Eugene Dubois, Sang Penemu Java Men
Anda pasti pernah mendengar tentang manusia purba yang pernah ditemukan di aliran Sungai Bengawan Solo? Kalau ya, berarti Anda pernah mendengar sosok penemunya. Eugene Dubois, sang penemu Java Men.
Eugene Dubois (Gambar: historiek.net) |
Menarik sekali mengetahui bagaimana kiprah Eugene Dubois yang berusaha mencari missing link yang hilang ini. Apalagi dengan berbagai temuan fosil manusia purba yang tidak tahu ujung pangkalnya.
Kisah Hidup Eugene Dubois Menemukan Java Men
Ternyata kecintaan Eugene Dubois terhadap fosil manusia purba ini telah melebihi segalanya. Bahkan Dubois dikabarkan menolak untuk diangkat menjadi seorang guru besar di Royal Normal School Amsterdam, demi memenuhi hasrat dan keinginan berburu fosil di Indonesia.
Bahkan yang mengagetkan, saat permohonannya untuk pergi ke Indonesia di tolak, Dubois bahkan rela menjadi staf medis tentara perang Hindia Timur agar bisa ke Indonesia. untuk bisa menemukan The Missing Link dalam teori evolusinya Charles Darwin.
Baca juga: Mengenal Orang Jawa Purba.
Dengan tekad bajanya, lelaki yang saat itu berusia 29 tahun dengan didasarkan keyakinannya pada teori gurunya, Ernes Heakle, yang beranggapan bahwa manusia kera besar atau Pithecanthropus alalus harus dicari di daerah tropis berhutan lebat di Indonesia yang tidak pernah tersentuh gletser pada zaman es.
Pada tahun 1887, dengan menumpang kapal Princess Amalia, Dubois bersama dnegan istri dan anaknya yang baru lahir kemudian mendarat di Padang. Sebagai dokter khusus militer, tentu tidak banyak tugas yang dilakukannya.
Seluruh hidupnya di Indonesia justru dicurahkan untuk berburu fosil manusia purba, dan hasil penggaliannya di hutan tropis Sumatra ini nihil.
Pada tahun 1888, Dubois mengalihkan penelitiannya ke Pulau Jawa, hal ini seiring dengan berita penemuan tengkorak manusia purba di Tulungagung, Jawa Timur oleh seorang ahli pertambangan, yaitu B.D. van Rietschoten.
Dan Dubois meyakini, bahwa manusia purba pasti hidup tidak jauh dari aliran sungai, maka ia pun rajin menyusuri dareah sepanjang aliran Bengawan Solo. Dan benar, pada tiga tahun kemudian sekitar tahun 1891, Dubois menemukan fosil manusia purba di Trinil.
Setelah dicermati fosil berupa tulang paha dan batok kepala yang membatu tersebut, dan Dubois terkejut, ternyata ciri-ciri fosil tersebut menunjukkan milik makhluk, seperrti kera, tapi sudah mampu berjalan tegak. Dan Dubois yakin sudah menemukan “The Missing Link”, yang merupakan penghubung antara kera dan manusia.
Saat temuannya disiarkan, dunia ilmu pengetahun menjadi gempar. Berbagai seminar dan diskusi diselanggarakan guna mengkaji kebenaran temuan Dubois. Tentu saja Dubois menerima banyak sekali kritik, bahkan caci maki. Bahkan kalangan agamis menuduh Dubois sebagai orang tidak waras atau orang gila. Yang menyedihkan saat itu adalah dunia akademis tidak mengakui pembuktian teorinya. Saat itu para ilmuwan berkata, “Temuan fosil dari Jawa bukan ‘The Missing Link’, melainkan hanya fosil kera raksasa biasa.”
Dan tentu saja, Dubois yang dulunya sangat bersemangat dan optimis, mendadak berubah menjadi menjadi pemurung dan pemarah, Dia merasa perjuangannya tidak ada gunanya, dan Dubois tidak tahan menjadi objek perbincangan. Dubois gelisah, panik dan akhirnya mengalami depresi dan akhirnya mendekam di rumahnya di Harlem sampai hampir sakit jiwa, dan meninggal pada tahun 1940 diusianya yang ke-82 tahun.
Namun, kakek fosil Indoensia ini belum sempat mengetahui bahwa perjuangannya menemukan mata rantai yang hilang tersebut sangat diperhitungkan, bahkan saat ini menjadi pedoman para pakar manusia purba di dunia, termasuk para peneliti Indoensia.
Dubois ini pun sampai saat ini tidak mengetahui bahwa penemuannya di Desa Trinil 117 tahun silam masih tetap berlanjut sampai saat ini, bahkan dikembangkan oleh para pakar sampai saat ini.
Meskipun abad sudah berganti, dan berbagai penemuan dan data baru fosil telah bermunculan di berbagai situs yang mendukung pandangan Dubois bahwa “The Missing Link” tersebut memang ada dan harus terus dicari dan dibuktikan.
Konon katanya, konsep pemikiran Dubois terlalu cepat mendahului zamannya, dan saat itu dunia belum mampu menerimanya, bahkan ilmu pengetahuan pun belum siap menerima konsekuensinya. Namun, sampai saat ini nama Eugene Dubois telah melegenda sebagai penemu Java Men atau Pithecanthropus erectus. Semoga informasi tentang “Eugene Dubois, sang penemu Java Men” ini bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Eugene Dubois, Sang Penemu Java Men"
Posting Komentar