Tips Mengatur Belanja Rumah Tangga
Ada yang merasa bingung mengatur kondisi keuangan bulanan? Kalau Anda menjawab “Ya”, berarti Anda tidak sendiri, karena sangat banyak yang mengeluhkan tentang hal ini, bahkan tidak hanya bingung dalam mengatur keuangan, namun banyak yang defisit. Melihat kondisi tersebut ada baiknya kita membahas tentang tips mengatur belanja rumah tangga.
Ilustrasi (Gambar: insightdiy.co.uk) |
Memang patut diakui kondisi ekonomi bahkan pengaruh resesi atau naiknya BBM beberapa bulan lalu, ditambah gaji yang tidak naik, membuat semua keluarga harus berpikir keras untuk bisa mencukupi kebutuhan. Memang banyak cara untuk mengakalinya. Namun semua membutuhkan upaya disiplin yang keras untuk bisa mengubah kebiasaan lama yang telah dilakukan.
Cara Mengatur Belanja Bulanan
Melihat kondisi yang disampaikan di atas memang masalah tersebut menimpa hampir seluruh keluarga di Indonesia. Dengan bertambahnya pengeluaran, berarti akan terjadi ketidakseimbangan. Apabila ketidakseimbangan terjadi, tentu cara menghadapinya adalah mengurangi pengeluaran atau dengan cara menambah pemasukan.
Namun kenyataanya, apalagi di saat ini resesi yang masih mengancam dan membuat daya beli menurun, mencari tambahan pemasukan tidak semudah seperti yang diucapkan.
Baca juga: Tips Mengelola Keuangan Setelah Natal dan Tahun Baru.
Oleh karena itu, pilihan yang realistis dan cepat dilaksanakan adalah dengan cara mengurangi pengeluaran. Untuk itu, berusahalah agar pengeluaran dari waktu ke waktu selalu lebih kecil dari penghasilan yang didapat agar tidak terjadi defisit. Tentu saja semakin kecil tingkat pengeluaran menjadi semakin bagus.
Empat Prioritas Pengeluaran
Menurut Ahmad Gozali, seorang konsultan keuangan di Jakarta, menyampaikan bahwa terdapat empat pos pengeluaran berdasarkan skala prioritas (Nis Antari, Majalah Intisari), antara lain:
1. Kewajiban bersedekah atau kewajiban terhadap orng lain.
Di dalam agama Islam dikenal adanya zakat. Hal ini menjadi pos pertama sebagai priorotas yang harus dibayarkan terlebih dahulu, begitu menerima pendapatan atau gaji.
Tetapi bagi yang merasa belum mampu, karena penghasilannya belum stabil, yang bersangkutan tersebut tidak dikenai kewajiban untuk melakukan zakat.
2. Kewajiban terhadap pihak ketiga.
Keajiban terhadap pihak ketiga ini, seperti cicilan utang, hal yang paling mudah dilihat adalah kewajiban cicilan rumah atau cicilan mobil.
Sebagai saran agar kita membatasi cicilan utang bulanan, seperti rumah, mobil, dan juga barang kreditan. Apabila ditotal sebaiknya tidak melebih 30% dari penghasilan bulanan.
Dengan demikian 70% sisanya dari penghasilan bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup lainnya dan juga investasi (prioritas ketiga).
3. Pengeluaran untuk diri sendiri yang manfaatnya bisa diraih di masa depan.
Prioritas ini seperti tabungan. Pos tabungan ini untuk mengatasi pengeluaran yang tidak terduga dan tidak terencana, seperti menderita sakit yang butuh biaya pengobatan.
Pengeluaran tidak rutin lainnya juga bisa diambil dari pos cadangan ini. Dana cadangan bisa berbentuk uang atau barang yang dapat dicairkan secara cepat saat terjadi keperluan mendadak.
Bentuk dana cadangan ini minimal tiga kali pengeluaran per bulan. Namun, bila penghasilan masih belum stabil, alangkah sebaiknya dana cadangan yang dibentuk menjadi lebih besar lagi, misalnya dengan enam kali pengeluaran rutin per bulan.
Apabila saat ini sudah memiliki sejumah dana tertentu sesuai kebutuhan dengan kebutuhan jumlah minimal dana cadangan, maka pisahkan dana ini ke dalam sebuah rekening tersendiri.
Apabila sama sekali tidak memiliki simpanan uang tunai, segeralah berusaha untuk menyisihkan minimal 10% secara rutin setiap bulannya dari gaji atau penghasilan.
4. Pemenuhan kebutuhan saat ini.
Kebutuhan ini salah satunya adalah kebutuhan sehari-hari. Mengapa pemenuhan kebutuhan ini diletakkan pada prioritas terakhir? Hal ini disebabkan karena tiga prioritas sebelumnya memiliki konsekuensi besar. Misalnya kewajiban pada pihak ketiga, bila menunggak maka akan terkena konsekuensi terkena bunga dan denda.
Sedangkan belanja untuk kebutuhan bisa lebih fleksibel. Artinya kita bisa lebih bebas dan melihat pos mana atau pos pengeluaran yang bisa dikurangi.
Menyisihkan di Awal
Apa maksudnya dengan menyisihkan di awal? Terdengar memang aneh, apalagi di tengah kenaikan harga barang yang luar biasa, dan tentu saja kita harus tetap memiliki dana cadangan 3 sampai 6 kali kebutuhan per bulan atau minimal menyisihkan 10% gaji.
Bisakah menyisihkan tersebut dilakukan? Jawabannya sederhana, bisa meskipun harus memaksa. Memotong di depan bisa menjadi kewajiban dan harus dibiasakan.
Dalam keadaan apa pun menabung sejatinya harus tetap dilakukan. Mungkin saja dalam keadaan yang terjadi seperti saat ini, untuk jumlahnya dikompromikan atau bisa diperkecil. Yang sangat penting adalah kebiasaan menabung jangan sampai dirusak.
Cara yang bisa dilakukan untuk hal tersebut di atas adalah dengan mengubah kebiasaan lama dan menjalankan kebiasaan sehat dalam menggunakan uang, termasuk dalam kebiasan berbelanja.
Maka langkah awal yang bisa dilakukan adalah:
1. Dengan membuat anggaran belanja bulanan.
Memiliki anggaran belanja bulanan sangat penting karena akan membuat pengeluaran menjadi lebih terkendali. Tidak peduli berapa pun penghasilannya.
2. Mencatat semua pengeluaran dalam sebulan.
Anggaran pengeluaran harus lebih keil dari penghasilan. dan juga biasakan berbelanja hanya sebesar jumah yang telah dianggarkan.
Dengan mematuhi anggaran yang sudah dibuat, kita tetap bisa berbelanja tanpa mengalami defisit. Dengan anggaran tersebut kita bisa memilih mana pos pengeluaran yang wajib dan mana yang tidak.
Yang paling penting adalah bisa membedakan mana keinginan dan mana yang kebutuhan.
Yang menjadi pertanyaan lagi, mana yang lebih menguntungkan, belanja sedikit atau belanja secara grosir? Belanja secara bulanan atau belanja secara harian?
Apabila Anda menerima gaji secara bulanan, maka keputusan belanja tersebut adalah hal yang wajar. Memang dengan cara tersebut kita tidak akan mudah tergoda untuk pergi ke tempat-tempat perbelajaan sehingga tergoda untuk membeli bermacam-macam barang.
Namun untuk barang-barang harian dan barang yang cepat rusak, seperti sayuran, buah-buahan, dan daging. Barang tersebut bisa dibeli sesuai kebutuhan. Tentu saja hal ini memberi keuntungan, uang yang dikeluarkan pun menjadi lebih sedikit.
Itu dia sedikit informasi tentang tips mengatur belanja rumah tangga. Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Tips Mengatur Belanja Rumah Tangga"
Posting Komentar