Perencana Keuangan, Perlukah?
Pernahkan Anda merasa kesulitan dalam mengatur keuangan bulanan? Bahkan tidak hanya itu, pemasukan yang besar hilang tak berbekas, padahal pengeluaran pun tidak begitu besar. Mungkin tema “Perencana Keuangan, perlukah?” menjadi bahan menarik untuk diikuti.
Ilustrasi (Gambar: dukece.com) |
Selama ini banyak yang masih belum menganggap pentingnya perencana keuangan sebagai profesi yang sangat membantu bagi siapa saja yang merasa kesulitan dalam mengatur keuangan. Padahal disinilah pentingnya peran perencana keuangan, karena setiap orang mempunyai penghasilan terbatas sedangkan potensi pengeluaran itu hampir tidak terbatas.
Haruskah Berkonsultasi Pada Perencana Keuangan untuk Membuat Rencana Keuangan Keluarga?
Pada dasarnya setiap orang pasti memiliki masalah yang hampir sama terkait dengan masalah pengaturan keuangan. Dan nelakukan perencanaan keuangan saat ini pun tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi kalau Anda sudah mulai memikirkan tentang perencanaan sekolah anak, tentang persiapan pensiun, bagaimana dengan dana darurat untuk jaminan kesehatan. Bahkan seseorang yang sudah paham tentang perencanaan keuangan biasanya sudah mempersiapkan bagaimana dan dengan cara apa dia meninggalkan dunia.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, adalah kapan seorang financial planner atau perencana keuangan profesional ini dibutuhkan? Tentu saat perencanaan keuangan telah berkembang menjadi sesuatu yang tidak lagi sederhana.
Baca juga: Pensiun dan Tips untuk Mempersiapkannya.
Hal ini juga sesuai dengan apa yang disampaikan Safir Senduk, seorang perencana keuangan dari Jakarta yang tulisannya pernah dimuat dalam Majalah Intisari, yang membahas tentang profesi perencana keuangan yang memang tergolong baru, tugas utamanya adalah membantu nasabah dalam merencanakan keuangan secara pribadi, seperti membantu memilih, memberi solusi, mengatur keuangan dan juga merancang strategi keuangan nasabah, baik untuk tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan keuangan individu atau keluarga harus direncanakan oleh perencana keuangan, antara lain:
1. Masalah keterbatasan waktu.
Apabila Anda mampu meluangkan sedikit waktu untuk menganalisis produk-produk keuangan yang ada di pasaran dan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, tentu Anda tidak membutuhkan seorang perencana keuangan.
Namun saat ini terdapat banyak produk lebih dari 150-an produk yang dihasilkan bank umum, lebih dari ratusan produk dari sekuritas, 100-an produk dari manajer investasi dan juga berbagai produk dari lembaga keuangan lainnya.
Maka bisa dipastikan sangat mustahil bagi yang awam di bidang investasi bisa memahami semua informasi tersebut dengan benar dan juga mengalokasikan dananya secara tepat, sesuai dengan tujuan investasi dan karakter risiko yang dihadapi seorang diri.
2. Mengatur keuangan dengan bijak.
Pada praktiknya mengatur keuangan ini bukan perkara yang mudah. Maka salah satu hal yang biasa dilakukan setelah menerima penghasilan adalah mencoba mengatur sebaik mungkin sampai waktu yang sudah ditentukan, misalnya sampai akhir bulan. Namun apakah ini mudah? Pasti semua orang akan menjawab dengan tegas “TIDAK”.
Penyebabnya, tentu saja seperti yang disampaikan di atas, karena setiap orang memiliki penghasilan yang terbatas.
3. Produk -produk investasi saat ini semakin banyak.
Saat ini seperti disampaikan diatas, banyak sekali produk keuangan yang ditawarkan dipasaran. Bahkan secara teoritis, tidak sulit memilihnya, namun memilih yang sesuai bukanlah perkara yang mudah.
4. Keinginan untuk mendapatkan masa depan keluarga yang aman dan terjamin.
Kalau saat ini Anda memiliki pensiun dari kantor, memiliki jamsostek atau BPJS. Puji syukur, karena semua sudah terencana dengan smpurna sesuai dengan keinginan yang ingin dicapai dengan besaran nilai nominal yang diharapkan.
Namun yang sering tidak dipahami adalah biaya pendidikan di Indonesia per tahunnya meningkat sekitar 15%. Tentu hal ini dari tahun ke tahun biaya pendidikan juga akan semakin naik. Maka seorang perencana keuangan harus bisa mengalokasikan secara benar dan seefisien mungkin seluruh pendapatan dan kekayaan yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
Alokasi tersebut mencakup biaya pendidikan anak, pensiun yang wajar, dan juga kegiatan masa tua yang ingin dicapai seseorang.
Nah disinilah peran perencana keuangan yang akan mengatur agar rencana-rencana ke depan tersebut tidak merusak siklus bulanan.
Tipe Perencana Keuangan
Melihat berbagai informasi di atas, tentu keberadaan seorang perencana keuangan memang sangat dibutuhkan.
Terdapat tiga tipe perencana keuangan, antara lain:
1. Perencana keuangan yang tidak independen.
Perencana keuangan jenis ini bernaung di bawah satu perusahaan jasa keuangan, seperti merangkap sebagai karyawan bank, agen properti, agen asuransi dan alin-lain.
Mereka ini memiliki kemampuan menganalisis dan membantu mencari solusi masalah keuangan, namun mereka bernaung di bawah perusahaan keuangan. Biasanya produk yang ditawarkan sesuai dengan produk yang dijualnya.
2. Perencana keuangan independen yang menerima komisi.
Jenis perencana keuangan ini tidak bernanung di bawah satu lembaga keuangan atau perusahaan keuangan tertentu. Namun biasanaya memberitahukan di awal bahwa meeka memiliki hak untuk mendapatkan komisi dari pihak ketiga bila dalam perjalanan ternyata investor memilih produk yang disarankannya.
3. Perencana keuangan murni independen.
Perencana keuangan independen ini bekerja atas nama biro atau perusahaan penyedia jasa perencana keuangan yang khusus bertindak sebagai konsultan keluarga, perorangan mau pun perusahaan atau usaha kecil.
Mereka ini tidak terikat atau memiliki kepentingan terhadap salah satu produk yang ditawarkan, baik sebagai karyawan atau pun sekedar mendapat komisi.
Jadi yang menjadi tujuan utama dalah memberikan konsultasi sesuai dengan kebutuhan keuangan, membantu menentukan investasi yang tepat, dan memberikan analisa yang terbuka dan transparan terhadap investasi yang menjadi pilihan kita sebagai kliennya.
Itu sedikit informasi tentang “Perencana Keuangan, perlukah?”. Semoga informasi tersebut bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Perencana Keuangan, Perlukah?"
Posting Komentar