Perjalanan Serat dalam Tubuh

Setelah beberapa waktu lalu membahas tentang betapa pentingnya serat untuk kesehatan tubuh kita, kali ini akan dibahas tentang perjalanan serat dalam tubuh manusia. Ternyata serat untuk bisa berfungsi dengan baik juga membutuhkan proses dan perjalanan juga ya.

perjalanan-serat-dalam-tubuh
Ilustrasi (Gambar: fitnessincentive.com) 

Pembahasan hal yang berhubungan dengan kesehatan memang selalu menarik untuk dibahas. Begitu pula bila Anda harus menjaga kesehatan tubuh. Banyak referensi yang membahas tentang perjalanan serat tersebut, salah satunya yang pernah dibahas oleh dr. Idawati Karjadidjaja, MS. Sp.GK.

Mekanisme Serat dalam Tubuh Manusia

Penasaran dengan proses perjalanan serat dalam tubuh manusia? Berikut disampaikan prosesnya mulai dari mulut hingga keluar menjadi feses, antara lain:

1. Mulut

Di mulut sayur dikunyah oleh gigi dan dibantu oleh lidah dan air liur.

2. Kerongkongan

Sayur yang masuk ke kerongkongan sudah dalam potongan kecil.

3. Lambung

Sayur yang tinggal agak lama di lambung sehingga bisa menunda rasa lapar. Selama berada di lambung, kuman yang ikut masuk mati terbunuh oleh asam lambung.

4. Usus kecil

Makanan yang masuk ke usus kecil sudah dalam bentuk semi cair, ukuran serat pun menjadi lebih kecil, kemudian vitamin dan mineral yang terkandung diserap tubuh. Saat berada di usus kecil dan saat terkena air, kemudian akan membentuk gel, yang juga mengikat asam empedu.

5. Usus besar

Di usus besar cairan yang terkandung dalam massa diserap. Serat akan membantu gerak peristaltik otot usus sehingga feses bisa cepat keluar.

Manfaat Serat dalam Tubuh 

Dalam catatan yang disampaikan dr Idawati, bila menggunakan sayur sebagai contoh, yang merupakan salah satu sumber serat yang perlu dijadikan bagian dari lauk sehari-hari, untuk bisa mendapatkan tubuh yang sehat.

Sayur ini bisa dikonsumsi dalam keadaan mentah sebagai lalap, bisa juga dimasak sebagai sayuran. Saat sayuran dikonsumsi sebagai lalapan, maka gigi harus bekerja ekstra keras untuk mengunyahnya.

Baca juga: Pentingnya Serat Untuk Tubuh.

Hal tersebut berarti, sejak tahap awal, serat tersebut sudah membutuhkan teman untuk bisa mengolah sayuran menjadi keping-keping yang lebih halus. Saat sayur (dimasak, maupun dikonsumsi mentah) masuk ke dalam mulut, sejak itu dimulailah proses pencernaan tahap awal.

Sayur tersebut kemudian dikunyah oleh gigi dengan bantuan lidah dan air liur yang mengandung enzim emlilase. Dikunyah dan dikunyah yang akhirnya sayuran menjadi potongan yang lebih kecil sehingga mudah dikirim ke tenggorokan untuk kemudian diteruskan ke lambung.

Setelah sampai di lambung, serat tersebut kemudian berada lebih lama, bisa sampai satu jam. Secara perlahan, otot lambung kemudian mencerna makanan dengan bantuan cairan di lambung, termasuk asam lambung.

Apabila ada kuman yang ikut masuk bersama makanan, maka kuman pun akan mati terbunuh oleh asam lambung. Hal ini menjadi mekanisme pertama yang menghadang masuknya kuman ke dalam tubuh.

Selama berada di lambung, dengan kemampuannya untuk menyerap air, volume serat akan mengembang hingga memenuhi lambung. Bila seratnya berupa serat tak larut, maka serat tersebut di lambung akan lebih lama lagi.

Setelah berada cukup lama, makanan yang saat ini sudah semi cair, sedikit demi sedikit dikrim ke usus halus yang panjangnya 3 meter.

Dengan adanya gerak peristaltik usus, yaitu suatu gerakan yang seperti ombak, maka serat dan makanan akan dilanjutkan dalam proses pencernaan.

Sementara itu, serat dan bahan makanan lain akan bersinergi dengan cairan yang mengandung enzin pankreas, yaitu enzim yang bisa menetralisir sifat asam dari cairan lambung.

Serat larut air bila bertemu dengan air langsung akan membentuk gel yang seakan-akan menutupi molekul pati dari nasi, kentang atau roti agar tidak segera dipecah oleh enzim pankreas menjadi glukosa.

Oleh karena itu, bahan makanan serat sangat baik diasup oleh penderita diabetes agar kadar gula darahnya tidak naik secara tiba-tiba.

Selain itu, selama menjalani perjalanan panjang, serat larut dapat mengikat asam empedu sehingga proses pengemulsian lemak bisa dicegah. Hal ini membuat penyerapan kolesterol dan lemak yang berasal dari makanan bisa dihambat sehingga kadar kolesterol dalam darah pun rendah.

Pada usus halus mekipun proses pencernaan berlanjut, namun yang namanya serat makanan tetap tidak bisa dicerna. Namun, ukuran fisiknya semakin kecil, kemudian dengan kerja kimia asam lambung, kandungan vitamin dan mineral pada sumber serat bisa diserap oleh tubuh.

Pada tahap ini, yang tersisa hanya ampas (sisa) makanan yang tak tercerna, termasuk serat yang saat ini sudah berbentuk massa semi padat.

Banyak-banyaklah Minum agar Tidak Sembelit

Massa semi padat dari usus halus kemudian dikirim ke usus besar. Disinilah, cairan yang terkandung dalam massa untuk kesekian kalinya diserap.

Itu sebabnya bila massa ini kelamaan berada di usus besar maka feses yang dikeluarkan menjadi keras, karena sudah tidak mengandung cairan. Hal ini membuat tubuh menderita sembelit.

Untuk menghindari sembelit, makan serat perlu dibarengi dengan minum air dalam jumlah yang cukup.

Setelah feses terkumpul cukup banyak, gerakan peristaltik otot usus mendorong feses. Pada saat itu, kita akan merasa ada sesuatu dalam perut yang harus dikeluarkan.

Itu dia sedikit informasi tentang “perjalanan serat dalam tubuh manusia”. Semoga informasi tersebut bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Perjalanan Serat dalam Tubuh"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel