Analisis Watak dalam Proses Pemberian Kredit
Sebagai seorang bankir dalam hal ini Account Officer, Anda dituntut memahami apa yang menjadi kebutuhan perusahaan, dalam hal ini proses pemberian kredit. Dalam proses ini tidak hanya sekedar bisa memberikan kredit untuk memenuhi target penyaluran kredit, namun juga bagaimana agar kredit tersebut bisa dilunasi. Salah satu analisis yang harus dikuasai adalah “Analisis Watak dalam Proses Pemberian Kredit”.
Watak (Character) merupakan salah satu analisis untuk mengetahui debitur yang termasuk dalam Five C’s of Credit, yaitu Character, Capital, Capacity, Collateral dan Condition.
Ilustrasi (Gambar: isellercommerce.com) |
Begitu pula dalam proses pemberian kredit, maka salah satu keberhasilan dalam pemberian kredit itu sangat tergantung pada tingkat kejujuran dan itikad baik dari debitur.
Memahami Analisis Watak dalam Proses Pemberian Kredit di Bank Konvensional
Semua pihak yang terkait dalam proses pemberian kredit sepakat bahwa penilaian watak ini menjadi pekerjaan yang sulit, karena debitur akan berusaha untuk selalu terkesan baik dihadapan bank.
Oleh karena itu dalam melakukan penilaian watak, diperlukan adanya strategi, metode atau pun keahlian dalam mengenali watak debitur ,sehingga bank dapat memperoleh gambaran yang sesuangguhnya.
Dengan demikian, tidak akan terjadi kegagalan dalam pemberian kredit yang disebabkan karena kesalahan dalam melakukan penilaian terhadap watak debitur.
Baca juga: Memahami dan Mengenal Apa itu “Account Officer”.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh pejabat kredit dalam menganalisis watak calon debitur yaitu perilaku, tanggung jawab, kedisiplinan diri, moral dan sifat-sifat pribadinya.
Penilaian Watak
Terdapat cara yang bisa dilakukan untuk menilai watak, yaitu dengan meneliti hal-hal berikut:
1. Riwayat Calon Debitur.
- Kapan usaha tersebut didirikan?
- Bagaimana tingkat pertumbuhan usahanya.
- Bisnis apa saja yang dilakukan oleh calon debitur dalam melakukan pengembangan usahanya.
- Bisnis apa yang memberikan kontribusi keuntungan yang paling dominan?
- Bagaimana cara debitur melakukan ekspansi bisnisnya?
2. Reputasi Calon Debitur di Lingkungan Bisnis atau Usahanya
- Apakah perusahaan dipercaya oleh pemasok & pelanggannya dalam memenuhi pesanan dan kewajiban lainnya?
- Bagaimana positioning debitur dibidang bisnisnya, apakah merupakan new comer (pendatang baru), leader (dominan), atau follower (pengikut)?
- Apakah debitur pernah terlibat masalah dengan pemerintah, hukum atau keluhan masyarakat?
3. Riwayat Hubungan Dengan Bank
- Riwayat hubungan dengan bank tempat debitur mengajukan permohonan kredit.
- Besarnya kredit yang telah dinikmati.
- Kinerja kreditnya.
- Tingkat Kerjasama.
- Riwayat hubungan dengan bank lain
- Bank yang telah memberikan kredit dan berapa jumlah kreditnya serta bagaimana kolektibilitas kredit (dapat dilihat pada IDI Bank Indonesia).
- Apa sebab debitur menggunakan lebih dari satu bank atau pindah bank?
- Sejak kapan debitur berhubungan dengan bank lain tersebut?
- Bagaimana kinerja kredit debitur tersebut dan berapa outstamnding kreditnya?
4. Legalitas Usaha
- Status hukum usaha debitur (Badan Hukum, Bukan Badan Hukum, Perorangan).
- Legalitas kegiatan usaha (Perijinan, dan juga Status Penanaman Modal).
5. Penilaian Watak dari Sumber-sumber Informasi
- Informasi yang didapat dari proposal permohonan kredit yang diajukan.
- Informasi yang didapat dari catatan dan dokumen bank.
- Informasi yang didapat dari catatan dan dokumen usaha debitur.
- Informasi yang didapat dari pihak lain.
Seluruh informasi tersebut bila semuanya digabungkan akan menunjukkan pola manajemen debitur dalam menjalankan usahanya.
Terdapat hal penting yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh pejabat kredit untuk menilai karakter manajemen debiturnya, antara lain:
1. Karakter dari Manajemen.
Karakter dari manajemen ini menjadi faktor pertama yang harus menjadi perhatian, yaitu orang-orang yang mengelola bisnis yang akan dibiayai.
Karakter ini tercermin dalam reputasi debitur yang berkaitan dengan kejujuran, moral, komitmen dan kesediaan bekerja sama dengan bank.
Untuk menilai karakter debitur, seorang Account Officer bisa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, sebagai berikut:
- Sesama pejabat kredit lini, baik dari bank yang sama mau pun dari bank lain & bila dilakukan pengechekan ke bank lain, disebut bank checking.
- Nasabah bank yang mempunyai bidang usaha yang sama dengan calon debitur.
- Supplier atau mitra bisnis dari calon debitur, pengechekan informasi ke mitra dagang ini disebut dengan trade checking.
2. Orientasi manajemen terhadap tujuan atau sasaran bisnis.
Tujuan atau sasaran bisnis menunjukkan persepsi manajemen tentang masa depan perusahaan di pasar dan langkah-langkah yang harus diambil untuk pencapaiannya yang dapat merupakan tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang menunjukkan kondisi yang ingin dicapai di atas lima tahun ke depan dan kemudian diterjemahkan ke tujuan jangka menengah yang lebih spesifik, sehingga seluruh tujuan jangka menengah ini harus mendukung pencapaian tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka menengah diterjemahkan ke dalam tujuan jangka pendek,sangat taktis dan merupakan tujuan operasional yang harus dicapai dalam kurun waktu satu tahun.
Baca juga: Kredit Perbankan.
Langkah-langkah yang diambil manajemen untuk mencapai tujuan tersebut dituangkan dalam bentuk strategi-strategi.
Strategi ini harus diterjemahkan dalam rencana tindakan (action plan) yang rinci yang merupakan pedoman dalam bekerja sehari-hari. Bagi manajemen yang memiliki visi, sasaran dan rencana yang jelas menunjukkan tingkat kesiapan dalam mengelola bisnisnya.
3. Latar Belakang, Reputasi dan Tipe-tipe Manajemen.
Latar belakang ini berhubungan dengan pengalaman, dimana manajemen yang berpengalaman cenderung bisa menyelesaikan masalah dengan baik bila dibandingkan dengan yang tidak berpengalaman di bidang usaha yang sama, sehingga risiko kegagalan akan lebih kecil.
Ada pun reputasi berhubungan dengan kredibilitas manajemen dimata mitra bisnisnya.
Sedangkan tipe-tipe manajemen dalam mengelola bisnis, terdiri atas:
- The empire builder, yaitu manajemen yang agresif dan memiliki wawasan untuk tumbuh (growth minded). Tipe ini selalu mencari wawasan baru, bersedia mengambil risiko tambahan untuk membiayai ekspansi(termasik pinjaman baru), sehingga leverage perusahaan semakin tinggi & terkadang melebihi target yang ditetapkan bank. Manajemen tipe ini percaya bahwa pertumbuhan akan menyelesaikan semua masalah bisnis.
- The Innovator, yaitu manajemen yang mempunyai tujuan utama untuk selalu berada satu langkah lebih maju bila dibandingkan dengan para pesiangnya. Mereka selalu tertarik untuk meluncurkan produk, layanan, dan program pemasaran yang baru, tetapi seringkali mengabaikan konsekuensinya terhadap laba dan finansial bisnis.
- The image builder, yaitu manajemen yang lebih mementingkan kesan sebagai manajemen sukses dari pada sukses itu sendiri. Mereka cenderung melakukan pengeluaran yang berlebihan dalam penyediaan fasilitas dan peralatan, aktif di dalam asosiasi bisnis dan kegiatan sosial. Tipe manajemen ini tidak menempatkan pembayaran pinjaman sebagai prioritas utama.
- The stagnant manager, manajemen yang hanya berusaha memainkan status quo, selama hasil yang dicapai dapat memuaskan para pemegang saham maka mereka menghindari adanya perubahan-perubahan. Manajemen cenderung lamban bereaksi terhadap perubahan kondisi ekonomi, persaingan, teknologi baru dan tidak memiliki pemikiran ke arah pertumbuhan bisnis, sehingga masa depan bisnis menjadi tidak pasti dan merupakan masalah potensial bila terjadi perubahan ekonomi dan kompetisi.
- The high liver, manajemen yang hanya memiliki satu sasaran, yaitu memaksimalkan penarikan dana dari perusahaan untuk kepentingan pribadi. Berapa pun tingginya laba perusahaan, perusahaan selalu memiliki tingkat modal sendiri yang rendah dan bank diharapkan selalu dapat membiayai proyek mereka 100%, sehingga prioritas pembayaran pinjaman tipe manajemen ini adalah rendah.
- The well rounded manager, yaitu manajemen yang memiliki orientasi kepada laba (profit oriented). Mereka adalah perencana yang baik yang mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul & selalu berusaha mencari cara-cara baru agar pekerjaan dapat dilakukan secara efisien. Tipe ini tidak saja kompeten di bidang produksi, pemasaran & MSDM, mereka juga mengakui pentingnya manajemen keuangan. Tipe ini adalah tipe ideal untuk menjadi nasabah bank dan untuk seluruh kegiatan bisnis.
Dari semua analisis terhadap riwayat dan pengalaman bisnis debitur menggambarkan pula pola manajemen debitur yang diharapkan mampu memberikan informasi tentang watak atau karakter debitur dalam berbisnis, apakah ekspansi, moderat atau konservatif.
Selain itu juga dapat diketahui kecenderungan debitur dalam menjalankan usahanya apakah lebih memilih bisnis yang berorientasi keuntungan dalam jangka pendek meskipun berisiko lebih tinggi atau berorientasi pada bisnis yang menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang dengan risiko yang lebih rendah.
Itu dia sedikit informasi tentang “Analisis Watak dalam Proses Pemberian Kredit”. Semoga informasi ini bermanfaat dan menjadi referensi untuk Anda dalam mempelajari masalah perbankan dan proses pemberian kredit.
Belum ada Komentar untuk "Analisis Watak dalam Proses Pemberian Kredit"
Posting Komentar