Awas Jebakan Kredit!
Kredit, pinjaman, dana bantuan atau apapun namanya, sungguh sangat familier dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan hanya untuk memiliki motor listrik saja saat ini bisa dengan mudah Anda dapatkan dengan iming-iming kredit yang mudah. Namun apa pun namanya, kredit tetaplah kredit, pinjaman tetaplah pinjaman, maka awas jebakan kredit!
Ilustrasi (Gambar: thepropertyvoice.net) |
Tidak hanya tawaran dalam bentuk kemudahan dengan berbagai bentuknya, mulai kartu kredit sampai dengan cicila panci saat ini begitu mudahnya semua bisa dikredit. Bahkan tidak hanya itu, kemudahan pinjaman yang saat ini viral atau bisa disebut ‘pinjol’ begitu mudah mendapatkan pinjaman.
Kredit Mudah Mendapatkannya, Pusing Membayarnya
Begitu banyak tawaran yang menggiurkan untuk bisa memiliki suatu barang, bahkan Anda pasti pernah membaca suatu iklan di pinggir jalan, “Kredit lebih murah daripada tunai. Tanpa uang muka, proses cepat, dan bebas 1x angsuran”. Begitu menggiurkan, dan kenyataannya memang telah terjadi, begitu membeli tunai misalnya sepeda motor, harga tunainya menjadi lebih mahal bila dibandingkan dengan saat Anda membelinya dengan kredit.
Dengan berbagai efek yang ditimbulkannya, ternyata memang masih ada yang menganggap kredit menjadi dewa penolong bagi sebagian orang. Di saat mengandalkan gaji yang terengah-engah mengejar kenaikan harga, kredit menjadi jalan yang mungkin dalam mendapatkan barang konsumsi. Begitu pula saat mengandalkan tabungan yang disisihkan dari pendapatan per bulan saat ini juga sangat sulit.
Melihat berbagai jenis kredit yang sering dinikmati masyarakat, terdapat tiga jenis kredit yang ditawarkan kepada konsumen perorangan, antara lain:
- Kredit uang tunai.
- Kredit barang konsumsi.
- Kredit barang investasi.
Baca juga: Tips Hidup Hemat di Tengah Naiknya Harga Barang.
1. Kredit Uang Tunai
Kredit uang tunai adalah kredit yang menawarkan pinjaman berupa uang tunai. Biasanya kredit jenis ini ditawarkan melalui kartu kredit dengan nama cash advance, kredit multiguna atau yang saat ini sedang sering-seringnya kita dengar, yaitu KTA (Kredit Tanpa Agunan). Kredit ini ditawarkan kepada mereka yang sedang membutuhkan uang untuk keperluan jangka pendek. Karena kredit ini memiliki persyaratan yang mudah, dan tidak membutuhkan jaminan, maka kredit ini biasanya memasang bunga yang cukup tinggi. Inilah yang harus diperhatikan sebelum menandatangani kontrak.
2. Kredit Barang Konsumsi
Kredit barang konsumsi yaitu kredit yang menawarkan barang sebagai objek yang bisa dikredit. Pada umumnya kredit yang menggunakan jenis ini adalah kartu kredit. Kredit jenis ini memang difokuskan bagi mereka yang membutuhkan barang-barang tertentu, namun belum atau tidak memungkinkan untuk membayarnya secara tunai. Biasanya barang-barang ini adalah barang elektronik, furniture atau alat-alat rumah tangga.
Mengapa disebut barang konsumsi? Karena tujuan kepemilikan barang tersebut memang untuk konsumsi dan barang tersebut tidak akan memberi manfaat berupa pertambahan nilai, baik dari barang itu sendiri maupun dari penggunaannya. Oleh karena itulah sifat kredit ini bersifat jangka pendek.
3. Kredit Barang Investasi
Berbeda dengan kredit barang di atas maka pada kredit barang investasi memang difokuskan untuk membeli kepemilikan barang investasi.
Barang investasi yang dimaksud disini adalah barang yang bisa bertambah nilainya karena barang itu sendiri karena penggunaan barang itu. Misalnya rumah, tanah, ruko, kendaraan yang disewakan, dan sifat kredit ini berjangka menengah dan panjang sekitar 5 sampai 20 tahun.
Tips agar Tidak Terlilit Hutang
Berbicara tentang kredit pada dasarnya kita harus membayar lebih karena memperoleh barang tersebut tidak secara tunai.
Terdapat beberapa cara agar tidak terlilit hutang, menurut Ahmad Gozali, seorang perencana keuangan di Jakarta, yang beberapa tulisannya tentang tips menggunakan kredit tersebut telah dimuat dalam Majalah Intisari, antara lain:
1. Bandingkan produk dan tawaran kredit tersebut.
Jangan malu dalam membandingkan semua aspek yang terdapat pada penawaran. Perhatikan pula syarat-yarat dan kondisi yang diminta oleh pemberi kredit. Minta juga penjelasan selengkap mungkin tentang cara perhitungan kredit, atau bahkan denda yang mungkin akan dikenakan bila terjadi keterlambatan pembayaran.
Cermati pula produk yang akan dibeli. Produk dengan merek yang sudah terkenal pasti memiliki harga penjualan yang lebih tinggi dari produk yang mereknya belum terkenal.
Apabila merek produk itu hampir setara, maka coba bandingkan layanan purnajualnya.
2. Perhatikan bunga, jangan rupiahnya.
Hal ini berarti, bila ingin membeli secara kredit , jangan tergiur pada berapa jumlah rupiah yang akan dibayarkan, tapi perhatikan berapa bunga yang dikenakan pada barang tersebut.
3. Apabila memungkinkan, beli dengan kredit tanpa uang muka dan atau bunga 0%.
Tentu hal tersebut sangat ideal. Terdapat beberapa penawaran yang memberikan kemudahan dengan kredit tanpa uang muka dan bunga dihitung 0%
Apabila saat ini ada, maka dapat diyakini keadaan keuangan keluarga akan mampu mengatasi pengeluaran pinjaman ini, dan yang jelas produk ini sangat menguntungkan kita
4. Jangan menggunakan kredit jangka pendek untuk kebutuhan jangka panjang.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kredit jangka pendek reletif mudah disetujui? Karena bunga yang ditawarkan reletif tinggi bila dibandingkan dengan kredit jangka panjang.
Dengan kemudahan yang ditawarkan, bank akan mengurangi risiko dengan meningkatkan bunga yang harus dibayar konsumen. Jadi bila memiliki tujuan kredit untuk jangka panjang, jangan coba-coba mengambil produk kredit jangka pendek. Bila hal tersebut terjadi, Anda bisa keteteran atau kelabakan saat membayar bunganya nanti.
Itu sedikit tentang informasi tentang “awas jebakan kredit!”. Pada akhirnya, sistem kredit memang dibuat dengan maksud agar dimungkinkan memiliki suatu barang tanpa harus memiliki uang seharga barang tersebut pada saat itu juga. Semuanya tergantung Anda. Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Awas Jebakan Kredit!"
Posting Komentar