Trawas, Tujuan Wisata Alam di Mojokerto
Mungkin nama tempat ini, Trawas, tujuan wisata alam di Mojokerto ini jarang sekali Anda dengar, bahkan bisa dikatakan kalah pamor dengan wisata kekinian yang saat ini sangat mudah dieksplore di media sosial. Namun siapa yang mengira, kalau Trawas adalah tempat yang menarik, selain menjadi wisata alam, ternyata juga memiliki nilai sejarah dan juga bisa belajar tentang lingkungan.
Candi Petirtaan Jalatunda (Gambar: ilmusiana.com) |
Trawas adalah suatu daerah yang terletak 60 km dari Surabaya atau sekitar 45 km dari Malang. Suasananya sangat pas untuk Anda yang cinta lingkungan, dengan alam yang asri, udara yang sejuk dan bersih. Menarik sekali membahas tentang Trawas, yang bersumber dari Majalah Intisari edisi no. 542 ini.
Keindahan Trawas
Daya tarik dari Trawas adalah keindahan air terjun Dlundung, yang ada di PPLH Seloliman dan juga Candi Petirtaan Jalatunda.
Air terjun Dlundung ini terletak di Desa Kemloko. Trawas, dengan ketinggian sekitar 23 meter yang juga berada di kaki Gunung Welirang. Air terjun ini juga berada di kawasan wisata dalam hutan yang didominasi pohon pinus seluas 1.600 hektar miliki Perhutani KPH Pasuruan, Kabupaten Mojokerto.
Luas kawasan wisata air terjun Dlundung sekitar 4,5 hektar. Selain air tejun, di kawasan ini juga terdapat area untuk bersantai dan juga camping ground yang luas dan nyaman.
Begitu memasuki gerbang, maka Anda akan melewati jalan aspal mendaki sejauh 1 kilometer, dengan pemandangan hutan pinus dan persawahan, sebelum kemudian tiba di pelataran parkir kendaaran bermotor.
Baca juga: Desa Adat Penglipuran, Tujuan Wisata Menarik Setelah Pandemi.
Tempat parkir motor bisa menampung sekitar 50-an motor, sedangan area parkir mobil hanya mampu menampung sekitar 5 mobil.
Sekitar 30 meter dari tempat parkir tersebut, terdapat saung permanen dengan ukuran 5 x 5 meter dengan lantai keramik. Disini Anda bisa duduk santai sesudah menikmati air terjun Dlundung.
Belajar Lingkungan di PPLH Seloliman
Setelah menikmatri keindahan air terjun Dlundung, maka Anda bisa melanjutkan ke PPLH (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup) Seloliman, yang berlokasi di Desa Seloliman, di lereng barat Gunung Penanggungan dengan ketinggian 350 sampai 400 meter di atas permukaan laut. Jarak air terjun Dlundung sekitar 15 km, dan membutuhkan waktu 30 menit perjalanan dengan menggunakan mobil.
PPLH Seloliman ini didirikan oleh Yayasan Indonesia Hijau (YIH yang berdiri pada tahun 1978), pada tahun 1990 kemudian digunakan sebagai pusat pendidikan lingkungan. Semua kegiatan dilakukan di dalam PPLH ini, mulai dari pengelolaan hutan tropis, pencemaran lingkungan, pengelolaan sampah, pertanian organik, pembangkit mikrohidro, solar cell, sampai dengan tungku serbuk gergaji.
PPLH Seloliman ini terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung, mulai dari anak TK sampi perguruan tinggi, bahkan dari komunitas informaal sampai organisasi formal, dan harus dikoordinasikan dengan pengurus sebelum kedatangan.
Di PPLH Seloliman ini Anda bisa belajar banyak, khusunya yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan pelestariannya, mulai dari mengenal ekosistem hutan tropis, pencemaran lingkungan, lingkungan keluarga pedesaan, energi alternatif dan teknologi tepat guna, pengelolaan sampah, serta lanskap, dan juga arsitektur lingkungan.
Candi Petirtaan Jalatunda
Setelah menikmati keindahan dan belajar lingkungan di PPLH Seloliman, Anda bisa singgah ke Candi Petirtaan Jalatunda yang berada di area Seloliman, lokasinya sekitar 2 km dari PPLH, tepatnya di lereng Gunung Bekal, yang merupakan salah satu puncak Gunung Penanggungan di ketinggian 450 meter di atas permukaan laut.
Candi ini adalah candi tempat mandi peninggalan Raja Airlangga, yang menempati areal sekitar 1 hektar, tetapi luas candi hanya sekitar 200 m2.
Pada bagian tertinggi hanya 6 meter dari permukaan tnah. Berdasarkan referensi, candi ini adalah candi petirtaan yang disiapkan oleh Raja Udayana dari Bali yang akan mempersunting Putri Gunapriyadharmaphatni, ibu Airlangga. Pembangunannya dilakukan pada tahun 997 Masehi.
Candi Petritaan Jalatunda ini terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kolam mandi di kiri kanan candi dengan dinding batu, candi utama di bagian tengah yang dikelilingi saluran air dan kolam yang menampung air limpahan dari kedua bagian tersebut sebelum dialirkan ke saluran pembuangan.
Pada kolam penampungan ini terdapat ikan koi dengan beragam ukuran yang terlihat dengan jelas karena airnya sangat jernih. Bahkan dari berbagai cerita yang ada, air petirtaan ini adalah air paling jernih di dunia.
Di candi ini para pengunjung bisa mandi atau melakukan ritual persembahyangan atau melakukan ziarah. Bahkan ada kepercayaan, orang yang mandi di petirtaan ini bisa awet muda, selain itu dengan mandi bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Itu dia sedikit informasi tentang “Trawas, tujuan wisata alam di Mojokerto”. Semoga bermanfaat untuk Anda yang ingin menikmati wisata dengan suasana alam yang menyegarkan.
Belum ada Komentar untuk "Trawas, Tujuan Wisata Alam di Mojokerto"
Posting Komentar