Bayi Tabung

Teknologi sudah sedemikian canggih, tidak hanya merambah pada dunia informasi dan komunikasi, namun teknologi juga sudah merambah dunia kesehatan. Salah satunya dalam proses penanganan medis, kasus infertilitas misalnya, kini bisa ditangani dengan teknologi bayi tabung.

bayi-tabung
Ilustrasi (Gambar: morulaivf.co.id) 

Dahulu pasangan yang merasa sulit punya anak dan merasa tidak ada harapan, kini memiliki secercah asa baru dengan teknologi tersebut. Berbagai catatan sudah membahas tentang teknologi bayi tabung, salah satunya yang disampaikan oleh Lily Wibisono yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 541.

Bayi Tabung adalah Teknologi Fertilisasi In Vitro

Teknologi fertilisasi in vitro atau yang lebih dikenal dengan “bayi tabung” terus mengalami perkembangan.

Saatnya ke dokter bila belum mendapatkan anak, meskipun:

  • Usia pernikahan 1 sampai 2 tahun, atau.
  • Istri berusia >35 tahun, usia pernikahan 6 bulan, melakukan sanggama teratur tanpa alat konstrasepsi.

Pada zaman sekarang, kesetaraan gender menyebabkan banyak perempuan memutuskan menuntaskan pendidikan lebih dahulu, baru berumah tangga.

Meskipun sudah menikah, banyak yang menunda untuk memiliki anak karena berbagai faktor. Apalagi kalau istri sedang aktif untuk mengejar karir.

Baca juga: Tips Hamil Sehat dan Produktif.

Padahal tentang kesuburan tidak mengenal waktu. Ibarat kotak musik, ada saatnya kesuburan tidak nyaring lagi berdenting. Bunyinya akan semakin perlahan sampai akhirnya berhenti.

Wanita dengan usia di atas 35 tahun secara alami jumlah dan mutu oosit (sel telur)-nya menurun. Setelah menjalani pemeriksaan dan mendapatkan terapi dari dokter ahli, hanya separuh dari golongan wanita usia lanjut ini akan berhasil hamil.

Menurut dr. Muchsin Jaffar, “Faktanya, kalau organ reproduksi pada wanita tak bermasalah, tapi si pria menderita kekurangan sperma, atau spermanya tidak ada, betapa pun istri diterapi, tentu tidak akan ada hasilnya.”

Dalam upaya memperoleh anak dengan teknologi bayi tabung pasti membutuhkan biaya yang besar. Dengan melihat kondisi tersebut, maka dr. Muchsin Jaffar dan timnya memelopori program “Friendly IVF”. Karena faktor yang paling mahal adalah obat-obatan untuk menstimulai produksi telur dan pemantauan yang ketat, maka untuk menekan biaya, stimulasi terhadap ovarium dilakukan secara minimal. Penggunaan obat-obatan bisa dipilih yang sederhana atau bahkan ditiadakan sama sekali, seperti pada program bayi tabung siklus alamiah.

Melihat Penyebab Infertilitas

Meskipun sumber masalah tersebut bisa berasal dari laki-laki maupun perempuan, untuk masalah pria atau calon ayah ini saat ini sudah bisa dipecahkan dengan teknologi mutakhir.

Namun masih banyak masalah besar di pihak wanita yang masih belum terpecahkan. Ada yang hanya berkaitan dengan hormon, sehingga saat diperbaiki hormonnya langsung bisa hamil, bisa juga sumber gangguannya penyakit endometriosis.

Apabila gangguannya sudah diketahui, maka dokter akan menentukan terapi mana yang cocok. Pilihan terapi pun, mulai dari yang paling sederhana, yaitu CMS (Campuran Masa Subur atau sanggama di masa subur), inseminasi atau teknologi bayi tabung.

Untuk bisa menuju pada terapi yang terkahir (teknologi bayi tabung), diperlukan beberapa indikasi, diantaranya kerusakan saluran telur, endometriosis, gangguan pada suami (gagal ereksi/ejakulasi, jumlah sperma sangat sedikit atau tidakmempunyai sperma) atau ketidaksuburan yang tidak diketahui penyebabnya.

Teknik Bayi Tabung

Tahukah Anda bayi tabung pertama di dunia? Dialah, Louise Brown, yang lahir tahun 1978 di Inggris. 

Teknologi Fertilisasi In Vitro (FIV) atau yang populer disebut dengan teknik bayi tabung ini, sudah berkembang dengan pesat.

Teknik bayi tabung merupakan suatu teknik yang mempertemukan sel telur dengan sperma di laboratorium untuk dikembangkan menjadi embrio yang merupakan cikal bakal kehamilan.

Tekniknya pun bermacam-macam, antara lain:

  • Konvensional.

Caranya dengan menyebarkan sperma di sekitar sel telur. Untuk itu dibutuhkan setidaknya 500.000 sperma motil (bergerak).

Namun teknik konvensional kurang berhasil kalau jumlah dan mutu sperma kurang sekali, sehingga diperlukan teknik yang lebih canggih.

  • Metode ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection).

Terobosan teknologi yang sangat revolusioner yang sudah ada sejak tahun 90-an ini adalah teknik bayi tabung yang bisa menggolkan serangan hanya dengan menggunakan satu sperma.

Caranya sperma tersebut disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Dengan teknik ICSI, pria yang sudah divonis mandul pun, kini memiliki harapan untuk memperoleh anak. 

Pada jenis masalah lain, misalnya air mani tidak mengandung sperma, maka dokter akan mengambil sperma langsung, entah di epididimis (bagian testis tempat sperma disimpan dan dimatangkan) atau langsung ke testis dengan mengambil ekstrak jaringan testis.

Stimulasi indung telur pada program bayi tabung menyebabkan terbentuknya embrio yang berlebih dari kebutuhan untuk tranfer embrio.

Di Indonesia, para dokter membatasi paling banyak 3 embrio yang ditranfer. Embrio selebihnya disimpan dalam keadaan beku, agar pada suatu saat nanti bisa dicairkan kembali untuk ditranfer.

Agar kemungkinan hamil semakin besar, saat ini juga dikenal teknik membiakkan emberio sampai tingkat matang menjadi blastokista sehingga bisa sekaligus meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan. Hal ini karena ditemukannya formula medium biakan yang pas untuk mengembangkan embrio.

Itu dia sedikit informasi tentang teknologi bayi tabung. Semoga informasi tersebut bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Bayi Tabung"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel