Resensi Buku “Namaku Hiroko”
Masih ingat dengan Nh. Dini? Seorang novelis senior dan terkenal Indonesia yang telah menghasilkan banyak novel legendaris yang menarik untuk dibaca dan tak lekang oleh jaman. Sebagai seorang novelis, Nh. Dini tidak hanya melahirkan karya berupa novel saja, namun juga cerpen, dan karyanya selalu mendapat tempat istimewa di hati masyarakat. Diantara novelnya yang menarik adalah ‘Namaku Hiroko’, ada makna dan pesan yang disampaikan melalui novel yang sudah terbit sejak berpulu-puluh tahun ini. Resensi buku “Namaku Hiroko’ sengaja ingin menjabarkan kembali secara sekilas apa isi novel tersebut.
Ilustrasi (Gambar: tokopedia.com) |
Nh. Dini merupakan nama tenar dari seorang novelis yang memiliki nama asli Nurhayati Sri Hardini, yang lahir di Semarang, pada 29 Februari 1936. Sebagai seorang novelis, Nh. Dini banyak menulis tentang sisi-sisi kehidupan wanita yang banyak menguras tenaga, pikiran dan perasaan wanita, dan juga banyak bercerita tentang wanita dari sisi psikologinya. Begitu pula dalam novel ‘Namaku Hiroko’ yang mengangkat masalah kehidupan yang menjadi dasar dalam penulisan novel tersebut.
Identitas Buku:
- Judul novel: Namaku Hiroko.
- Penulis : Nh. Dini.
- Penerbit : Gramedia Pustaka Utama.
- Tahun terbit : Tahun 2000.
Resensi Buku Fiksi “Namaku Hiroko”
Hiroko merupakan seorang gadis yang berasal dari Khusyu, sebuah kota kecil di Jepang. Hiroko sendiri adalah anak pertama dari keluarga Ueno-San, ayahnya hanya seorang petani biasa, dan ibu kandungnya sudah meninggal dunia pada saat Hiroko berusia empat tahun.
Tidak lama setelah ibunya meninggal, ayahnya kemudian menikah lagi, dan dari istri barunya mereka dikaruniai dua anak laki-laki. Ibu tiri Hiroko tidak pernah membeda-bedakan antara anak kandungnya dengan Hiroko, karena ibu tirinya juga sangat menyayangi Hiroko.
Kehidupan perekonomian keluarga yang serba kekurangan, membuat Hiroko hanya bisa mengenyam pendidikan sampai tingkat rendah, hal itu pula yang membuat Hiroko sejak kecil harus turut bekerja untuk membantu beban perekonomian keluarga.
Baca juga: Resensi Buku “Harga Sebuah Hati”.
Pada suatu hari, Hiroko bertemu dengan Tomiko, bekas teman sekolahnya yang mengadu nasib di kota besar. Tomiko mengajak Hiroko untuk bekerja di kota seperti dirinya sebagai pembantu rumah tangga. Setelah mendapatkan ijin dari ayahnya, Hiroko berangkat ke kota bersama Tomiko. Di kota, Hiroko bekerja pada pasangan suami istri yang masih muda dan memiliki anak. Belum lama Hiroko bekerja pada keluarga muda tersebut, datanglah adik laki-laki majikan perempuannya yang bernama Sanao. Melihat wajah Sanao yang cukup tampan membuat Hiroko tertarik dan jatuh cinta pada pemuda tersebut. Perasaan cinta yang dirasakannya tersebut hanya ia pendam di dalam hati saja. Hingga pada akhirnya cinta Hiroko tidak bertepuk sebelah tangan. Mereka berdua saling jatuh cinta dan menjalin hubungan.
Perasaan cinta yang begitu besar pada Sanao membuat Hiroko rela menyerahkan keperawanannya pada orang dicintainya tersebut. Bagi Hiroko, Sanao merupakan orang yang paling berjasa dalam hidupnya karena berhasil memperkenalkan dirinya pada dunia kedewasaan yang sebelumnya asing bagi Hiroko. Akan tetapi, pada akhirnya perjalanan cinta Hiroko dan Sanao harus putus di tengah jalan karena Sanao harus kembali kekotanya.
Pada suatu hari saat majikan perempuannya pergi menginap di rumah orang tuanya untuk beberapa hari, majikan laki-lakinya yang sedang kesepian datang merayu Hiroko dan mengajaknya untuk melakukan hubungan badan. Pada awalnya Hiroko merasa tidak senang, akan tetapi pada akhirnya Hiroko menikmatinya.
Sejak kejadian itu, antara Hiroko dan majikan laki-lakinya menjalin hubungan gelap. Kepulangan majikan perempuannya membuat mereka berdua harus mengakhiri hubungan tersebut. Hiroko kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja dan berpindah kerja di sebuah toko sebagai pelayan. Keputusan tersebut diambilnya karena Hiroko ingin memiliki penghasilan yang lebih banyak. Pekerjaanya di toko ternyata pada kemudian hari membawanya menjadi seorang model.
Kehidupan kota besar yang penuh kemewahan dan pengaruh dari teman-temannya membawa Hiroko hidup dalam kehidupan bebas dan berhasil mengubah Hiroko dari seorang gadis desa yang lugu menjadi seorang gadis kota modern.
Di toko, Hiroko bertemu dengan Yukio, seorang laki-laki yang cukup kaya dan beristri. Mereka pun kemudian menjalin hubungan. Sebenarnya Hiroko tidak tertarik pada Yukio, akan tetapi Yukio memenuhi semua kebutuhan Hiroko yang membuat Hiroko mempertahankan hubungan tersebut.
Secara materi, kehidupan Hiroko kemudian beranjak membaik. Semua cita-cita dan keinginannya sudah tercapai. Karienya di toko semakin menanjak. Akan tetapi tingkat kehidupannya yang tinggi membuat Hiroko masih merasa kurang dengan penghasilan yang diperolehnya. Hal ini membuat Hiroko memutuskan untuk bekerja sebagai penari telanjang di sebuah kabaret.
Tidak adanya perasaan cinta pada Yukio membuat Hiroko meninggalkan laki-laki tersebut setelah merasa cukup puas baginya mendapatkan kebutuhan dari laki-laki tersebut dan berpaling pada seorang pemuda asing bernama Suprapto.
Suprapto kemudian bisa membuat Hiroko jatuh cinta. Mereka berdua memutuskan untuk bersama tanpa adanya ikatan perkawinan. Hubungan yang dibina dengan Suprato harus putus di tengah jalan karena Hiroko tidak mau diajak menikah oleh laki-laki tersebut. Akhirnya Suprapto pun pulang kenegaranya.
Pekerjaannya di kabaret banyak membawa Hiroko bertemu dengan laki-laki dan mengajaknya tidur dengan imbalan yang cukup tinggi. Pertimbangan moral sama sekali tidak ia pedulikan lagi. Persahabatnnya dengan Natsuko membawa Hiroko bertemu dengan suami Natsukho, yaitu Yoshida. Keduanya pun kemudian saling jatuh cinta.
Yoshida kemudian menjadikan Hiroko sebagai istri simpanan. Hiroko merasa bahagia hidup dengan Yoshida. Ada pertimbangan yang cukup penting dalam diri Hiroko sehingga dia memutuskan untuk menikah dengan Yoshida. Selain cinta, Yoshida adalah seorang laki-laki yang sangat kaya sehingga dapat memenuhi segala keperluan hidup Hiroko untuk hidup dengan bergelimangan harta. Akan tetapi, semua itu harus ditebus Hiroko dengan mendapat sebutan sebagai wanita simpanan dari masyarakat.
Kesimpulan Novel “Namaku Hiroko’
Namaku Hiroko merupakan sebuah novel yang mengungkapkan sisi kehidupan seorang gadis dalam perjuangannya memperbaiki kondisi perekeonomiannya. Lika liku kehidupan yang dialami tokoh utama ditampilkan dengan cukup menarik oleh Nh. Dini.
Terjadi perubahan pada pribadi Hiroko dari gadis lugu menjadi gadis kota modern yang mengesampingkan norma-norma masyarakat, etika moral dam kesopanan yang seharusnya menjadi pegangan hidup di kota yang penuh tantangan. Perjuangan yang dilakukan Hiroko tersebut akhirnya berhasil mengubah status sosial pada dirinya meskipun hal tersebut didapatkannya dengan menjadi istri simpanan seorang lelaki kaya.
Itu dia sedikit informasi tentang resensi buku “Namaku Hiroko”. Semoga sedikit informasi ini bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Resensi Buku “Namaku Hiroko”"
Posting Komentar