Tips Meningkatkan Gairah Kerja
Gairah kerja sedang menurun? Anda bosan dengan aktivitas dan rutinitas yang terus berulang setiap hari tanpa adanya sesuatu hal menarik? Sepertinya tips meningkatkan gairah kerja ini sangat pas untuk disampaikan kali ini.
Sebenarnya banyak cara untuk meningkatkan gairah kerja, mulai dari mengajukan cuti, membuat sesuatu yang berbeda, atau bahkan mencari hal menarik sehingga Anda bisa meningkatkan kinerja.
Ilustrasi (Gambar: biospace.com) |
Menurut Jansen Sinamo seorang ahli pengembangan sumber daya manusia dari Institut Dharma Mahardika, yang dikutip juga oleh M. Sholekhudin yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi No. 504, mengatakan bahwa semua orang pasti pernah merasakan gairah kerjanya mengalami penurunan, dan hal ini adalah hal yang lumrah.
Delapan Etos Kerja Profesional
Meskipun penurunan kinerja adalah lumrah, namun ‘impotensi’ kerja tersebut harus segera diobati.
Menurut Jansen Sinamo, maka cara mengatasi penurunan kinerja tersebut, yaitu dengan cara langsung membenahi pangkal masalahnya, yang terdapat pada motivsi kerja. Disinilah letak yang membentuk etos kerja.
Menurut Jansen, terdapat 8 etos kerja profesional, yang bisa mendongkrak gairah kerja, antara lain:
- Kerja adalah rahmat.
- Kerja adalah amanah.
- Kerja adalah panggilan.
- Kerja adalah aktualisasi.
- Kerja adalah ibadah.
- Kerja adalah seni.
- Kerja adalah kehormatan.
- Kerja adalah pelayanan.
Baca juga: Tips Bekerja Bahagia.
1. Etos Pertama - Kerja adalah Rahmat.
Apa pun pekerjaan kita, entah menjadi pengusaha, karyawan, sampai menjadi buruh kasar sekalipun, semuanya adalah rahmat dari Tuhan. Anugrah tersebut kita terima tanpa syarat, seperti layaknya menghirup udara atau oksigen tanpa adanya biaya sepeser pun.
Begitu pula dengan bakat dan kecerdasan yang membuat kita bisa bekerja adalah anugrah. Dengan bekerja, kita bisa menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Begitu pula dengan bekerja, kita bisa memiliki teman dan kenalan, juga memiliki kesempatan untuk menambah ilmu, wawasan dan masih banyak lagi. Semuanya adalah anugrah yang harus disyukuri.
2. Etos Kedua - Kerja adalah amanah.
Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai negeri atau pun apa pun pekerjaannya, semua adalah amanah. Etos ini membuat kita bisa bekerja dengan sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela.
3. Etos Ketiga - Kerja adalah panggilan.
Apa pun profesi kita, entah perawat, guru dan lain-lainnya, semua adalah darma. Seperti darma Yudistira untuk membela kaum Pandawa. Seorang perawat memanggul darma untuk membantu orang sakit. Seorang guru memikul darma untuk menyebarkan ilmu kepada para muridnya.
Jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita bisa berucap pada diri sendiri, “I’m doing my best!” Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil karya kita kurang baik mutunya.
4. Etos keempat - Kerja adalah aktualisasi.
Apa pun pekerjaan kita, semuanya adalah bentuk aktualiasi diri. Meskipun kadang lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa ‘ada’. Bagaimna pun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekerjaan. Secara alami aktualisasi diri itu bagian dari kebutuhan psikologi manusia
5. Etos kelima - Kerja adalah ibadah.
Tidak peduli apa pun agama atau kepercayaannya, semua pekerjaan halal merupakan ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata.
6. Etos keenam - Kerja adalah seni.
Apa pun pekerjaan kita, bahkan seorang peneliti pun, semua adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi.
Jansen mencontohkan Edward V. Appleton, seorang fisikawan peraih nobel, mengaku, rahasia keberhasilannya meraih penghargaan sains paling bergengsi karena dia bisa menikmati pekerjaannnya
“Antusiasmelah yang membuat saya mampu bekerja berbulan-bulan di laboratorium yang sepi” sahutnya. Jadi, sekali lagi semua kerja adalah seni. Bahkan ilmuwan seserius Einstein pun menyebut rumus-rumus fisika yang njlimet itu dengan kata beautiful.
7. Etos Ketujuh - Kerja adalah kehormatan.
Seremeh apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita.
8. Etos Kedelapan - Kerja adalah pelayanan.
Apa pun pekerjan kita, entah pedagang, penjaga mercusuar, semuanya bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama.
Menurut Jansen, kedelapan etos kerja yang digagasnya bersumber pada kecerdasan emosional - spiritual.
Agar Antusias pada Pekerjaan
Memiliki sifat antusias pada sesuatu termasuk dalam pekerjaan adalah hal yang sangat bagus.
Terdapat dua aturan agar bisa antusias pada pekerjaan, antara lain:
- Mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat. Dengan begitu, bekerja akan terasa sebagai kegiatan yang menyenangkan.
- Belajar mencintai pekerjaan. Pilihan kedua ini bila aturan pertama tidak bisa didapatkan. Karena kadang kita belum bisa mencintai pekerjaan karena belum mendalaminya dengan benar,
“Kita harus belajar mencintai yang kita punyai dengan segala kekurangannya."
Hidup hanya menyediakan dua pilihan saja, “mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari.”
Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan memperoleh “5-ng”, yaitu ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel dan ngeyel.
Menurut Fisuf Jeramn, Jihann Wolfgang von Goethe, “It’s not doing the thing we like, but liking the thing we have to do that makes life happy.”
“Dalam hidup, kadang kia memang harus melakukan banyak hal yang tidak kita sukai. Tapi kita tidak punya pilihan lain. Tidak mungkin kita mau enaknya saja. Kalau suka makan ikan, kita harus mau ketemu duri.”
Begitu pula dalam dunia kerja, duri bisa tampil dalam berbagai macam bentuk, gaji yang kecil, teman kerja yang tidak menyenangkan, atasan yang kurang empatik, dan masih banyak lagi lainnya. Namun justru disini kita akan ditempa untuk menjadi lebih berdaya tahan.
Itu dia sedikit informasi tentang “tips meningkatkan gairah kerja”. Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Tips Meningkatkan Gairah Kerja"
Posting Komentar