Tips Mengatasi Rematik dengan Tanaman Rimpang
“Awas sudah malam, jangan mandi lho, nanti gampang kena rematik!”. Kata-kata itu selalu terngiang di benak kita saat akan mandi, apalagi kalau hari sudah mendekati Maghrib, yang membuat setiap anak harus mandi sebelum petang. Kata-kata rematik seolah menjadi momok yang menakutkan sampai saat ini. Tertarik dengan hal tersebut, tentu pembahasan tentang rematik, termasuk tips mengatasi rematik dengan tanaman rimpang selalu menjadi pembahasan yang menarik.
Ilustrasi (Gambar: rsud.sawahluntokota.go.id) |
Apa sih sebenarnya rematik atau yang biasa disebut dengan rematik artritis itu? Banyak sekali referensi yang membahas tentang rematik, cara mengatasinya, mulai dengan obat-obatan hingga dengan herbal, salah satunya yang disampaikan oleh Drs. Samiran, Staf Balitbang, Botani LIPI, Bogor, yang beberapa catatannya pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi No. 493.
Rematik Artritis
Rematik, minus artritis adalah penyebab rasa sakit pada otot dan jaringan ikat, namun tidak sampai mempengaruhi persendian. Bila gejalanya sudah mempengaruhi satu atau beberapa persendian, biasanya disebut dengan artritis. Bila serangan terhadap persendiaan tersebut berlangsung lama, baru disebut dengan rematik artritis.
Rematik artritis menurut Prof. Verna Wright dalam Arthritis and Joint Replacement (1987), sebagai penyakit yang lazim menyerang persendian kaki dan tangan, terutama pada ruas-ruas jari dan persendian jari kaki, tangan, lutut, tumit dan leher.
Peradangan dari lapisan persendiaan tersebut lambat laun bisa berkembang menjadi kerusakan persendiaan, pada beberapa kasus, bahkan bisa membawa kelumpuhan atau cacat.
Rematik artritis ini lebih sering menyerang persendian penopang badan, seperti pinggul, lutut atau tulang belakang.
Baca juga: Tips Mengatasi Hipertensi dan Rematik.
Pada awal kemunculannya, rematik muncul nyaris tanpa gejala, yang dirasakan penderita hanya perasaan tidak enak badan dan merosotnya nafsu makan, ditambah nyeri otot. Rasa sakit di persendiaan biasanya muncul secara tiba-tiba, yang diikuti oleh pembengkakan.
Bahkan kelebihan asam urat (uric acid) dalam darah ternyata juga berpotensi menimbulkan gangguan rematik. Penderita yang terserang akan merasakan pergelangan kaki atau lututnya seperti ditusuk-tusuk jarum.
Biasanya para penderita ini untuk mengurangi rasa sakit akan memijat-mijat bagian persendian yang sakit, meskipun efeknya tidak terlalu besar.
Masalah kelebihan asam urat ini bisa menjadi sangat serius saat sudah mulai berusia 40 tahun ke atas. Pada usia ini, asam urat yang berlebih di dalam darah akan mengristal pada persendian dan pembuluh kapiler darah dekat persendian, yang mengakibatkan saat persendian digerakkan, akan terjadi gesekan kristal-kristal tersebut, sehingga menimbulkan rasa nyeri yang diakibatkan infeksi pembuluh.
Bila sudah kronis, penumpukan tersebut akan menyebabkan cairan getah bening yang bertugas sebagai pelumas tidak berfungsi, sehingga persendian ini sama sekali tidak dapat digerakkan.
Asam urat sendiri diproduksi secara alami oleh tubuh, sebagai hasil dari proses metabolisme utama, yaitu proses kimia dalam inti sel tubuh yang bertujuan menunjang kelangsungan hidup, apabila terjadi penyimpangan dalam proses tersebut, maka asam urat akan menumpuk.
Di samping karena proses alamiah, peningkatan asam urat dalam darah juga disebabkan faktor dari luar, seperti makanan dan minuman, khususnya makanan yang memiliki kadar karbohidrat dan protein tinggi seperti kacang-kacangan, emping melinjo, daging khususnya jeroan, ikan dan cokelat. Juga minuman yang mengandung kafein, seperti teh, kopi dan cola.
Cara Mengatasi Rematik Secara Alami dengan Tanaman Rimpang
Dalam beberapa penelitian terdapat lima tumbuhan rimpang yang diduga memiliki potensi kuat untuk mengatasi rematik artritis, antara lain:
- Cakar kucing (Acalypha indica).
- Kumis kucing (Orthosipon aristatus).
- Temulawak (Curcuma xanthorrhiza).
- Jahe (Zingiber officinale).
- Sereh (Cymbopogon citratus).
1. Cakar Kucing
Cakar kucing termasuk tumbuh-tumbuhan obat dari keluarga jarak-jarakan, yang memiliki nama lain lelatang atau rumput kekosongan. Sebagai herba semusim, cakar kucing tumbuh tegak dengan tinggi 30 cm sampai 50 cm, bercabang dengan garis memanjang.
Cakar kucing ini bisa tumbuh di pinggiran jalan lapangan rumput atau lereng gunung. Daunnya berselang bentuk bulat lonjong sampai lancip, dengan tepi bergerigi, dengan panjang 2,5 cm sampai 8 cm, lebar 1,5 cm sampai 3,5 cm.
Daun cakar kucing di Indonesia dan Thailand digunakan sebagai obat luka, bisul dan bengkak. Bisa juga ditumbuk halus dan dicampur minyak kelapa, kapur dan garam sebagai obat urut.
Baca juga: Minuman Herbal Berkhasiat.
Di Malaysia dan Thailand, rebusan tanaman cakar kucing ini dimanfaatkan sebagai obat pencahar. Di Filipina, rebusan akar dan daunnya sering diberikan pada anak sebagai obat muntah dan pelunak dahak penderita bronkhitis dan asma. Di Vietnam Selatan, tanaman cakar kucing digunakan sebagai obat cacing.
2. Kumis Kucing
Daun kumis kucing menjadi salah satu jenis tumbuhan yang sering digunakan masyarakat sebagai obat batu ginjal, radang saluran yang berhubungan dengan ginjal, radang selaput lendir kantung kemih dan rematik akibat asam urat. Daun kumis kucing ini dipanen sebelum tanaman berbunga atau sekitar tiga bulan setelah ditanam.
Dalam sebuah catatan yang disampaikan Dat dan kawan-kawan dalam Journal Etnopaharmacology (1992), menyebutkan bahwa daun kumis kucing mengandung mineral di atas 12% dengan kadar kalium mencapai 600 sampai 700 mg/100 gram daun segarnya, kira-kira 0,2% kelompok flavonoid lipophilic, termasuk sinensetin, flanonol glycoside, inositol, fitosterol saponin.
Hasil uji coba teh kumis kucing juga menunjukkan adanya bahan aktif antimikroba, yang mencegah penimbunan cairan dan gas berat dalam rongga perut dan berperan mencegah peradangan.
Teh kumis kucing juga bisa menambah pengeluaran getah (cairan) empedu oleh hati dan memperlancar aliran empedu.
3. Jahe
Rimpang jahe dikenal sebagai bahan minuman wedang ronde, atau sebagai bumbu penyedap masakan, seperti gulai kambing, kari atau opor ayam. Jahe muda bisa dimakan mentah sebagai lalapan, sedangkan jahe tua sebagai bahan olahan produk makanan.
Sebagai bahan ramuan, jahe berkhasiat obat karena mengandung senyawa kelompok fenol sebagai unsur utama yang memberi rasa pedas. Unsur lainnya gingerols, shogaols, paradols dan zinerone. Rimpang jahe segar mengadung senyawa gingerols 1% sampai 2%.
Rimpang jahe ternyata juga bisa mencegah infeksi pada luka, antiradang rematik astritis, menurunkan kadar kolesterol darah, menurunkan tekanan darah dan antitumor. Senyawa gingerols memiliki aktivitas perlindungan pada hati, terutama menghadapi bahaya keracunan carbon tetrachloride.
Rimpang jahe juga bisa memperbaiki fungsi hati, mencegah penyakit kuning, penyakit batu empedu, menaikkan aliran getah empedu dan gangguan gas dalam perut.
Minuman jahe bila diberikan pada wanita, bisa menambah aliran susu, mengurangi radang kandungan setelah melahirkan dan memperbaiki menstruasi yang tidak teratur. Namun, wanita hamil sebaiknya tidak mengonsumsi jahe, karena bisa mengakibatkan keguguran.
4. Temulawak
Temulawak sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia yang sering digunakan sebagai bahan ramuan jamu.
Tanaman temulawak sudah digunakan secara turun temurun untuk mengobati penyakit hati (hepatitis) atau batu empedu dan gangguan penyakit perut.
Rimpang temulawak juga sering dimanfaatkan sebagai obat disentri, radang dubur atau wasir, infeksi luka, jerawat, eksim, cacar dan kurang nafsu makan.
Rimpang kering temulawak adalah tanaman yang mengandung minyak terbang sekitar 3,8% dengan senyawa arcurcumene, xanthorrizol dan germacrene sebagai unsur utama.
Sedangkan senyawa fenolic sesquiterpene xanthorrizol ditemukan pada temulawak jenis khusus. Pada rimpang muda, kandungan minyak terbangnya lebih tinggi, sekitar 29,5%, yang didapatkan dari tanaman yang baru mulai dipanen.
Rimpang temulawak mengandung senyawa curcuminoids yang berfungsi sebagai antioksidan, antiradang, dapat mengubah metablosime lamak, melarutkan protein, dan menurunkan tingkat triglyceride darah penderita diabetes, senyawa p-Tolyl-methylcarbinol memiliki banyak kegunaan karena aktivitasnya mengeluarkan getah empedu, serta senyawa curcumin yang menyebabkan padatnya kadar kelenjar empedu.
5. Bonggol Sereh
Dalam dunia pengobatan tradisional, sereh sering digunakan sebagai obat yang berhubungan dengan usus, dan minyaknya digunakan sebagai bahan urut rematik.
Dalam pengobatan China, sereh digunakan sebagai obat untuk berbagai penyekit seperti eksim, sakit kepala, sakit perut dan rematik.
Itu dia sedikit informasi tentang “tips mengatasi rematik dengan tanaman rimpang”. Semoga informasi tersebut bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Tips Mengatasi Rematik dengan Tanaman Rimpang"
Posting Komentar