Mengatasi Bayi Kuning
Anda pasti pernah melihat seorang bayi mengalami warna kuning di sekujur tubuhnya, entah anak saudara atau teman, atau melihat sendiri di ruang rawat bayi dan anak. Memang dapat dipahami bahwa bayi yang baru lahir atau selang beberapa hari, sering diserang yang disebut dengan penyakit kuning, yang ditandai dengan munculnya warna kuning di sekujur tubuh bayi. Yang menjadi menjadi pertanyaan sehubungan dengan penyakit kuning pada bayi tersebut adalah bagaimana mengatasi bayi kuning tersebut?
Ilustrasi (Gambar: mypositiveparenting.org) |
Tertarik dengan bahasan bayi kuning tersebut dengan mendasarkan pada berbagai referensi salah satunya yang ditulis oleh Nis Anatari yang juga pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi No. 504.
Bayi Kuning Karena Apa?
Dapat dipahami bahwa warna kuning disekujur tubuh bayi, pada sebagian bayi, gejala ini bisa dianggap wajar-wajar saja, namun pada bayi lainnya bisa berakibat fatal.
Keadaan bayi kuning dalam istilah kesehatan disebut ikhterus neonatus, hal ini disebabkan meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang melebihi nilai normal.
Gejalanya seperti bagian putih mata dan kulit berwarna kekuning-kujingan. Warna kekuningan itu bisa dilihat dengan jelas apabila kulit bayi ditekan secara lembut. Warna kuning ini timbul karena adanya timbunan bilirubin di bawah kulit.
Keadaan semacam ini tidak selalu muncul begitu bayi dilahirkan. Hal ini bisa saja terjadi 30 menit sampai 24 jam setelah kelahiran atau bahkan lebih lama dari itu.
Baca juga: Tips Melatih Daya Ingat Balita.
Maka tidak heran bila tiga hari pertama setelah kelahiran, bayi harus dipantau terus keadaannya. Yang harus diketahui para orang tua, sebelum dan sesudah lahir banyak sekali organ-oragn tubuh bayi yang belum berfungsi secara sempurna. Pembuangan melalui plasenta terputus dan bayi harus memprosesnya di dalam hatinya sendiri agar bisa membuangnya melalui feses.
Pada saat janin masih dalam kandungan, janin membutuhkan sel darah merah yang sangat banyak karena paru-paru bayi belum berfungsi. Sel darah merah itu yang bertugas mengangkut oksigen dan nutrien dari ibu ke janin melalui plasenta. Dan sesudah ia lahir dan paru-parunya berfungsi, sel darah merah tersebut tidak dibutuhkan lagi.
Di dalam sel darah merah tersebut terkandung biliriubin, yang merupakan hasil pemecahan hemoglobin oleh hati. Sewaktu bayi masih dalam kandungan, sel darah merah ini akan dikeluarkan melalui plasenta, untuk selanjutnya diurai oleh hati ibu.
Setelah bayi dilahirkan hati bayi itu sendiri yang akan mengurai sel darah merah. Bilirubin yang dihasilkan selanjutnya dibuang dari tubuh melalui air seni dan feses, dan nilai normalnya tidak melebihi dari 10mg%.
Serangan Bayi Kuning Sudah Bisa Diprediksi Sejak Dalam Kandungan
Melihat dari penyebabnya, maka serangan “bayi kuning” sebenarnya sudah bisa diprediksi sejak dini. Baik sejak sebelum hamil, saat hamil, selama proses persalinan, bahkan saat perawatan bayi baru lahir sampai saat akan dipulangkan ke rumah.
Langkah-langkah yang bisa dilakukan, seperti pemeriksaan laboratorium pada calon suami-istri, antara lain untuk mengetahui golongan darah dan rhesus, di samping untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit atau infeksi tertentu yang diidap calon ayah dan ibu, yang bisa dilakukan dengan pemeriksaan tertentu.
Apabila prediksi menunjukkan, bayi yang akan lahir besar kemungkinan terserang penyakit kuning, maka orang tua tidak perlu cemas. Saat ini, perbedaan golongan darah sudah bisa diantisipasi guna mencegah terjadinya peningkatan kadar bilirubin. Bahkan saat ini sudah banyak rumah sakit yang melakukan pemeriksaan rutin bilirubin pada bayi yang baru lahir, termasuk golongan darah dan pemeriksaan rutin lainnya.
Ibu Dengan Kadar Golongan Darah “O” Ternyata Lebih Rentan
Menurut Dr. George Mogi, seorang spesialis anak Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, 25% sampai 50% dari total bayi yang dilahirkan biasanya kuning, termasuk yang yang cukup hitungan bulannya.
Pada hari pertama, warna kuning jarang terlihat. Namun bila hari pertama sudah kuning, hal ini mengindikasikan sesuatu yang bersifat patologis. Pada bayi dengan warna kulit putih, kuningnya cepat terlihat, sedangkan pada wara kulit bayi gelap, deteksinya berlangsung lebih lama.
Kita patut curiga bila 2 sampai 3 hari setelah kelahiran, bayi masih berwarna kuning. Hal ini berarti terdapat peningkatan bilirubin, yang harus ditekan.
Bayi kuning bisa disebabkan karena ketidak cocokan (inkompatibilitas) glongan darah, yang biasa disebut dengan inkompatibilitas ABO.
Bayi kuning seringkali dilahirkan oleh ibu dengan golongan darah O karena golongan darah O memiliki anti A dan anti B. Sehingga jika golongan darah anak A atau B, akan terjadi reaksi yang menyebabkan kerusakan darah merah.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Kaki Si Kecil.
Pada saat masih dalam kandungan jika darah janin tidak cocok dengn darah ibunya, maka ibu akan membentuk zat antibodi (zat penangkis). Zat ini sedikit banyak akan mengalir lagi ke tubuh janin melalui plasenta. Hal ini mengakibatkan zat antibodi akan menghancurkan sel darah merah bayi sehingga meningkatkan kadar bilirubinnya.
Sedangkan untuk ketidakcocokan golongan darah akibat rhesus, biasanya terjadi bila ibu golongan darah rhesus negatif, sedangkan janinnya rhesus posistif. Bayi yang terserang secara ringan, biasanya berwarna pucat dan mempunyai hati dan limpa yang bengkak. Sedangkan yang mengalami gangguan darah dalam tingkat yang parah, kulitnya berbercak kecil kemerahan, membengkak dan pucat. Hati dan limpanya pun membengkak. Sistem saraf tidak responsif dan jantung berdenyut kecil.
Yang Harus Dilakukan Apabila Bayi Mengalami Kuning
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan bila bayi kuning, antara lain:
- Carilah penyebabnya. Bila kuning karena fisiologis, tidak perlu dilakukan tindakan khusus, karena akan hilang dengan sendirinya. Namun jika terjadi karena patologis (penyakit), harus diteliti lebih lanjut oleh dokter.
- Ibu dianjurkan menyusui ASI sedini mungkin, karena kolostrum yng terdapat dalam ASI mengandung antibodi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Dengan early feeding, bilirubin akan segera terbuang. Pengalaman membuktikan, bayi-bayi yang terlambat mendapat ASI atau mendapatkan pengganti ASI terlalu cepat, berpeluang menjadi bayi kuning.
- Perhatikan dan tandai kapan munculnya kuning, kecepatan peningkatan kuningnya serta lamanya. Jika sudah menjumpai hal-hal tersebut, segera bawa ke dokter.
- Jangan memberi sembarang obat-obatan pada bayi.
- Hindarkan bayi dari infeksi. Usahakan bayi selalu dalam keadaan bersih dan tidak tercemar sesuatu dari luar.
- Jangan biarkan bayi puasa terlalu lama. Berikan cairan setiap 3 sampai 4jam.
Itu sedikit informasi dan tips tentang “mengatasi bayi kuning”. Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Mengatasi Bayi Kuning"
Posting Komentar