Mengenal ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura), Trombosit Rendah yang Tidak Diketahui Sebabnya

Beberapa waktu lalu sedang heboh diantara beberapa kawan, yang mengira demam yang diderita seorang kawan disebabkan karena DBD atau tifus. Namun setelah diperiksakan ke dokter dan dilakukan pemeriksaan secara intensif ternyata bukan mengarah ke demam berdarah dengue atau demam tifoid (tifus), melainkan ITP. Tentu kami bingung apa penyakit itu? Oleh karena itulah pada kesempatan ini dibahas tentang mengenal ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura), trombosit rendah yang tidak diketahui sebabnya.

itp-idiopathic-thrombocytopenic-purpura-trombosit-rendah
Ilustrasi (Gambar: shutterstock)

Pembahasan tentang kesehatan memang selalu menarik, apalagi bila indikasi penyakit tersebut hampir sama atau identik dengan penyakit lain. Salah satu sumber menarik pernah dibahas oleh M. Sholekhudin dan pernah dimuat juga dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 537.

Apakah Trombosit Rendah DBD? Ternyata Bukan, Apa Itu?

Tidak dapat dipungkiri, banyak orang terkecoh, bahkan bagi kebanyakan orang, kadar trombosit yang turun drastis biasanya memang identik dengan DBD (demam berdarah dengue) atau demam tifoid (tifus). 

Padahal ada penyakit lain yang memiliki gejala yang sama, salah satunya adalah ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura).

Bahkan karena bahayanya, jika pasien tidak mendapat penanganan yang cepat rendahnya trombosit bisa sampai membahayakan jiwa.

Secara harfiah idiopathic thrombocytopenic purpura berarti pendarahan yang disebabkan rendahnya trombosit, yang penyebabnya belum diketahui.

Baca juga: Tips Meningkatkan Daya Tahan Tubuh dengan Menjauhi Pemicu Alergi.

Namun menurut Dr. dr. Abidin Widjanarko, Sp.PD, yang merupakan konsultan hematologi Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, menyampaikan bahwa yang dulunya dianggap idiopathic ternyata saat ini kadang disebut sebagai immunological thrombocytopenic purpura.

Pada orang sehat, sistem imun bekerja normal sebagai ‘tentara’ yang melindungi tubuh dari serangan benda asing, misalnya virus atau bakteri. Namun pada penderita ITP, sistem imun ini memproduksi antibodi yang bekerja abnormal. Tidak hanya melawan virus, tapi juga menghancurkan trombosit milik tubuh sendiri.

Saat kadar trombosit turun, sumsum tulang belakang bekerja semakin keras untuk memproduksi trombosit. Namun peningkatan produksi ini masih kalah dibandingkan aktivitas penghancurannya oleh antibodi. Itulah sebabnya hasil akhir kadar trombosit di dalam perdarahan darah terus mengalami defisit.

Dalam sistem hematologi, trombosit ini berfungsi untuk menghentikan perdarahan dengan cara menggumpalkan diri. Saat terjadi perdarahan, tubuh akan mengirim sel-sel trombosit ke lokasi perdarahan tersebut. Sel-sel trombosit ini selanjutnya akan membentuk agregat (gumpalan) yang akan menghentikan proses perdarahan.

Pada penderita ITP, karena kadar trombositnya sangat rendah, perdarahan bisa terjadi secara abnormal dan sulit berhenti.

Perdarahan tersebut bisa terjadi baik di tubuh bagian permukaan maupun di dalam. Pada saat ke dokter, penderita ITP biasanya datang dengan keluhan gusi berdarah atau mimisan yang sulut berhenti, atau pada perempuan, gejala ITP terkadang ditandai dengan mens yang banyak dan tidak kunjung berhenti.

Terkadang gejalanya berupa perdarahan dalam, misalnya perdarahan di bola mata bagian dalam sehingga membuat putih mata berubah menjadi merah. Atau bisa juga perdarahan di bawah kulit, yang menimbulkan bercak-bercak di kulit, mirip dengan gejala demam berdarah.

Rendahnya trombosit juga bisa menyebabkan kulit penderita mudah lebam. Biru kehitaman seperti habis dipukul.

Jika kadar trombosit terlalu rendah, penyakit ITP juga bisa membahayakan jiwa. Terutama jika terjadi perdarahan di organ paling vital, yaitu di otak. Biasanya penderita meninggal sebelum mendapat pertolongan.

Indikasi ITP

Rendahnya kadar trombosit pada ITP bersifat khas, yang tidak disertai dengan panas badan seperti pada demam berdarah atau tifus, juga tidak diikuti oleh rendahnya sel-sel darah yang lain, seperti pada leukosit (sel darah putih) dan eritrosit (sel darah merah).

Pada ITP, trombosit memang mengalami penurunan, yang berbeda dengan penyakit lainnya.

Untuk membedakan ITP dengan penyakit lainnya, penderita harus menjalani pemeriksaan antibodi dan sumsum tulang belakang. Tidak hanya pemeriksaan kadar trombosit di dalm darah. Sumsum tulang belakang adalah organ tempat sel-sel darah, termasuk trombosit diproduksi. Dari pemeriksaan ini, dokter bisa menyampaikan diagnosis ITP dan membedakannya dari penyakit-penyakit lainnya yang mirip.

Penyakit yang tidak bersifat genetik ini bisa menyerang anak-anak maupun dewasa. Kabar buruknya penyakit ini lebih banyak menyerang perempuan, khususnya perempuan di usia produktif.

Mengapa demikian?

Hal ini disebbkan karena penyakit ITP ini dilatar belakangi oleh lupus (penyakit akibat gangguan sistem imun, yang dipengaruhi oleh faktor genetik). Artinya, ITP dengan kategori ini merupakan bagian dari penyakit lupus. karena lupus lebih banyak menyerang perempuan, maka otomatis penderita IT lebih banyak dari kalangan perempuan. Jika dilatarbelakangi oleh lupus maka gejalanya juga disertai dengan gejala lupus, seperti meriang, ngilu di sendi, dan juga rambut rontok.

Tips Mengendalikan ITP

Sama halnya dengan penyakit akibat gangguan imun lainnya, ITP pun bisa dijinakkan agar tidak kambuh, hal ini penting untuk penderita ITP kronis.

Terdapat beberapa tips mengalihkan ITP, menurut Dr. dr Abidin Widjanarko, Sp.PD, KHOM, antara lain:

  1. Hindari kelelahan. Kurangi kegiatan fisik. Jika penderita kecapekan, ITP bisa kambuh, yang membuat trombositnya tururn.
  2. Istirahat yang cukup. Jangan sampai kurang tidur. Tidur harus pulas dan cukup waktunya. Kurang istirahat terbukti akan meningkatkan risiko kambuhnya ITP.
  3. Hindari paparan sinar ultraviolet (UV) secara berlebihan. Seperti pada penyakit lupus, paparan UV juga bisa menyebabkan ITP kambuh.
  4. Hindari stress. Terlalu banyak pikiran berisiko membuat sistem imun bermasalah dan ITP kambuh.

Pengobatan ITP

Menurut Dr. dr Abidin Widjanarko, Sp.PD, KHOM, pada pasien dewasa ITP biasanya bersifat kronis, maksudnya membutuhkan perawatan seumur hidup. Namun pada anak-anak, sebagian penderitanya akan sembuh secara spontan.

Pada pasien dewasa, sekalipun umumnya ITP menjadi kronis, tidak berarti mereka harus mengonsumsi obat setiap hari. Bila sistem imun sedang baik, kadar trombosit akan normal seperti orang sehat, namun jika bermasalah, ITP bisa kambuh lagi.

Karena penyebabnya gangguan sistem imun, maka obat yang dipakai dalam terapi ITP adalah obat golongan penekan imun (immunosuppressive agent). Yang sering dipakai adalah golongan kortikosteroid, ini adalah obat lini pertama karena efektif dan harganya murah.

Jika obat-obat penekan imun ini tidak berhasil, terapai pengangkatan limpa terkadang menjadi alternatif. Limpa merupakan organ yang berfungsi menghancurkan trombosit, dengan diambilnya limpa, proses penghancuran trombosit diharapkan bisa berkurang.

Itu dia sedikit informasi tentang “mengenal ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura), trombosit rendah yang tidak diketahui sebabnya”. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Mengenal ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura), Trombosit Rendah yang Tidak Diketahui Sebabnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel