Tips Mengelola Keuangan Keluarga
Hidup berkeluarga memang selalu penuh dengan dinamika, apalagi bagi Anda yang sudah memiliki anak dan saat ini membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pendidikannya. Tidak hanya itu, kebutuhan sehari-hari juga semakin besar akibat efek dari naiknya harga barang membuat setiap pasngan harus mulai merencanakan uang yang didapat dengan hati-hati. Tips mengelola keuangan keluarga menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk Anda sebagai informsi untuk mengatur keuangan keluarga.
Sebenarnya mengatur keuangan keluarga cukup mudah, menurut M. Sholekhudin yang tulisannya pernah dimuat dalam Majalah Intisari, menyampaikan bahwa agar keuangan keluarga tidak tekor, terdapat dua aturan penting yang bisa dilakukan, yaitu dengan menambah pendapatan atau dengan menghemat pengeluaran.
Ilustrasi (Gambar: dreamstime.com) |
Apabila dua unsur tersebut bisa dipenuhi maka yakin keuangan keluarga pun tidak akan defisit.
Cara Mengatur Keuangan Pribadi untuk Keluarga
Banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk bisa mengatur dan mengelola keuangan keluarga. Ada yang dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan “metode amplop”, setelah mendapatkan gaji atau pendapatan langsung segera dikelola dengan cara membagi uang tersebut ke dalam amplop-amplop khusus, dan masing-masing dijatah untuk keperluan tertentu, seperti untuk zakat, jatah untuk orang tua, santunan untuk anak yatim, tabungan bulanan, kebutuhan dapur, biaya untuk anak, dan seterusnya.
Setelah membagi semua kebutuhan tersebut, maka hal utama yang paling penting adalah mencatat semua pengeluaran. Biasanya pasangan yang mengelola keuangan dengan rapi, berapapun pendapatannya, tiap bulan masih bisa menyisihkan uang untuk ditabung.
Begitu pula dengan dana lainnya, seperti dana untuk ibadah haji, dana pendidikan anak, bahkan dana untuk kurban hari raya bisa dikumpulkan sedikit demi sedikit dengan cara menabung, memang membutuhkan waktu lama, namun dengan cara ini semua rencana bisa dilakukan tanpa beban.
Tentu setiap pasangan memiliki cara sendiri dan pas untuk dilakukan, namun yang penting dalam mengelola keuangan yang harus dilakukan dengan ‘merencanakannya dengan matang’, dan jangan sekali-kali menerapkan prinsip “nanti sajalah”.
Tips Mengelola Keuangan
Menurut Muhamad Ichsan, seorang Konsultan Prime Planner, terdapat beberapa tips dalam mengelola keuangan, antara lain:
- Membiasakan berpikir jangka panjang.
- Menabung dulu, belanja belakangan.
- Membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
- Dokumentasikan keuangan keluarga.
- Menyesuaikan dengan kemampuan.
- Jangan lupa variasi.
Baca juga: Tips Mempersiapkan Dana Pendidikan.
1. Membiasakan berpikir jangka panjang.
Penelitian AC Nielsen yang pernah dilakukan di Asia Tenggara telah membuktikan bahwa gaji kaum profesional di Indonesia umumnya lebih rendah bila dibandingkan dengan profesional di negara lain. Disinilah yang menjadi penting untuk mulai merencanakan ke depan, karena yang terjadi mereka tidak memiliki bayangan apa yang harus dilakukan 10 sampai 20 tahun ke depan.
Disinilah menjadi penting untuk mulai menabung sejak dini, dengan mulai menabung sejak dini akan memiliki banyak keuntungan. Bahkan dari sisi investasi cara ini lebih menguntungkan.
2. Menabung dulu, belanja belakangan.
Pada umumnya kita, termasuk masyarakat pada umumnya, terbiasa berpikir sebaliknya. Begitu mendapatkan gaji, akan menyisihkan untuk membeli ini itu, baru bila ada sisa kemudian ditabung Cara berpikir seperti ini harus diubah. Menabung harus menjadi daftar pertama begitu mendapat gaji.
Berapa besaran jumlah yang harus ditabung? Menurut Muhamad Ichsan memberi saran, paling tidak sebesar 10% dari penghasilan bulanan. Biasanya bila sudah terbisa menabung sebesar 10%, Anda akan berusaha meningkatkan besaran persentasenya sesuai dengan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai.
Tabungan ini pun harus dipisahkan ke dalam rekening khusus dan tidak bolah diambil untuk belanja. Alangkah lebih baik bila tabungan tersebut disimpan di bank yang terpercaya namun mudah diakses.
3. Membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Dalam praktek sehari-hari memang sulit membedakan anatara kebutuhan (need) dan keinginan (want).
Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dimiliki, You have ti have it.
Sedangkan, keinginan adalah sesuatu yang tidak harus dimiliki, tapi membuat puas jika memilikinya. It’s nice to have it.
4. Dokumentasikan keuangan keluarga.
Mencatat pengeluaran memang terlihat sepele, namun memiliki manfaat luar biasa. Memang tidak perlu sedetail seperti catatan akuntansi. Yang penting catatan tersebut bisa memberi gambaran untuk melakukan evaluasi. Sebab bisa saja tanpa sadar tiap bulan mengeluarkan uang untuk sesuatu yang seharusnya bisa dicoret dari daftar pengeluaran.
Apabila terjadi defisit anggaran, maka catatan tersebut akan membantu mengidentifikasi penyebab pengeluaran yang terlalu besar. Dan bisa saja secara berkala, misalnya setiap enam bulan sekali, melakukan financial check-up, dengan tujuan memeriksa kesehatan keuangan keluarga agar apabila terjadi tanda-tanda defisit kita bisa mengantisipasinya.
5. Menyesuaikan dengan kemampuan.
Apabila terpaksa harus berutang, usahakan tidak melampaui kemampuan. Besar cicilan per bulan pun usahakan tidak boleh lebih dari 30% dari penghasilan bulanan.
6. Jangan lupa variasi.
Bagi sebagian orang, model perencanaan keuangan seperti ini bisa membuat hidup monoton dan mekanis bahkan terkesan pelit.
Untuk menghindari hal ini, maka perlu membuat variasi atau bumbu di tengahnya. Meskipun hidup harus sederhana, tapi tidak ada salahnya sesekali menikmati kopi di Excelso atau Starbucks.
Model perencanaan keuangan keluarga, memang bukan harga mati, dan tidak dibuat sekali untuk dipakai seumur hidup. Semoga informasi tentang “tips mengelola keuangan keluarga” ini bermanfaat dan bisa menjadi referensi dalam mengatur keuangan keluarga.
Belum ada Komentar untuk "Tips Mengelola Keuangan Keluarga"
Posting Komentar