Tips Mengatasi Nyamuk dengan Ikan Cere
Anda jengkel karena serangan nyamuk yang begitu banyak apalagi saat sore hari menjelang malam? Sama, hal ini juga dialami banyak orang dimana pun. Yang lebih menjengkelkan lagi, sudah diatasi dengan obat anti nyamuk, nyamuk masih datang lagi esok harinya. Ada banyak cara sebenarnya untuk mengatasi nyamuk ini, tips mengatasi nyamuk dengan ikan cere, semoga bermanfaat kali ini.
Ilustrasi ikan cere (Gambar: sccgov) |
Ada banyak referensi yang membahas tentang mengatasi nyamuk dengan menggunakan ikan. Salah satunya yang ditulis oleh M. Sholekhudin yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 516. Memang terdapat banyak sekali cara untuk mengatasi nyamuk dengan cara alami, misalnya memanfaatkan ikan sebagai pembasmi jentik nyamuk. Ikan yang bisa dimanfaatkan dalam hal ini adalah Gambusia affinis atau sering disebut dengan ikan cere ini sudah terbukti sebagai pengendali ampuh nyamuk malaria.
Mengatasi Nyamuk di Rumah dengan Ikan Cere
Siapa yang mengira serangan nyamuk bisa menyebabkan beberapa penyakit yang menakutkan, seperti malaria, demam berdarah, chikungunya, dan juga filariasis (kaki gajah). Yang menakutkan sebenarnya karena gerakan 3M, menguras, mengubur dan menutup, seperti tidak mampu menghentikan serangan nyamuk ini.
Biasanya nyamuk dewasa dihalau dengan asap dan juga ditangkal dengan kasa, sedangkan nyamuk anakan dibasmi saat masih berupa jentik. Pembasmian jentik nyamuk biasanya dilakukan dengan cara kimiawi, seperti menggunakan bubuk abate atau juga dibasmi dengan cara biologi dengan memanfaatkan ikan pemakan jentik.
Jenis ikan yang biasa digunakan untuk membasmi jenitik ini sangat bervariasi, seperti ikan cupang, ikan gapi (Poecilia reticulata), ikan kepala timah (Aplocheilus panchax), dan ikan cere atau gambusia (Gambusia affinis).
Baca juga: Perangkap Nyamuk dan Cara Membuatnya.
Diantara berbagai jenis ikan yang disebutkan di atas memang jenis ikan gambusia masih kurang populer, apalagi tampilannya yang jauh dari ikan cupang, warna sisiknya saja tidak meriah dan juga tidak sedap dipandang.
Tapi jangan meremehkan penampilan, meskipun kurang indah, namun dalam hal melahap jentik nyamuk, ikan cere atau gambusia ini bisa diandalkan, maka tidak salah bila ikan ini sering disebut dengan ikan anti nyamuk.
Di banyak negara ikan cere sudah terbukti mengendalikan populasi nyamuk. Bahkan WHO (Badan Kesehatan Dunia) dan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) merekomendasikan ikan cere sebagai pengendali biologis (biokontrol) populasi nyamuk.
Di negara-negara tropis, ikan cere sudah diperbantukan untuk mengendalikan malaria. Sedangkan di negara asalnya, yaitu di Amerika Serikat, ikan ini sudah dimanfaatkan dalam program pemberantasan west nile virus (virus penyebab radang selaput otak).
Ikan cere ternyata masih satu kerabat dengan ikan gapi, yaitu dari keluarga Pocciliidae. Di Amerika Serikat, ikan cere merupakan penghuni asli Sungai Missisippi, Luosiana, Amerika Serikat, yang sering disebut dnegan mosquito fish, karena kemampuannya dalam membasmi larva nyamuk.
Di Indonesia kehadiran ikan gambusia dibawa pada masa pendudukan Inggris untuk mengendalikan penyakit malaria. Namun saat ini, ikan cere bisa dengan mudah dijumpai di sawah-sawah, parit, danau sampai selokan.
Ciri Khas Ikan Cere
Gambusia merupakan ikan air tawar. Saat dewasa, panjang badan ikan cere jantan hanya sekitar 4 cm. Sedangkan ukuran betinanya lebih besar. Saat dewasa ikan ini bisa mencapai ukuran hingga 7 cm.
Perbedaan morfologi jantan dan betina ini dikenal sebagai diamorfisme seksual. Perbedaan ukuran tubuh ini disebabkan pada betina ukurannya yang besar dan berguna saat mengandung. Perut yang besar akan memudahkan tugasnya sebagai induk karena ikan ini berkembang biak secara ovovivipar, yaitu betina bertelur, namun telurnya tidak diletakkan di air. Telur dibuahi dan dilindungi di dalam tubuh induk sampai menetas dan dilahirkan.
Pejantan gambusia memiliki gonopodium (sirip kelamin) yang berfungsi untuk menyemprotkan sperma ke pasangan kawinnya.
Dalam kondisi normal, ikan cere bisa hidup sampai usia 3 tahun. Dalam masa 3 tahun tersebut ikan cere bisa beranak pinak dengan cepat. Hal ini yang menjadi kelebihan dari pemangsa jentik nyamuk.
Gambusi tergolong cepat matang secara seksual, baru berumur 6 sampai 8 minggu, gambusia betina sudah siap kawin.
Pada kehamilan pertama, ia hanya melahirkan beberapa anakan, hanya sekitar belasan ekor. Pada kehamilan berikutnya, ia bisa melahirkan 60 sampai 100 burayak (anakan) dalam satu kali kehamilan. Dalam satu tahun seekor gambusia betina bisa melahirkan 4 sampai 5 kali.
Saat dilahirkan, ukurang panjang anakan gambusia sekitar 8 mm. Sata keluar rahim ibunya, anakan tersebut akan segera mencari makan sendiri.
Selain mudah beranak, gambusia juga dikenal sebagai ikan yang mudah hidup dalam kondisi yang tidak bersahabat, baik dalam air dingin maupun air hangat, dalam kondisi rendah oksigen dan salinitas (kadar garam) di atas normal.
Ikan cere juga relatif tahan terhadap polusi air dibandingkan dengan kebanyakan jenis ikan lainnya.
Ikan cere miliki sifat rakus terhadap jenik nyamuk, bila tidak menemukan larva nyamuk, maka ikan cere akan menyantap makhluk hidup renik yang dijumpai, mulai dari plankton, berudu, anak cacing dan anak ikan lainnya, semua dikamannya. Bahkan yang menyedihkan, bila tidak menemukan makanan lainnya, anaknya sendiri pun ikut dimakan.
Karena makanannya makhluk renik, maka ikan cere menyukai lingkungan perairan yang alirannya relatif tenang seperti di telaga atau di kolam.
Itu dia sedikit informasi tentang tips mengatasi nyamuk dengan ikan cere. Semoga bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Tips Mengatasi Nyamuk dengan Ikan Cere"
Posting Komentar