air. Pada musim kemarau, persediaan air tanah menipis sehingga sulit mendapatkan air bersih, tetapi di musim hujan datang ancaman banjir.
Membangun Lubang Resapan Biopori
Terrdapat beberapa cara untuk menanggulangi masalah tersebut, salah satunya seperti yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari edisi no. 542, yang mencoba mengantisipasinya dengan cara membuat LRB (Lubang Resapan Biopori) di lingkungan tempat tinggal kita.
LRB ini bisa dikatakan sangat sederhana, lubang resapan air buatan sendiri ini memberi kontribusi yang tidak kecil bagi lingkungan.
Dahulu, pembuatan sumur resapan di rumah ini banyak terkendala karena persoalan teknis. LRB memberikan solusi atas masalah tersebut, LRB mengatasi hambatan tersebut karena bisa dibuat tanpa menyita lahan, namun kemampuan penyerapan airnya sangat besar.
Baca juga: Menuju Go Green.
Pada ukuran ideal, dengan lubang berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm, kemampuan resapan maksimalnya bisa mencapai 25 liter per meter persegi.
Beberapa syarat yang dibutuhkan agar LRB ini efektif adalah khususnya tentang penempatan lubang yang harus memperhitungkan daerah aliran air. Bisa di saluran pembuangan air, sekeliling batang pohon, perubahan kontur taman atau di batas-batas taman. Jarak penempatannya sangat tergantung pada kondisi tanah dan intensitas hujan, namun idealnya antar lubang berjarak 50 sampai 100 cm.
Langkah-langkah pembuatan LRB, antara lain:
- Rencanakan penempatan lubang di areal sekitar rumah. Lubang bisa ditempatkan pada jarak tertentu (sekitar 50 sampai 100 cm) di areal pekarangan, di sekeliling batang pohon, daerah aliran air, atau bisa di dasar saluran air.
- Buat lubang di tanah dengan diameter 10 cm, dan kedalaman sekitar 1 meter atau di atas permukaan air tanah. Agar memudahkan pembuatan lubang (sudah diciptakan bor khusus). Untuk memudahkan pengeboran, gemburkan tanah dengan air. Setiap kali mata bor penuh dengan tanah atau setiap kedalaman tanah 10 cm, tarik bor dan bersihkan.
- Perkuat mulut lubang dengan penyemenan dengan ukuran lebar 2 sampai 3 cm dan tebal 2 cm.
Resapan biopori bisa diberi penutup berlubang jika dikhawatirkan dapat mencelakai orang atau hewan peliharaan.
Sampah dan pupuk
- Masukkan sampah organik dari dapur atau daun, dan ranting kering dari kebun. Padatkan selalu sampah dengan mengggunakan tongkat. Jika lubang sudah penuh, pindahlah ke lubang berikutnya, terus secara berurutan.
- Dalam beberapa minggu, sampah akan menyusust. Pada saat itulah lubang biopori mulai terbentuk di dalam tanah dan memperbanyak penyerapan air. Hilangkan tanah yang menumpuk di atas tanah yang menghalangi jalan masuk air.
- Sampah yang mengalami pelapukan akan menjadi pupuk berupa kompos. Dengan ciri sampah berubah menjadi coklat kehitaman, mudah hancur dan beraroma seperti tanah. Pemanenan bisa dilakukan dengan bor yang sama untuk membuat lubang.
Lubang resapan dapat diisi dengan sampah organik, baik sampah dapur atau sampah kebun, yang akan menjadi pakan bagi organisme tanah seperti cacing tanah, rayap, semut, jamur maupun bakteri. Penguraian di dalam tanah ditandai dengan susutnya sampah.
Pada saat itu terbentuklah lubang-lubang biopori, yakni lubang-lubang kecil yang menjadi pintu masuk resapan air ke badan tanah.
Lubang biopori akan menyerap air hujan, yang artinya akan mencegah banjir dan menambah cadangan air tanah. Organisme tanah juga akan memperbaiki ekosistem tanah sehingga tanaman diatasnya ikut diuntungkan. Sampah organik yang terurai bisa dipanen sebagai kompos dan bermanfaat bagi kebun disekitarnya.
Semoga informasi tentang “tips membangun lubang resapan biopori” ini bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Tips Membangun Lubang Resapan Biopori"
Posting Komentar