Sindrom ACA, Darah Kental Penyebab Keguguran

Mungkin Anda pernah melihat seseorang, entah teman atau saudara yang berulang kali mengalami keguguran tanpa sebab. Seringkali membuat mereka putus asa, khawatir dan menganggap tidak akan punya anak. Namun jangan khawatir, dengan kecanggihan teknologi, ada banyak cara untuk bisa menyelamatkan calon bayi, salah satunya dengan mengetahui apakah istri tersayang terkena sindrom ACA, darah kental penyebab keguguran.

sindrom-aca-darah-kental-penyebab-keguguran
Ilustrasi (Gambar: panduanlengkapuntukibuhamil.blogspot.com)

Memang banyak penyebab keguguran, namun sindrom ACA menjadi hal yang sering disadari pasangan yang baru memiliki anak. Begitu pula dengan informasi tentang sindrom ACA, yang salah satunya disampaikan oleh Nis Antari yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 512.

Sindrom ACA, Darah Kental Disebabkan Oleh Antibodi Anticardiolipin

Banyak pertanyaan apa yang menjadi penyebab keguguran, salah satunya adalah sindrom ACA atau anticardiolipin, yaitu darah calon ibu mengental, sehingga mengakibatkan aliran darah yang membawa zat gizi dan oksigen ke janin melalui plasenta tidak sempurna. Atau bisa dikatakan, darah sang ibu mengandung antibodi anticardiolipin.

Bila sudah diketahui bahwa calon ibu darahnya mengandung antibodi anticrdiolipin, maka saat hamil lagi, setiap pagi dan ssore selama berbulan-bulan, calon ibu harus menyuntik bagian perut, paha dan tangannya dengan cairan obat yang diberikan dokter. Penyuntikan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu pada pembuluh darah dan di bawah kulit.

Menurut dr. Adi Sukrisno, Sp.OG, “Diduga ACA terjadi akibat kondisi polusi udara di perkotaan. Sampai saat ini belum ditemukan penyebabnya yang pasti.”

Baca juga: Pre-Eclampsia dan Gejalanya.

Kelainan ini lebih banyak disebabkan oleh faktor internal, seperti keturunan. Bila dalam silsilah pernah ada riwayat keguguran, maka garis wanita yang berada dibawahnya perlu lebih waspada. Apalagi jika kehamilan sebelumnya pernah mengalami keguguran berulang, janin mati dalam kandungan dan preeklampsia.

Dalam keadaan normal, antibodi sebenarnya merupakan kumpulan protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh untuk memerangi subtansi yang dianggap asing oleh tubuh, seperti bakteri dan virus.

Pada kasus ACA, tubuh mengeluarkan antibodi yang digunakan untuk menyerang anticardiolipin yang dianggap musuh, meskipun hal tersebut sebenarnya merupakan bagian dari membran. Kemunculan antibodi anticardiolipin ini yang membuat darah individu menjadi lebih kental. Antibodi ACA ini yang mendorong terjadinya trombosis atau pembekuan darah dalam pembuluh darah.

Tentu saja, karena ACA, organ-organ penting menjadi terganggu fungsinya, misalnya pada pembuluh darah arteri, vena, maupun jantung.

Jika terjadi pada ibu hamil, pembekuan darah di plasenta akan mengganggu pasokan zat gizi dan oksigen bagi janin. Hal ini menyebabkan janin menjadi tidak bisa berkembang atau meninggal dalam kandungan.

Biasanya keguguran terjadi pada usia 3 sampai 4 bulan. Hal ini tidak disadari karena gejalanya mirip dengan yang bisa dialami oleh ibu hamil, seperti cepat mengantuk, cepat lelah, sering pusing dan sulit konsentrasi.

Gejala lainnya adalah tekanan darah meningkat tanpa penyebab pasti. Gejala tersebut semakin menguatkan kecurigaan akan adanya ACA, jika sebelum hamil tekanan darah calon ibu normal saja.

Tips Mencegah Terjadinya Darah Kental Saat Hamil

Yang menjadi pertanyaan mengapa ACA banyak menyerang ibu saat mengandung anak kedua? 

Menurut dr Adi Sukrisno, Sp.OG, kemungkinan ibu berisiko terhadap ACA, namun tidak menyadarinya. Faktor usia juga juga mempengaruhi kondisi seorang ibu. Misalnya pada kehamilan kedua pembuluh darah, darahnya kaku dan tidak licin lagi karena mulai ada plak. Artinya aliran darah tidak selancar sebelumnya. Bila kadar IgG meningkat. Bisa 80 atau 100, kondisi ini membuat bayi tidak bisa dipertahankan.

Maka solusi yang harus dilakukan adalah sebelum hamil, ibu memeriksakan diri terlebih dahulu, seperti screening yang dilakukan secara bijaksana dan terfokus.

Selain itu, calon ibu bisa minum Lovenox, yaitu obat anti pembekuan darah, meskipun kondisinya sehat dan tidak terdeteksi CA. Bila Lovenox tidak ada, bisa diganti dangan tablet kuno aspilet. Dalam dosis rendah, obat ini mencegah terjadinya pembekuan darah.

Mengingat kehamilan dengan ACA termasuk kelompok kehamilan berisiko tinggi, maka sebaiknya ibu hamil menjaga kehamilannya dengan ekstra hati-hati, harus istirahat dengan durasi yang cukup, tidur 8 jam sehari, menurunkan stres, maka secara benar baik kualitas maupun kuantitas.

Untuk makanan, sangat dianjurkan mengonsumsi makanan yang serba alami. Pengawet dan penyedap rasa atau masakan, juga junk food sebaiknya dihindari, dengan tujuan untuk meminimalkan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Juga dianjurkan untuk minum banyak air putih 2 liter sehari. Mereka yang jarang minum air putih dikhawatirkan darahnya semakin kental. Padahal tubuh tetap mengalam penguapan melalui keringat dan cairan melalui urine.

Selain itu, bila ada kecurigaan adanya antibodi anticardiolipin dalam darah ibu yang mengalami keguguran berulang, maka dianjurkan menjalani tes ACA. Melalui tes ini akan akan diketahui kadar IgG dan IgM, parameter ini dijadikan sebagai pegangan untuk memastikan adanya paparan ACA atau tidak.

Menurut dr Adi Sukrisno, Sp.OG, berdasarkan kadar ACA-nya, penderita bisa digolongkan menjadi 3 tingkatan, yaitu:

  • Mild, jika IgG-nya berkisar anatar 15 sampai 20.
  • Moderate, jika antara 20 sampi 80.
  • High, jika di atas 80.

Sedangkan tingkat kekentalan darah bisa diketahui dengan mengukur cepat tidaknya darah yang bersangkutan membeku.

Bila orang normal darahnya akan membeku dengan tolak ukur waktunya 25 sampai 40 detik, maka penderita ACA bisa kurang dari 25 detik.

Apa Yang Harus Dilakukan Bila Positif Terpapar ACA?

Bila diketahui positif terpapar AC, maka selain ke dokter ahli kandungan, maka ibu hamil juga perlu memeriksakan diri secara teratur ke dokter ahli penyakit dalam untuk memantau kondisi darahnya. Setidaknya dua kali lebih sering bila dibanding dengan kehamilan normal.

Ibu hamil yang terpapar ACA juga harus menjalani tes laboratorium 6 minggu sekali, hasilnya dokter penyakit dalam akan mengetahui kadar antibodi anticardiolipin pasien dan akan memberikan pengobatan. Semakin tinggi kadarnya maka makin besar pula risiko terjadinya keguguran.

Bila antbodi anticardiolipin masih dalam batas aman, maka pengobatan cukup dengan tablet sejenis aspirin (yang kemampuan mempertahankan bayi hanya 40%).

Pada pemeriksaan berikutnya, maka internis akan menilai respons pengobatan berdasarkan hasil laboratorium terbaru. Bila kadar antibodi anticardiolipin tetap atau meningkat, maka pemberian obat akan dibarengi dengan suntikan heparin atau fraksiparin maupun suntikan lain yang sejenis yang harus dilakukan setiap hari. Obat yang disuntikkan bukan bertujuan untuk menurunkan kadar antibodi anticardiolipin, namun untuk menjaga agar antibodi tidak menyebabkan pengentalan darah.

Itu dia sedikit informasi tentang “sindrom ACA, darah kental penyebab keguguran”. Semoga informasi tersebut bermanfaat. 

Belum ada Komentar untuk "Sindrom ACA, Darah Kental Penyebab Keguguran"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel