Tips Sehat ala Keraton Yogyakarta

Jaman sudah semakin maju, begitu pula saat ini, sehat sepertinya sudah menjadi kebutuhan. Tidak hanya itu, sehat sudah menjadi investasi jangka panjang, apalagi sejak merebaknya dan meredanya wabah Covid-19, yang membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Banyak sekali cara untuk sehat, salah satunya dengan mengikuti tips sehat ala Keraton Yogyakarta.

tips-sehat-ala-keraton-yogyakarta
Ilustrasi (Gambar: Getty Images/iStockphoto/marilyna)

Kalau dahulu untuk mengetahui ramuan sehat ala Keraton, kita harus mendapatkannya secara rahasia, namun kini semua dapat dengan mudah didapatkan. Bahkan catatan tentang ramuan sehat tersebut juga pernah disampaikan oleh Samiran dan Sutiyono yang catatannya pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 532.

Tips Sehat Alami dengan Ramuan ala Keraton

Gaya hidup sehat ternyata sudah lama diterapkan oleh para bangsawan Jawa, baik di Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo, hal ini terbukti dengan tanaman tradisional dan secara turun temurun ditanam dan dipelihara di apotek hidup keraton.

Bahakan para keluarga keraton tersebut rajin mengonsumsi teh makota dewa yang diramu bersama daun sambiloto (Andrographis paniculata), rimpang temu putih (Curcuma zedoaria), daun maupun umbi dewa (Gynura psidochina). Ramuan tersebut diminum untuk menjaga kebugaran, dan juga dipercaya berkhasiat untuk mengusir beragam penyakit degeneratif, seperti hepatitis, diabetes, rematik, kanker, darah tinggi, dan gangguan jantung.

Baca juga: Ramuan Herbal Untuk Anak.

Tidak hanya itu, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama (sebagai ramuan lengkap), tanaman tersebut di atas menjadi andalan keluarga keraton selama-bertahun-tahun.

Berbagai Fungsi Ramuan Herbal

Terdapat beberapa ramuan herbal yang menjadi andalan keluarga keraton, antara lain:

  • Mahkota Dewa

Di daerah asalnya, kulit batang mahkota dewa lebih dikenal sebagai penghasil serat untuk bahan pakaian (dalam Journal of the Arnold Arboretum, 1974, disebutkan, mahkota dewa berasal dari Nugini).

Di Indonesia, mahkota dewa berkhasiat sebagai penyembuhan. Kulit dan daging buah mahkota dewa diperdagangkan sebagai bahan teh kesehatan. Sedangkan biji, buah dan daunnya yang rontok (sudah kering) tidak dibuang, karena masih bisa ditumbuk dan dicampur dengan tanaman-tanaman lain yang sekhasiat, untuk dijadikan salep penyakit kulit.

Bila direbus, daun mahkota dewa berpotensi mujarab menjadi obat alergi, disentri dan tumor, sehingga banyak sekali manfaat yang diperoleh dari herbal mahkota dewa ini.

Tidak hanya itu, daun mahkota dewa sudah digunakan untuk pengobatan terhadap sirosis hepas (pengecilan hati) dan juga penyakit liver. (Hermanto, 2002, dalam buku “Mahkota Dewa, Obat Pusaka Dewa).

Pengaruh hebat mahkota dewa ini sangat mungkin berhubungan erat dengan senyawa kimia di dalam mahkota dewa, yaitu kulit buahnya yang mengandung senyawa alkaloid, saponin dan flavonoid.

Flavonoid selama ini dikenal sebagai obat antiradang, pereda rasa sakit, antitumor, anti-HIV, antidiare adan anti-keracunan hati.

Sedangkan saponin bisa dimanfaatkan sebagai pencegah batuk dan peluruh dahak. 

Alkaloid sudah sejak lama digunakan sebagai obat antimalaria, pereda rasa tegang dan menyimpan kemampuan untuk memperbaiki irama jantung.

  • Sambiloto

Sambiloto di negeri asalnya (India) dikenal sebagai obat diabetes, khususnya setelah diramu dengn daun kumis kucing (Orthosipon aristatus).

Selain itu, rebusan daun dan akar sambiloto juga sering digunakan sebagai obat sakit perut, disentri, tipus, kolera, influensa, bronkitis, peluruh cacing dan diuretik.

  • Temu Putih

Temu putih ini dikenal sebagai obat tradisional antikanker. Tanaman temu putih ini diperkirakan berasal dari India Timur Laut.

Rimpang temu putih ternyata menghasilkan senyawa curcuminoid. Curcuminoid tidak hanya mengandung senyawa antioksidan, antikarsinogen dan antiradang. Tapi juga akltif menurunkan kolesterol.

  • Umbi Dewa

Umbi dewa juga disebut dengan beluntas cina, jenis Gynura pseudochina yang masih termasuk keluarga sembung-sembungan (Asteraceae).

Umbi akarnya di Jawa digunakan sebagai obat luar dan dalam. Umbi yang ditumbuk sering digunakan sebagai tapal jerawat.

Selain itu, umbi akar atau daunnya dipercaya dapat membuat aliran darah tetap lancar sehingga tidak mengalami gangguan haid yang tidak teratur. Bahkan beberapa sumber menyebut, umbi dewa dapat digunakan untuk membantu proses penyembuhan kanker payudara.

Umbi dewa dianggap berkhasiat, karena kaya akan kandungan senyawa flavonoid dan saponin

Resep Herbal untuk Sehat

Sebagai obat yang digunakan untuk organ dalam tubuh, baik mahkota dewa, sambiloto, temu putih dan umbi dewa bisa dipadukan dalam satu gelas dalam satu ramuan.

Contoh ramuan ini, campur 15 gram buah mahkota dewa rajangan kering, 10 gram daun sambiloto kering, 10 gram rajangan temu putih kering, dan 10 gram rajangan ubi dewa kering.

Kemudian masukkan dalam kendi tanah liat yang sudah diisi dengan air sebanyak 6 gelas. Rebus sampai air yang tersisa tinggal ½ -nya, kemudian diminum 3 kali sehari. Biasaya setelah sebulan dikonsumsi, mulai terasa adanya perubahan di dalam tubuh. Dosis 3 kali sehari cocok untuk mereka yang diserang penyakit.

Selain digunakan sebagai obat dalam, ramuan tersebut, bisa digunakan sebagai obat luar, yaitu digunakan sebagai obat kulit. Caranya, 3 biji mahkota dewa digoreng sangrai, kemudian ditumbuk halus, kemudian campurkan 1 sendok teh serbuk daun sambiloto, 1 sendok teh serbuk umbi dewa, dan 1 sendok teh serbuk daun umbidewa. Ramuan diaduk secara merata bersama 200 cc minyak kelapa, baru kemudian diolesi pada kulit yang bemasalah.

Itu dia sedikit informasi dan tips sehat ala Keraton Yogyakarta. Semoga informasi tersebut bermanfaat dan menjadi referensi.

Belum ada Komentar untuk "Tips Sehat ala Keraton Yogyakarta"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel