Asal Usul Tradisi Hormat Militer

Ada yang menarik kali ini, memang tidak berhubungan dengan hari lahir NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di bulan Agustus ini, namun tentang asal usul tradisi hormat militer yang berlaku dalam dunia militer.

asal-usul-tradisi-hormat-militer
Ilustrasi (Gambar: pritzkermilitary.org)

Ide menulis tentang lahirnya hormat militer ini memang sepele, namun sangat menarik dibahas. Tentu saja mencari berbagai sumber dan informasi tentang tradisi hormat militer menjadi hal penting untuk mengetahui asal usus tradisi tersebut. Banyak sumber sebenarnya yang membahas tradisi ini, salah satunya beberapa catatan yang dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 555.

Bagaimana Terciptanya Tradisi Hormat Militer atau Hormat Tentara itu?

Selama ini kita mungkin mengenal salah satu cara hormat militer, yang dilakukan dengan cara telapak tangan kanan ditempatkan di depan alis mata, yang dibarengi dengan sikap sempurna dan ucapan tanda hormat.

Tentu saja para prajurit dari pasukan modern di dunia, umumnya memberi hormat dengan sikap tersebut.

Nah yang menjadi pertanyaan, bagaimana awal mula tradisi hormat militer tersebut lahir? Ada pendapat yang mengatakan bahwa hormat militer tersebut berawal dari tradisi pada Angkatan Darat Amerika Serikat setelah Perang Saudara pada abad XIX.

Baca juga: Awal Mula Bendera Kuning Sebagai Bendera Semboyan Kapal.

Namun ada beberapa sumber lain yang menyampaikan, bahwa munculnya tradisi hormat militer tersebut merupakan Tradisi Angkatan Laut Kerajaan Inggris.

Mana yang benar? Ini yang menjadi pertanyaan, namun yang jelas sebelum pasukan dari dua negara tersebut melakukan hormat militer, ternyata hormat militer pernah dilakukan dengan dua tangan, dengan tangan kiri saja atau bahkan dengan menyentuh topi.

Tradisi memberi hormat sepertinya sepertinya sama tuanya dengan keberadaan militer itu sendiri. Legenda yang selama ini terdengar bahwa hormat tersebut berawal dari kebiasan ketika sesama prajurit bertemu dan saling membuka penutup mata pada baju besi mereka agar bisa saling mengenali. Hal ini dilakukan khususnya kepada atasan atau mereka yang dianggap lebih hebat. Memang itu sekedar cerita.

Catatan sejarah pada lukisna batu pada masa silam menggambarkan tentang dua prajurit yang bertemu akan saling mengangkat tangan kanannya yang memegang tombak. Saat tidak memegang senjata, tradisi tersebut berlanjut dengan saling mengangkat tangan secara terbuka, tradisi tersebut berlanjut dengan saling mengangkat tangan secara terbuka, seperti menyapa, yang hormat seperti pasukan Nazi Hitler pada Perang Dunia II. Cara ini dilakukan oleh pasukan Babilonia dan Mesir pada masa Sebelum Masehi.

Pada Abad Pertengahan, militer Inggris pernah memberlakukan hormat dengan cara membuka topi. Tapi setelah abad XVII cara ini dianggap tidak praktis, karena jenis topi tersebut beraneka macam dan semakin berat. Dalam sebuah aturan tertulis bertahun 1745 disebutkan bahwa menghormat cukup menyentuh ujung topi dan memberi salam hormat. Namun aturan tersebut dibedakan antara prajurit dengan budak. Bila sesama prajurit harus saling menatap, maka budak cukup menunduk saja.

Ada pula yang disebut dengan hormat senjata. Saat pedang masih digunakan, antara dua prajurit yang akan bertarung akan selalu memberi hormat dengan mencium leher pedang mereka. Konon mencium pedang menjadi simbolisasi mencium salib, karena ada bentuk pesilangan di gagangnya. Saat ini tradisi mencium pedang sebenarnya masih dilakukan, hanya niatnya yang berbeda.

Saat senjata api lazim digunakan, tercipta hormat dengan senjata api, terutama senjata yang berlaras panjang. Maka pada saat berbaris mengikuti upacara atau pun berparade, antara pasukan yang membawa pedang, mereka yang membawa senjata laras panjang, serta mereka yang tidak membawa senjata, menghormat dengan cara mereka masing-masing.

Saat menjaga pos keamanan, penjaga bersenjata laras panjang juga memberi hormat senjata kepada perwira yang melintas. Antara perwira senior dengan junior, biasanya juga gerakan hormat juga dibedakan. Namun dalam keadaan genting, hormat senjata tidak diperlukan lagi karena dianggap mengurangi kesiagaan penjaga terhadap musuh. Jangan sampai ketika sedang menghormat, ternyata yang dihadapi adalah musuh.

Itu dia sedikit informasi tentang asal usul tradisi hormat militer. Semoga informasi tersebut bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Asal Usul Tradisi Hormat Militer"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel