Asal Usul Setrika
Bila Anda memiliki janji untuk bertemu dengan klien, atau harus bekerja dengan teratur, maka menggunakan baju yang rapi dan bersih sepertinya sudah menjadi keharusan. Namun tahukah Anda, di balik baju yang rapi terdapat alat yang sangat penting agar baju bisa selalu rapi, setrika. Berkat alat ini, baju Anda selalu rapi dan membuat Anda lebih percaya diri. Di balik kehadirannya, mengetahui asal usul setrika, sepertinya menjadi hal penting untuk menambah informasi dan pengetahuan kita.
Ilustrasi (Gambar: shutterstock) |
Banyak sekali referensi yang membahas tentang berbagai penemuan modern dan sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari, seperti hadirnya setrika. Catatan tentang hadirnya setrika ini juga diambil dari sedikit informasi di Majalah Intisari Edisi Nomor 537.
Setrika Arang Pernah Digunakan di Indonesia
Di balik sosok setrika yang selalu membantu Anda tampil rapi ternyata ada sosok Henry W. Weely, dimana pada tanggal 6 Juni 1882, ia mendapat paten untuk sterika listrik.
Sejak hadirnya setrika listrik, bisa dikatakan pekerjaan melicinkan baju tersebut menjadi lebih mudah. Bahkan sudah tidak perlu repot lagi berurusan dengan setrika yang dipanaskan dengan api yang percikannya bisa membuat baju berlubang.
Setrika listrik generasi pertama pada awalnya belum praktis. Karena permukaan besi yang dipanaskan cepat sekali menjadi dingin saat dipakai dan harus dipanaskan lagi. Padahal untuk mencapai panas maksimum dibutuhkan waktu yang lama.
Baca juga: Asal Usul Tato.
Bila diukur dengan kondisi saat itu, setrika listrik produksi abad ke-19 tadi sudah dianggap sangat bagus. Sebelumnya, model setrika lebih mirip seperti lempengan besi yang dipanaskan dengan api. Maka setiap orang umumnya memiliki dua atau tiga lempengan besi. Satu lempeng digunakan untuk menyetrika, dan lempengan lain untuk dipanaskan.
Terdapat sedikit kemajuan, saat arang bisa dimasukkan ke dalam setrika, dan cukup hanya memiliki satu buah setrika dan panasnya bisa dipertahankan. Cuma kekurangannya, bila tidak cermat dalam memperhatikan panasnya, setrika bisa terlewat panas, dan baju bisa terbakar atau lengket.
Di Indonesia sendiri, setrika dengan arang pernah populer selama puluhan tahun sampai sekitar tahun 80-an, dengna ciri berwarna gelap, bobotnya yang berat, dan ada patung ayam di ujungnya. Sampai saat ini setrika ayam masih dipakai di desa-desa.
Pemakaian panas untuk melicinkan pakaian sebenarnya sudah dimulai sejak 2.400 tahun lalu. Pada zaman Yunani atau empat abad sebelum Masehi, bentuk setrika pun tidak datar, melainkan silinder. Kain yang akan dihaluskan seperti digilas dengan besi dan biasanya digunakan untuk membuat lipatan pada jubah.
Dua abad kemudian, bangsa Romawi menghaluskan pakaiannya dengan logam rata yang dipukul-pukulkan pada kain. Pekerjaan ini tentu saja sangat membosankan dan menghabiskan waktu, karena itulah dikerjakan para budak.
Pada abad ke-15, di Eropa mulai muncul bentuk setrika seperti yang kita gunakan sekarang. Hanya saja permukaan besinya yang dipanaskan di dalam sebuah kotak pemanas yang dibakar dengan batu bara. Setiap lempeng besi memiliki celah untuk menyelipkan gagangnya agar bisa diganti-ganti. Kelemahannya, jelaga pembakaran ternyata begitu banyak sehingga bisa menempel di besi kemudian membekas di baju.
Sebelum masuk zaman listrik, setrika sempat dibuat dengan pembakaran gas. Tentu yang bisa menggunakan hanya rumah-rumah yang berlangganan gas. Namun risikonya ternyata setrika bisa menjadi lemah, meledak dan menyebabkan kebakaran. Maka setrika seperti ini, tidak populer, hingga muncul setrika listrik.
Itu dia sedikit informasi tentang “asal usul setrika”. Semoga informasi tentang terciptanya setrika tersebut bermanfaat dan menambah pengetahuan kita.
Belum ada Komentar untuk "Asal Usul Setrika"
Posting Komentar