Batu Empedu, Apa Itu?

Beberapa waktu lalu sesaat setelah menikmati makan siang bersama teman-teman satu divisi, salah satu teman mengalami perut kembung, yang gejalanya mirip seperti orang sakit maag. Ternyata gejala tersebut diikuti dengan rasa nyeri di pinggang kanan ampai bahu kanan. Selidik punya selidik, setelah dibawa ke dokter ternyata teman tadi tidak bermasalah dengan maag, namun ada masalah lain yang berhubungan dengan empedu. Dari sinilah yang menjadi pertanyaan kita semua, batu empedu, apa itu? Mengapa bisa muncul di empedu?

batu-empedu
Ilustrasi (Gambar: honestdocs.id)

Memang banyak sekali referensi yang membahas tentang adanya batu empedu di dalam empedu. Salah satunya yang disampaikan oleh A. Bimo Wijoseno yang beberapa tulisannya pernah dimuat di Majalah Intisari Edisi No. 493.

Batu Empedu Penyebab

Pada dasarnya saat tubuh mencerna makanan, ternyata tidak hanya lambung dan usus yang bekerja keras dalam memproses makanan tersebut. Ada organ lain yang juga turut berperan, yaitu kandung (kantung) empedu yang ikut membantu mencerna makanan.

Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, internis gastroentero-hepatologi di Rumah Sakit Mitra Internasional, Jakarta, mengatakan bahwa gangguan pada kantung empedu bisa berupa infeksi saluran empedu dan adanya batu di kandung atau saluran empedu.

Biasanya penyakit ini diderita oleh para wanita yang bertubuh gemuk dan berumur di atas 40 tahun, tetapi masih subur. Yang sering disebut dengan sindrom 4F (female, forty, fat and fertile).

Menurut Dr. Sjaifoellah, hal ini terjadi karena wanita pada umur 40-an tahun tersebut cenderung memiliki hobi makan. Apalagi jika komposisi makanannya banyak mengandung kolesterol seperti goreng-gorengan.

Baca juga: Mengenal SGOT-SGPT.

Batu empedu juga bisa muncul bila seseorang menjalani diet tinggi lemak. Karena cairan empedunya jarang terpakai, yang mengakibatkan cairan tersebut mengendap dan mengkristal.

Pola hidup dan pola makan padat lemak dan bakat lemak dari faktor keturunan juga bisa memicu munculnya penyakit tersebut. Selain itu, kelebihan berat badan, kencing manis, sakit liver kronis juga bisa memicu munculnya penyakit tersebut.

Dari hasil penelitian, terdapat perbedaan penyebab sakit batu empedu yang menimpa orang Asia dan orang Barat. Penyakit batu empedu yang diderita orang Asia pada umumnya disebabkan infeksi di saluran pencernaan. Faktor pencetus infeksi ini, misalnya makanan yang dikonsumsi tidak bersih dan tidak bebas kuman. Infeksi ini bisa merambat ke saluran empedu sampai ke kantung empedu.

Kuman penyebab infeksi saluran pencernaan biasanya adalah Escherichia coli yang biasanya berada di dalam usus, mampu bergerak dan bisa memasuki saluran empedu sampai ke kantungnya, kemudian kuman ini membuat perubahan komposisi cairan dan keseimbangan di dalam kantung empedu.

Perubahan komposisi ini membentuk ini, yang lambat laun menebal dan mengkristal. Proses pengkristalan ini bisa berlangsung lama, bisa sampai bertahun-tahun, yang pada akhirnya membentuk batu empedu.

Sedangkan di Barat, kebanyakan penderitanya masuk rumah sakit karena tubuh mereka kelebihan kolesterol. Hal ini disebabkan karena kegemarannya mengonsumsi makanan tinggi lemak. Misalnya fast food yang memiliki kandungan serat yang sedikit. Makanan dengan kolesterol tinggi jelas membuat kerja organ pencernaan bertambah berat, padahal kolesterol atau lemak ini sulit untuk dicerna.

Bila kolesterol ini berlebih, maka bisa mengendap di saluran pencernaan, juga di saluran atau kantung empedu. Bila proses tersebut terus menerus berlangsung, kolesterol akan mengkristal dan menjadi batu empedu.

Biasanya, batu yang terbentuk dari kolesterol berbentuk bulat, dan berwarna putih. Berbeda dengan batu empedu yang terbentuk dari bilirubin dan garam empedu yang terjadi karena infeksi, batu empedu ini berwarna coklat kehitaman dan jauh lebih keras dan lebih banyak mengandung kapur.

Penyumbatan di saluran empedu, selain menyumbat aliran ke kantung empedu, juga menyebabkan infeksi dan pembusukan di kantung empedu, hingga akhirnya, kantung empedu pecah yang membuat cairan empedu meracuni tubuh. Hal ini membuat penderitanya kehilangan kesadaran dan dalam hitungan jam bisa menyebabkan kematian.

Batu Empedu Gejala

Gejala sakit batu empedu ini sangat mirip dengan sakit maag. Menurut Dr. Sjaifoellah, hal ini disebabkan karena lambung dan kantung empedu terletak di ulu hati. Jika salah satu dari organ ini mengalami peradangan, rasa sakitnya hampir sama, yaitu terasa kembung.

Untuk membedakan dengan sakit maag, maka harus diperhatikan penjalaran rasa nyerinya. Apabila kantung empedunya yang meradang, maka rasa nyeri terasa di bawah tulang iga agak sedikit ke kanan. Rasa nyeri ini memiliki potensi menjalar sampai ke pinggang bagian kanan dan bahu kanan.

Sedangkan jika lambung yang meradang, rasa nyerinya terasa lebih sedikit ke atas ulu hati dan ke kiri.

Cara Mencegah Munculnya Batu Empedu

Terdapat beberapa cara untuk mencegah munculnya batu empedu, antara lain:

  1. Terapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang. Konsumsi karbohidrat, protein dan lemak secara seimbang. Perbanyak juga makan serat.
  2. Hindari fast food yang tinggi lemak, juga makanan berminyak dalam jumlah banyak.
  3. Jalani gaya hidup sehat, dengan berolahraga secara teratur.

Batu Empedu Tanpa Operasi

Bila seseorang sudah terlanjur memiliki batu empedu, apa yang harus dilakukan?

Menurut Dr. Sjaifoellah, bila kantung empedunya masih berfungsi dengan baik dan jumlah batu empedunya hanya satu dan tidak lebih dari 2 cm serta terbentuk karena kolesterol, hal ini masih bisa diobati dengan minum obat. Obat yang diberikan mengandung asam dan garam empedu, yaitu cheno deoxy uric acid (CDC) dan urso deoxy uric acid (UCDC).

Dengan obat tersebut diharapkan batu empedu bisa larut meskipun tidak sekejap. Garam-garam empedu akan mengikis secara perlahan dan bertahap dan membentuk keseimbangan komposisi cairan dalam kantung empedu. Proses pengobatan ini bisa dikatakan cukup lama, bisa mencapai satu tahun.

Selain minum obat, batu empedu bisa dihancurkan dengan cara ditembak menggunakan sinar radiasi tertentu (ESWL), seperti rontgen. Namun syaratnya, empedu harus masih berfungsi dengan baik, karena kantung empedu yang habis ditembak biasanya akan sedikit meradang.

Namun bila empedu sudah tidak dapat berfungsi dengan baik, sedangkan batu didalamnya sudah sangat mengganggu, maka harus diambil.

Kantung empedu yang kronis akan dioperasi, yang disebut dengan cholecyctectomy dengan cara laparoskopi. Pada jaman dahulu, pembedahan untuk menyingkirkan batu empedu akan menghasilkan luka parut di perut sepanjang 12 cm. Saat ini dengan teknik laparoskopi luka yang dihasilkan hanya selebar 2 cm di tiga tempat.

Itu dia sedikit informasi tentang “batu empedu, apa itu?”. Semoga bermanfaat dan menjadi referensi.

Belum ada Komentar untuk "Batu Empedu, Apa Itu?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel