Awal Mula Bendera Kuning Sebagai Bendera Semboyan Kapal

Ada apa dengan bendera kuning? Selama ini dalam kehidupan sehari-hari selalu ada simbol-simbol yang menunjukkan sesuatu yang sedang terjadi. Contoh paling mudah adalah saat seseorang meninggal, terdapat bendera dari kertas berwarna kuning dengan ukuran kecil yang dikibarkan di sudut-sudut jalan menuju rumah duka. Ternyata tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia pelayaran juga mengalami hal sama, bahkan tertarik dengan hal tersebut pembahasan kali ini juga membahas tentang awal mula bendera kuning sebagai bendera semboyan kapal.

bendera-kuning-sebagai-bendera-semboyan-kapal
Ilustrasi (Gambar: twitter.com/itshaappe/)

Sebenarnya memang terlihat sepele tentang pembahasan semboyan tersebut, sama halnya dengan bendera kuning, yang juga dibahas Saptono Istiawan SK, yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 541.

Bendera Kuning Biru Merah dan Penggunaan Bendera Kuning Sebagai Simbol Huruf Q dalam Dunia Pelayaran

Penggunaan bendera sebagai sarana penyampaian informasi ini dipengaruhi oleh dunia pelayaran. Setiap kapal yang berlayar di laut selalu dilengkapi dengan untaian bendera semboyan kapal (telegraphic signal flag) sebagai salah satu alat komunikasi internasioanl antar lapal.

Bendera-bendera tersebut dibuat dengan berbagai motif dan warna. Pada umumnya, warna untuk motif tersebut adalah warna cerah, seperti kuning, merah, biru, hitam dan putih.

Baca juga: Dewey, Penomoran Buku di Perpustakaan.

Bendera-bendera tersebut memiliki bentuk dasar persegi panjang dan segitiga. Bendera persegi panjang menyimbolkan huruf (A - Z), bendera segitiga dengan ujung dipotong simbol dari angka (0 - 9), dan empat bendera segitiga penuh.

Total bendera tersebut ada 40 jenis bendera semboyan. Dengan mengibarkan untaian bendera tersebut berdasarkan urutan huruf-huruf yang dimaksud, kapal bisa menyampaikan satu pesan pendek kepada kapal lainnya yang berlayar didekatnya, dalam satu konvoi atau dalam satu armada.

Bendera semboyan tersebut digunakan pertama kali pada tahun 1855. Namun, baru pada tahun 1857 sistem tersebut dipublikasikan pertama kali sebagai bendera semboyan kapal untuk pelayaran internasional dan Inggris.

Secara bertahap, bendera semboyan tersebut digunakan oleh pelayaran berbagai negara di dunia. Revisi pada tahun 1932 dipublikasikan sebagai semboyan visual dan radiotelegrafi dalam Bahasa Inggris. Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Norwegia.

Salah satu bendera dalam sistem semboyan tersebut adalah bendera persegi panjang polos berwarna kuning. Bendera tersebut merupakan simbol huruf Q. Selain itu, juga menyimbolkan adanya tindakan karantina (dalam bahasa Inggris, quarantine) terhadap kapal tersebut. Kata karantina sendiri berasal dari kata ‘quarantine’, dalam bahasa Italia, berarti periode 40 hari.

Terdapat maksud dalam tindakan karantina tersebut. Pada zaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda dahulu, sekitar tahun 1930-an, terjadilah wabah penyakit yang sangat menular dan sangat ditakuti, khususnya Pemerintah Hindia Belanda. Penyakit tersebut kemungkinan adalah penyakit cacar.

Untuk membatasi penyebaran wabah antar pulau dan antar negara, maka setiap kapal laut, yang datang dan akan berlabuh di pelabuhan mana pun harus menjalani pemeriksaan ketat sebelum merapat, oleh tim dinas kesehatan pelabuhan setempat.

Saat itu, kapal laut masih menjadi alat transportasi internasional utama. Bahkan bila ditemukan satu saja seorang penumpang yang terkena cacar, maka kapal tersebut akan diisolasi. Kapal tersebut dilarang merapat dan tidak boleh didekati oleh siapa pun sampai dianggap tidak berbahaya lagi, dengan kata lain kapal tersebut sedang dikarantina.

Karena kapal yang sedang dikarantina dianggap memiliki nasib yang hampir sama dengan kematian, maka lama kelamaan bendera kuning dianggap menyatu dengan citra kematian.

Itu dia sedikit informasi tentang awal mula bendera kuning sebagai bendera semboyan kapal. Semoga informasi tersebut bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Awal Mula Bendera Kuning Sebagai Bendera Semboyan Kapal"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel