Asal Usul Belanja Online
Kata siapa jaman dulu belum ada belanja online? Jaman semakin canggih, begitu banyak cara untuk berbelanja, salah satunya dengan cara online, apalagi sejak merebaknya dan meredanya wabah pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu, membuat kecanggihan teknologi memudahkan setiap orang, khususnya dalam berbelanja. Terlepas dari kemudahan dalam berbelanja, maka mengetahui asal usul belanja online, sepertinya menarik untuk disimak.
Ilustrasi (Gambar: interactive.wttw.com) |
Mudah, praktis dan simple menjadi 3 kata kunci yang memudahkan seseorang untuk memilih berbelanja secara online. Apalagi bagi Anda yang sibuk dan tidak mau terjebak dalam antrian berbelanja yang super panjang apalagi saat awal bulan setelah gajian.
Mail Order Menjadi Awal Munculnya Belanja Online Luar Negeri di Amerika Serikat
Mungkin Anda masih ingat beberapa tahun lalu, bisa orang tua, kakak atau saudara yang memiliki fasilitas kartu kredit. Saat akhir periode bulan pasti mendapat laporan penggunaan dana dari kartu kredit. Disitulah sering diselipkan katalog berbagai produk yang bisa dipesan oleh pemilik kartu kredit.
Memang belanja melalui katalog di Indonesia dipelopori oleh bank dan penerbit kartu kredit. Cara ini memang bagi sebagian orang saat itu dianggap lebih praktis bila harus datang ke mall. Harga barang pun selalu di update. Bahkan yang lebih menggiurkan, pembayarannya bisa dicicil atau diangsur dan bunganya kadang bisa 1%. Yang menarik adalah kualitas barang pun terjamin, karena bank atau penerbit kartu kredit, jelas tidak ingin mempertaruhkan reputasi mereka dengan mengirim barang berkualitas jelek.
Barang dagangannya yang tercantum di katalog pun tidak hanya perangkat elektronik kebutuhan rumah tangga, seperti televisi, mesin cuci, lemari es, komputer atau tempat tidur. Tapi juga berbagai kebutuhan, seperti untuk bergaya, misalnya jam tangan, handphone, gadget (MP3 player dan sejenisnya), sampai cincin berlian dan juga sepeda motor.
Baca juga: Mengenal Asal Usul Tradisi Minum Susu.
Bagi para pemilik kartu kredit yang menginginkannya, tinggal telepon, maka urusan pun dijamin beres tidak lebih 10 menit. Tergantung dari jenis barang, pesan bisa sampai ke rumah atau kantor pemesan sekitar satu minggu kemudian, melalui antara pos atau kurir.
Menurut referensi Wikipedia, dengan mengutip dari National Mail Order Association (NMOA), menyebut, ide jualan melalui katalog di Amerika Serikat disebut sebagai mail order, pertama diperkenalkan oleh Benjamin Franklin di Amerika Serikat.
Pada tahun 1744, Benjamin Franklin menerbitkan katalog belanja pertama yang menawarkan buku-buku ilmiah, yang dilengkapi dnegan daftar harga. Para pemesan yang telah mengirimkan uang melalui pos, akan menerima buku yang dipesan, juga melalui pos.
Baru kemudian, katalog sejenis berturut-turut diterbitkan juga oleh Hammacher Schlemmer, sebuah perusahaan milik Alfred Hammacher. Pada tahun 1881, Hammacher mengeluarkan katalog berisi penawaran hardware fan tools.
Sebelumnya pada tahun 1872, Aaron Montgomery Ward juga mengeluarkan katalog belanja edisi pertamanya, yaitu secarik kertas berisi daftar harga dan petunjuk pemesanan. Yang luar biasa adalah setelah dua dekade kemudian, katalog tersebut telah menebal menjadi 540 halaman, yang memuat lebih dari 20.000 item barang dagangan.
Nama lain yang juga berjasa memelopori mail order adalah Eaton Department Store di Kanada yang menerbitkan katalog belanja pada tahun 1884, dan dikenal nama-nama terkenal, seperti IC Penney, The Noble Collection, Wal-Mart dan Spiegel.
Pada beberapa waktu kemudian, banyak para pelaku bisnis mail order yang menggunakan internet (e-commerce), apalagi sejak semakin canggihnya dunia teknologi, dan internet sudah menjadi kebutuhan pokok, menjadikan belanja semakin mudah.
Itu dia sedikit informasi tentang asal usul belanja online. Semoga informasi tersebut bermanfaat dan menjadi referensi untuk Anda.
Belum ada Komentar untuk "Asal Usul Belanja Online "
Posting Komentar