Bambu Bali

Sebagai masyarakat Indonesia, Bali tentu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan selalu menjadi keindahan bangsa Indonesia. Terlepas dari Bali sebagai pulau tujuan wisata, ada satu yang menarik yaitu tentang bambu Bali, dimana seluruh aktivitas sehari-hari masyarakat Bali yang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan pohon bambu.

bambu-bali
Ilustrasi (Gambar: mongabay.co.id)

Catatan menarik tentang pohon bambu memang banyak tersedia di berbagai media sebagai sumber informasi dan referensi. Namun keberadaan tentang bambu Bali baru ditemukan di catatan Agus Surono, yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 570.

Mengenal Bambu di Bali, yang Namanya Digunakan Juga Sebagai Bambu Bali Restaurant

Di Bali, bambu selalu dilibatkan dalam upacara adat karena sifat baik dan keunggulan yang dimilikinya bila dibandingkan dengan tanaman lainnya. Hal inilah yang menjadi spirit dan semboyan hidup bagi masyarakat Bali, khususnya penganut agama Hindu.

Bambu sendiri merupakan tanaman serbaguna, sejak masa kecilnya, saat masih muda tumbuh tegak, dan saat tua akan menunduk. Hal ini menjadi lambang sebuah filosofi Hindu yang selalu menjaga sopan santun.

Baca juga: Mengenal Anggrek Saprofit.

Filosofi lainnya adalah sifatnya yang semakin lama semakin kuat, baik batang maupun akarnya. Bambu tumbuh dalam sebuah rumpun, meskipun akarnya tidak menembus ke bumi, namun sangat kokoh, apalagi didukung dengan kelenturan batangnya. Akarnya yang terkait secara horizontal dan vertikal mampu menahan tanah tempat tumbuhnya dari erosi dan tanah longsor.

Bambu termasuk tumbuhan yang kuat, mampu tumbuh di tempat yang sulit. Di samping bandel bambu tidak butuh pemeliharaan khusus sehingga bisa tumbuh dimana saja.

Jenis Bambu Bali yang Bisa Digunakan

Menurut Ida Bagus Ketut Arinasa, seorang ahli etnobotani, menyampaikan terdapat 5 jenis bambu endemik di Bali, antara lain:

  • Jajang aya (Gigantochloa aya).

Secara morfologi, bambu ini memiliki tinggi sampai 15 meter, dengan diameter batang 12 cm, dengan warna batang hijau agak ketuaan, mendekati kebiruan.

Bambu ini digunakan sebagai atap bangunan suci. Bambu ini tumbuh di Bangli. 

  • Jajang taluh (Gigantochloa taluh)

Bambu ini memiliki ciri khas, yaitu batangnya yang berwarna hijau keputih-putihan. Jajang taluh biasa dipakai sebagai dinding atau gedhek dalam upacara-upacara adat.

Kualitas bambu jenis ini sangat bagus dengan penampakan bambu yang lebih kecil bila dibandingkan dnegan jajang aya. Jajang taluh juga endemik di Bangli.

  • Tiing ooh (Bambusa ooh)

Bambu ini memiliki batang berwarna hijau dengan buluh agak panjang. Tebal buluhnya tidak mencapai ½ cm.

Dalam upacara adat bambu ini berperan dalam pembuatan sanggar dan juga untuk menempatkan sesajen. Bambu jenis Tiing ooh endemik di Karangasem.

  • Buluh kedampal (Schizostachyum castaneum)

Bambu ini memiliki postur yang lebih pendek bila dibandingkan dengan ke-3 jenis bambu di atas. Lebih tipis bila dibandingkan tiing ooh.

Buluh bambu ini digunakan sebagai tempat air suci. Kegunaan lainnya yaitu digunakan sebagai bahan pembuat alat musik khas Bali, yaitu gerantang. Tempat tumbuhnya berada di Kabupaten Tabanan.

  • Tiing alas atau liplip (Dinochloa sepang)

Jenis bambu hanya tumbuh di tempat aslinya, yaitu di hutan lindung Sepang, Buleleng. Tiing alas merupakan sebutan bagi masyarakat untuk bambu memanjat ini, yang besar kemungkinan karena secara alami tumbuhnya di hutan.

Hutan Lindung Sepang termasuk jajaran Bukit Sangiang di bawah pengawasan Resort Polisi Hutan Dapdap Putih.

Nama lainnya merupakan tiing penyalin dengan melihat morfologi bambu yang batangnya mirip dengan rotan (=penyalin, bahasa daerah).

Selain bambu di atas juga ada jenis bambu yang dikeramatkan seperti di Pura Lempuyang Karangasem. Di pura ini tumbuh serumpun tanaman bambu yang diyakini sebagai tanaman suci yang juga bisa dijadikan sebagai tanaman obat.

Itu dia sedikit informasi tentang keberadaan “Bambu Bali”, yang dikeramatkan dan bermanfaat dalam kehidupan masyarakat Bali. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Bambu Bali"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel