Apa Benar Daging Merah Olahan Pemicu Penyakit?
Sebagai seorang pecinta kuliner yang sering melakukan traveling, tentu berbagai informasi yang berhubungan dengan sajian kuliner selalu menjadi pembahasan menarik. Apalagi kalau umur sudah tidak muda lagi, tentu untuk menikmati kuliner tidak lagi sebebas dulu. Bahkan informasi negatif tentang daging merah saja sudah menjadi fokus perhatian. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah “Apa benar daging merah olahan pemicu penyakit?”.
Ilustrasi (Gambar: sistersinhealth.com) |
Setelah berusaha mencari informasi yang saat ini dengan mudah didapatkan, khususnya dari informasi gizi, ternyata daging merah olahan bisa memicu timbulnya berbagai penyakit, khususnya penyakit diabetes.
Kandungan natrium dan bahan pengawet yang terkandung dalam daging olahan dapat menyebabkan reaksi kimia yang menghasilkan zat beracun.
Olahan Daging Merah Untuk Ibu Hamil, Apakah Aman?
Berbicara tentang menu olahan daging merah, tidak dapat dipungkiri bahwa daging tersebut sangat enak, apalagi diselipkan dalam menu burger atau toast. Siapa yang tahan godaannya?
Dari berbagai sumber, ada seorang dokter yang pernah mengingatkan pasiennya untuk mengubah pola makan yang tidak sehat, karena selsin bisa menyebabkan kegemukan, mengonsumsi daging olahan bisa menimbulkan penyakit jantung, kanker juga berisiko terkena diabetes tipe-2.
Tidak dapat dipungkiri mengonsumsi daging berlebih sering tidak disadari banyak orang. Gaya hidup di kota besar yang serba cepat terkadang menyebabkan pola makan tidak sehat tersebut.
Baca juga: Serat yang Diremehkan, tetapi Dibutuhkan.
Dalam suatu laporan yang disampaikan dalam jurnal JAMA Internal Medicine, para peneliti menyebut bahwa burger atau makanan sejenis yang mengandung daging, bisa memacu peningkatan metabolisme tubuh, sehingga mengganggu keseimbangan glukosa, penyebab timbulnya penyakit kencing manis atau diabetes mellitus.
Kesimpulan tersebut diketahui setelah mengumpulkan 149.000 responden pemakan daging merah di Amerika sepanjang tahun 1986 - 2006. Setiap empat tahun, ada 7.540 pasien mengalami diabetes setelah menyantap daging setengah porsi sampai dua porsi setiap harinya (satu porsi setara dengan dua potong daging asap).
Bahkan sebelumnya, ada yang memublikasikan risiko daging merah yang bisa mengakibatkan penyakit jantung dan kanker.
Dalam Jurnal Archives of Internal Medicine, sebagaimana dikutip US Today, pada bulan Maret 2012, terdapat 121.342 responden yang 24.000 diantaranya dilaporkan meninggal dunia selama dua dekade akibat penyakit jantung (5.910 kasus) dan kanker (9.464 kasus). Lebih baik membatasi konsumsi daging merah olehan setengah porsi sehari atau dua sampai tiga porsi seminggu.
Bahkan menurut Walter C. Willet, seorang ahli gizi dari HMS, menyampaikan bahwa daging olahan yang beredar lebih banyak yang mengandung natrium, bahan pengawet dan kadang-kadang nitrat. Semua itu bisa menyebabkan reaksi kimia akibat senyawa beracun. Zat besi dalam daging merah olahan juga memungkinkan penyebab timbulnya diabetes. Jika tubuh tidak mengatur zat besi dengan baik, maka kemungkinan bisa merusak sel-sel yang mensekresi insulin. Dan protein daging merah bisa diganti dengan makan kacang-kacangan, daging ayam atau pun ikan.
Senada dengan hal tersebut di atas, yang disampaikan William Evans, seorang ahli gizi yang mengajar di Universitas Duke, Amerika Serikat. yang menyampaikan bahwa lemak jenuh yang tertanam dalam daging merah bisa menimbulkan beragam penyakit, seperti jantung, diabetes akibat ketidakseimbangan gula dalam darah.
Bahkan menurut peneliti yang lain, sejumlah peneliti gizi lain menyebutkan penyebab tersumbatnya arteri menuju jantung salah satunya karena lemak jenuh yang menempel pada daging meah.
Studi lain menyebutkan bahwa daging merah mengandung senyawa karnitin dan pada usus manusia terdapat bakteri yang dapat memecahnya. Namun tidak semua bakteri tersebut sanggup memecah karnitin. Bila itu terjadi, bisa mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah arteri, yang menimbulkan penyakit jantung.
Pendapat diatas juga diapresiasi oleh kalangan medis di Indonesia, salah satunya Aris Wibudi, SpPD, KEMD, yang merupakan seorang Dokter spesialis penyakit dalam - Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), yang juga berpendapat bahwa konsumsi daging merah secara berlebih bisa meningkatkan berat badan sehingga terjadi resistensi insulin. Jika dibiarkan, akan terlihat indikasi perut yang membuncit akibat penumpukan lemak, dan lambat laun akan terjadi peradangan kronis sebagai pemicu penyakit diabetes.
Terdapat pendapat lain, salah satunya dari dr Pradana Suwondo, SpPD-KEMD, yang merupakan ahli penyakit dalam dari FKUI, yang menyebutkan bahwa daging merah baik untuk kesehatan, karena mengandung sejumlah protein yang bisa membangun jaringan tubuh, memproduksi antibodi, juga terlindung dari infeksi. Selain kaya nutrisi, zat besi, seng, dan selenium, dapat pula menambah kebutuhan vitamin A, B dan D. Kalau berlebihan tetap bisa menimbulkan penyakit.
Bagaimana untuk ibu hamil? Melihat bagaimana pola konsumsi di Indonesia, juga berdasarkan informasi dari dr Pradana Suwondo, berbagai penelitian di atas sepertinya belum terpengaruh di Indonesia. Selain penduduk Indonesia sangat terbatas dalam mengonsumsi daging, di Indonesia sendiri kebanyakan penyebab diabetes lebih banyak disebabkan karena faktor keturunan.
Itu dia sedikit informasi tentang “Apa benar daging merah olahan pemicu penyakit?”. Semoga informasi tersebut bermanfaat dan bisa menjadi referensi untuk kita semua agar bisa terhindar dari penyakit dengan mencegahnya terlebih dahulu.
Belum ada Komentar untuk "Apa Benar Daging Merah Olahan Pemicu Penyakit?"
Posting Komentar