Tips Mengukur Risiko Dalam Berinvestasi
Tips Mengukur Risiko Dalam Berinvestasi - Dalam membuat keputusan untuk berinvestasi secara rasional, seorang investor akan mengarahkan perhatiannya pada tingkat pengembalian investasi (rate of return). Yang pasti, investor memilih investasi yang menjanjikan tingkat keuntungan dengan tingkat risiko tertentu dan terukur. Dengan kata lain, semua pilihan tidak hanya mengandalkan tingkat pengembalian yang diharapkan, tetapi harus mempertimbangkan risiko. Apabila investasi yang diharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan tinggi, maka investor harus bersedia untuk menanggung risiko yang tinggi pula.
Untuk memperkecil risiko dalam melakukan investasi maka perlu dilakukan analisis. Salah satu alat untuk menganalisis adalah CAPM atau Capital Assets Pricing Model merupakan salah satu model yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara tingkat risiko yang sistematis dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Risiko sistematis dalam CAPM disebut beta saham, yaitu kepekaan suatu saham terhadap pasar. Saham dengan beta lebih dari 1 merupakan saham yang sangat peka terhadap pertumbuhan pasar sehingga disebut saham agresif, sedang saham yang mempunyai beta kurang dari 1, kurang peka terhadap pasar disebut saham defensif. Konsep yang digunakan dalam CAPM didasarkan pada asumsi bahwa pasar modal adalah efisien.Tentang Risiko (Sumber gambar: barringtongroup.com.au) |
Investasi
Menurut Ahmad (1996:3), Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperolah tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut. Sedangkan investasi saham adalah menempatkan uang atau dana dalam pembelian efek berupa saham dengan harapan mendapatkan tambahan atau keuntungan tertentu atas dana yang diinvestasikan dalam perdagangan di bursa efek.Terdapat karakteristik investasi, yaitu:
- Investasi yang tidak memiliki risiko atau disebut risk less investment, seperti investasi pada obligasi atau deposito berjangka.
- Investasi yang mengandung risiko, yang ditandai oleh penerimaan hasil (return) yang tidak tetap atau bahkan tidak memberikan hasil sama sekali, seperti pada saham biasa maupun saham preferen.
- Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham, berupa uang tunai atau dalam bentuk lain seperti pembagian keuntungan dalam bentuk tambahan saham.
- Capital gain, adalah keuntungan yang terjadi, disebabkan kenaikan nilai modal yang ditanamkan dalam suatu surat berharga tertentu (merupakan selisih antara harga jual dengan harga beli atau dapat disebut selisih kenaikan kurs). Capital gain ini terjadi apabila pemilik saham menjual sahamnya dengan kurs lebih tinggi dibandingkan dengan kurs pada waktu membeli.
Portofolio
Sebelum membuat keputusan untuk berinvestasi, seorang investor yang rasional harus bisa menilai saham yang efisien. Terdapat dua hal yang harus diperhatikan sebelum investor mengambil keputusan, yaitu expected return (tingkat keuntungan yang diharapkan) dan risk (risiko).Expected return (tingkat keuntungan yang diharapkan), tingkat keuntungan portofolio dipengaruhi adanya perubahan harga sekuritas yang membentuk portofolio tersebut dan pembayaran dividen. Tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu proses investasi adalah didapatkannya dividend dan capital gain dari aktivitas investasi yang dilakukan.
Dalam menghitung tingkat keuntungan saham, sebelumnya harus diketahui beta (ß). Untuk menghitung beta portofolio, maka beta masing-masing sekuritas perlu dihitung terlebih dahulu. Beta portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari beta masing-masing sekuritas.
Beta merupakan pengukur yang tepat terhadap pergerakan pasar, karena tingkat keuntungan saham individu berhubungan dengan adanya perubahan harga di pasar modal.
Risk (risiko), merupakan standar deviasi dari tingkat keuntungan. Standar deviasi ini merupakan akar dari variance. Risiko portofolio tergantung pada:
- Risiko masing-masing saham yang membentuk portofolio.
- Proporsi dana masing-masing saham dalam portofolio.
- Covariance antar tingkat keuntungan saham dalam protofolio.
- Jumlah saham dalam portofolio.
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Hal yang harus dilakukan bagi seseorang utuk melakukan investasi adalah memiliki kemampuan untuk mengestimasi return dan risiko suatu individual sekuritas. Untuk menyederhanakan pengukuran risiko, telah dikembangkan suatu model pengukuran yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM), yaitu suatu model yang mencoba untuk menghubungkan risiko yang tidak dapat dipisahkan (risiko sistematik) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu investasi.CAPM adalah suatu model keseimbangan pasar umum yang dikembangkan oleh Sharpe, Lintner dan J. Mossin. CAPM juga didefinisikan sebagai penentuan harga aktiva, modal tertentu (saham) yang dikaitkan dengan keuntungan portofolio pasar (market portofolio return). Tujuan utama CAPM adalah untuk menentukan tingkat keuntungan minimum yang diisyaratkan dari investasi asset yang berisiko.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam model pengukuran risiko dengan CAPM ini adalah:
- Semua investor mempunyai cakrawala waktu dan memaksimumkan utility harapan dalam satu periode waktu yang sama.
- Dalam mengambil keputusan, para investor menggunakan pertimbangan expected return dan deviasi standar return dari portofolionya.
- Semua investor mempunyai pengharapan yang homogen tentang input-input yang digunakan untuk keputusan portofolio.
- Semua investor dapat meminjamkan atau meminjam sejumlah dana dengan jumlah tidak terbatas pada tingkat suku bunga bebas risiko.
- Investor dapat melakukan short sales.
- Investasi sepenuhnya dapat dipecah-pecah.
- Semua aktiva dapat dipasarkan secara likuid sempurna.
- Tidak ada biaya transaksi.
- Tidak terjadi inflasi.
- Tidak ada pajak penghasilan bagi investor.
- Pasar modal dalam kondisi equilibrium.
- Investor sebagai price taker. Investor tidak dapat mempengaruhi harga saham dengan tindakan membeli dan menjual saham tersebut.
CAPM adalah sarana untuk mengukur risiko, dan dalam mengukur risiko, menggunakan beta (ß) sebagai pengukur risiko. Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan risiko tertentu dengan tingkat keuntungan yang maksimum atau tingkat keuntungan tertentu dengan risiko yang minimum.
Kata kunci dalam pengukuran tersebut adalah Beta (ß), yang berfungsi untuk menentukan besarnya tambahan expected return untuk sekuritas individual dengan argumentasi bahwa portofolio yang didiversikan dengan sempurna, dan risiko yang relevan hanya risiko sistematik yang diukur oleh beta. Argumen ini berdasarkan asumsi bahwa semua investor akan membentuk portofolio pasar yang didiversifikasi secara sempurna sehingga risiko yang relevan untuk tiap sekuritas di dalam portofolio adalah beta.
Persamaan atau rumus dalam CAPM, dirumuskan dengan:
E (Ri) = Rf + (Rm – Rf) ßiDan :
Dimana :
Variabel X diasumsikan sebagai return market yang menggunakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), yang dirumuskan sebagai berikut:
Variabel Y merupakan return saham individual yang dihitung dari harga saham penutupan bulan saat ini dikurangi harga saham bulan lalu dibagi harga saham bulan lalu, yang dirumuskan sebagai berikut:
X = Rm = Tingkat keuntungan pasar
Y = Ri = Tingkat keuntungan individu
N = Jumlah periode yang dianalisis
t1 = periode saat ini
t2 = periode lalu
Persamaan tersebut menyatakan bahwa expected return dari suatu saham adalah sama dengan tingkat keuntungan bebas risiko (Rf) ditambah dengan premi risiko [(Rm – Rf) ßi].
Dengan persamaan ini, maka expected return atau sebuah sekuritas individual dapat ditentukan.
Berdasarkan sample perhitungan yang pernah dilakukan penulis, secara umum dapat disimpulkan bahwa apabila garis SML (Security Market Line) bersifat linier, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko suatu saham (ßi) maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan (Ri) dari investasi saham-saham tersebut.
Dalam proses investasi, khususnya melakukan investasi saham yang didasarkan atas preferensi risiko investor, maka investor yang masuk ke dalam golongan risk seeker akan memilih saham-saham yang bersifat agresif, karena akan memberikan tingkat keuntungan yang tinggi. Sedangkan saham-saham yang bersifat defensif lebih diminat oleh investor yang tergolong risk aversion, karena mereka lebih menghindari risiko atau mencari risiko yang seminimal mungkin.
Belum ada Komentar untuk "Tips Mengukur Risiko Dalam Berinvestasi"
Posting Komentar