Efek Digunakannya Garam Dapur Secara Berlebihan Pada Jantung

Masyarakat Indonesia memang memiliki banyak cara untuk membuat masakan enak dan nikmat. Hal ini pula yang membuat semakin dikenalnya kuliner enak, apalagi dengan kecanggihan teknologi, melalui media sosial dan perubahan budaya, dan juga dengan semakin banyaknya influencer untuk mengenalkan berbagai kuliner enak. Namun di balik nikmatnya kuliner enak tersebut, kebanyakan menggunakan penyedap yang salah satunya adalah garam. Hal ini pula yang menjadikan kami tertarik untuk menyampaikan tentang efek digunakannya garam dapur secara berlebihan pada jantung.

efek-digunakannya-garam-dapur-secara-berlebihan-pada-jantung
Ilustrasi (Gambar: marylandphysicianscare.com)

Tidak dapat dipungkiri, tanpa rasa nikmat, gurih dan sedap hal ini membuat makanan yang dibuat akan kurang disukai. Hal ini pula yang menjadikan digunakannya bahan penyedap seperti garam dapur dan penyedap buatan secara berlebihan, yang ternyata hal ini memiliki efek negatif pada kesehatan tubuh.

Hal tersebut juga pernah disampaikan oleh dr. Hendrawan Nadesul, seorang pengasuh rubrik kesehatan yang catatannya pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 557.

Garam Dapur Termasuk Gugus Sodium atau Natrium (Na) dalam Senyawa Asin NaCl

Pada dasarnya garam dapur merupakan bumbu yang tidak akrab dengan tubuh, namun budaya yang menciptakan mindset bahwa cita rasa makanan menjadi tidak sempurna tanpa adanya sensasi rasa asin.

Hal ini pula yang membuat kita menjadi terjebak didalamnya, termasuk dengan penyakit yang diakibatkannya.

Sebenarnya bukan garam dapur yang dibutuhkan, melainkan gugus sodium atau natrium (Na) dalam senyawa asin NaCl garam dapur tersebut.

Budaya mengonsumsi garam dapur sejak dulu membuat petaka besar terhadap kesehatan. Petaka tersebut kemudian meledak menjadi “penyakit peradaban’, seperti darah tinggi dan jantung.

Padahal tanpa perlu mengonsumsi garam dapur, tubuh ternyata masih bisa hidup dengan normal. Hal ini dibuktiksn dengan orang Eskimo, Baduy, Dayak atau Indian yang tidak pernah kekurangan sodium, meskipun menu harian mereka tidak menggunakan garam dapur. Hal ini dikarenakan karena sodium bisa diperoleh dari sayur mayur dan buah-buahan, yang ternyata sudah bisa mencukupi.

Baca juga: Apakah Hipertensi itu Darah Tinggi?

Bila ada fakta banyaknya masyarakat yang terkena darah tinggi khususnya pada kalangan menengah ke bawah, ternyata seteleh ditelisik lebih dalam, hal ini disebabkan karena adanya budaya makan asing yang sudah melampui ambang kemampuan tubuh menyaring garam.

Pada dasarnya tubuh sehari-hari butuh 0,5 gram sodium. Jumlah tersebut diperoleh dari 1,5 garam garam dapur atau setengah sendok teh saja.

Namun rata-rata garam dapur yang dikonsumsi setiap hari mencapai 15 gram, kelebihan sodium tersebut yang menyebabkan darah tinggi.

Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan karena lebih banyak sodium dalam tubuh berarti lebih banyak cairan yang ditahan. Dalam kondisi normal, senantiasa terdapat keseimbangan agar kadar sodium tubuh terpelihara secara stabil (homeostatis), dan hal ini terkait dengan keseimbangan cairan tubuh.

Terdapat sejumlah sistem yang bekerja untuk mengatur keseimbangan cairan eletrolit tubuh. Bila asupan sodium kekurangan, pengelurannya akan dikurangi dan cairan tubuh ditahan. Sebaliknya bila sodium berlebihan terdapat sistem regulator lain yang bekerja sebaliknya.

Hormone rennin, sistem osmo-regulator, antidiuretic hormone (ADH), dan reseptor tekanan di jantung serta pembuluh darah merupakan kesatuan sistem yang mengatur agar keseimbangan cairan dan eletrolit tubuh terjaga.

Bila asupan sodium berlebih, maka tekanan darah akan terpompa lebih tinggi. Hal tersebut disebabkan karena kelebihan konsumsi garam dapur berakhir dengan darah tinggi. Dengan demikian darah tinggi sebagai bagian dari penyakit budaya makan yang salah.

Darah tinggi memang bisa bersifat bawaan atau hipertensi esensial, selain itu ada juga darah tinggi yang dibuat oleh manusia itu sendiri.

Penyebab Sakit Jantung

Jantung bisa terserang karena 2 hal, yaitu:

  • Akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner yang memasok makanan untuk otot jantung. Berkurang atau tidaknya pasokan makan menjadikan otot jantung tertekan, yang kemudian rusak, kemudian jaringannya mati. Gangguan otot jantung yang menjadi mati ini yang mencetuskan serangan jantung koroner (myocardial infarction).
  • Jantung menjadi lemah, kemudian mengalami kepayahan bila darah tinggi dibiarkan secara berkepanjangan dalam waktu yang lama. Jika serangan jantung disebabkan kurang cukupnya pasokan makanan bagi otot jantung, pada kasus darah tinggi yang berlangsung lama, jantung membengkak. Menjadi bertambah besarnya jantung pada titik yang tak terkompensasikan lagi bisa berujung gagal jantung. Jantung tak mampu memompa darah lagi untuk bisa e kecukupan pasokan darah seluruh tubuh.

Darah tinggi memaksa jantung memompa dengan lebih giat bertahun-tahun otot jantung memompa lebih giat, menjaidkan otot jantung semakin bertambah melar, hal ini membuat melambatnya otot jantung, yang semakin melemah daya pompanya. Hingga pada derajat melar maksimal, otot jantung menyerah tidak kuat lagi memompa darah yang dikandungnya. Pada saat inilah gagal jantung (heart failure) atau decompensatio cordis terjadi.

Bukan nyeri dada seperti pada serangan jantung koroner gejalanya, melainkan rasa sesak napas yang makin tahun makin berat. Napas menjadi melemah, tekanan darah anjlok karena daya pompa jantung merosot sehingga pasokan darah tubuh mengendur, dan akhirnya kerja jantung berhenti sama sekali.

Fungsi Sodium

Terdapat salah kaprah tentang masalah pantangan mengonsumsi garam. Kebanyakan orang yang sudah tua rata-rata porsi dan kelengkapan menu hariannya sudah sangat berkurang, kalau bukan dengan dikurangi.

Dengan begitu, asupan yodium dari menu sayur mayur dan buah-buahan juga berkurang. Tidak jarang kasus kelumpuhan mendadak datang, bukan karena stroke, tetapi karena sodium dalam darah sangat rendah (hyponatreamia).

Fungsi sodium selain untuk menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh, juga sebagai kation (ion posistif). Peran sodium sebagai mineral (dietary inorganic macro-minerals), sebagai pencetus listrik tubuh (elektrostatik) khususnya bagi sel saraf (neuron).

Kekurangan sodium akan menyebabkan listrik otak dan saraf tidak berfungsi secara normal. Tanpa hadirnya listrik pada saraf, maka otot tidak mampu bergerak.

Kekurangan sodium berpengaruh juga terhadap kerja jantung, yang sama buruknya dengan apabila jantung kekurangan mineral kalium. Posisi kalium ini bekerjasama dengan sodium. Kalium bekerja di dalam sel, sedangkan sodium bekerja diluarnya.

Itu dia sedikit informasi tentang “efek digunakannya garam dapur secara berlebihan pada jantung”. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Efek Digunakannya Garam Dapur Secara Berlebihan Pada Jantung"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel