Tips Memilih Bahan Bakar Untuk Kendaraan Bermotor
Apakah Anda masih bingung memilih bahan bakar untuk kendaraan yang Anda miliki? Tidak dapat dipungkiri saat ini sudah semakin banyak stasiun pengisian bahan bakar di Indonesia, mulai dari yang dikelola perusahaan milik negara hingga swasta, dan dengan jenis bahan bakar yang berbeda-beda dengan nama yang bervariasi. Bagi Anda yang penasaran, masalah bahan bakar bisa menjadi pertanyaan tersendiri. Tentu saja tips memilih bahan bakar untuk kendaraan bermotor bisa menjadi informasi untuk Anda.
Ilustrasi (Gambar: Getty Images) |
Sebenarnya saat ini sudah banyak informasi yang membahas tentang ragam variasi jenis bahan bakar hingga tips dalam membeli bahan bakar tersebut. Salah satunya yang disampaikan oleh Doan Shahreza Auditya, yang catatannya pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 547.
Memilih Bahan Bakar yang Tepat untuk Kendaraan Bermotor
Ada banyak hal yang harus dilakukan setelah Anda membeli kendaraan baru, tentu saja tidak hanya sekedar memakai dan menggunakannya saja, namun juga merawatnya.
Salah satu bentuk merawat kendaraan bermotor adalah dengan cara memberikan bahan bakar yang tepat. Namun sebelum memilih bahan bakar, hal yang harus dilakukan adalah dengan mengenali spesifikasi kendaraan dan jenis bahan bakarnya.
Hal yang paling penting adalah dengan memperhatikan kebutuhan bahan bakar kendaraan bermotor dan cara pengisiannya. Selama dua hal tersebut dioptimalkan, maka kita akan mendapatkan nilai manfaat terbesar sekaligus termurah dari bahan bakar yang dibeli.
Cara Memilih Bahan Bakar Sesuai Kompresi
Satu hal yang harus diketahui adalah angka oktan sama sekali tidak ada hubungannya dengan tenaga mesin.
Contohnya bila membandingkan Pertamax dengan Premium atau Pertalite, dalam hal ini Pertamax tidak berarti lebih bertenaga bila dibandingkan dengan premium.
Baca juga: Tips Mobil dengan “Hemat Bahan Bakar”.
Meskipun pada umumnya bensin dengan oktan tinggi dilengkapi dengan pembersih dan aditif lain, namun hal tersebut tidak banyak memberi tambahan tenaga.
Hal yang harus diperhatikan adalah angka oktan hanya menyatakan bahwa bensin mampu menunggu api dari busi sebelum terbakar dengan sendirinya akibat tekanan piston (lambat terbakar). Namun memang bensin dengan oktan tinggi yang digunakan pada mesin ber -RK (Rasio Kompresi) tinggi akan memberi tenaga maksimum.
Tentu saja konsekuensinya, memberi bensin dengan oktan tinggi pada mesin ber-RK rendah tidak akan begitu saja meningkatkan tenaga mesin. Namun justru ada kemungkinan bensin oktan tinggi tersebut gagal terbakar sehingga malah menjadi kerak di permukaan dalam silinder, piston atau katup. Hal ini menjadi pemborosan.
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Memilih Bahan Bakar
Setiap mesin kendaraan bermotor dirancang dengan suatu angka rasio kompresi (RK) yang khas. Rasio Kompresi (RK) adalah hasil bagi volume silinder maksimum (saat piston ada di titik mati bawah) dengan volume minimum (ketika piston ada di titik mati atas).
Semakin tinggi RK (campuran udara-bensin yang masuk ke silinder ditekan hingga volume sekecil-kecilnya), maka akan naik pula efisiensi termodinamik mesin (semakin besar tenaga yang dihasilkan mesin).
Menurut perhitungan, efisiensi termodinamik mesin bensin akan maksimum pada RK 17:1.
Yang menjadi masalah, semakin tinggi RK, maka makin rentan pula mesin dengan gejala ngelitik (knocking). Suara ngelitik terjadi akibat tingginya temperatur bensin saat ditekan oleh piston di dalam silinder. Hal ini merupakan sifat alami bensin yang telah dikabutkan di dalam silinder yaitu jika tekanan naik, maka temperaturnya pun akan makin tinggi. Hingga pada batas temperatur tertentu, bensin akan terbakar dengan sendirinya sebelum ada percikan api dari busi. Hal ini tentu tidak dikehendaki karena membuat tenaga mesin menjadi ngedrop. Ledakan yang terjadi saat bensin ngelitik akan merusak komponen mesin.
Baca juga: Tips Mengendarai Mobil Di Dalam Kota.
Untuk mencegah ngelitik, mesin dengan RK tinggi membutuhkan bensin yang sabar menunggu api dari busi sebelum terbakar. Bensin yang tidak mudah terbakar akibat tekanan piston ini dimiliki oleh bensin dengan angka oktan tinggi.
Untuk mencegah ngelitik tersebut, maka mesin tidak dirancang memiliki RK maksimum 17:1. Memang efisiensi termodinamik mesin tidak setinggi pada RK 17:1. Kebanyakan mesin didesain pada RK 7:1 hingga 12:1. Dengan begitu bensin yang dibutuhkan relatif tidak beroktan tinggi.
Sebagai gambaran, mesin dengan RK 5:1 membutuhkan bensin beroktan 72, RK 6:1 oktan 80, RK 7:1 oktan 83, RK 8:1 beroktan 85, RK 9:1 beroktan 88, RK 10:1 beroktan 92, RK 11:1 beroktan 85, dan mesin dengan RK 12:1 memerlukan bensin dengan oktan hingga 100. Pada umumnya, mobil yang diproduksi tahun 1990 ke atas mesinnya membutuhkan bahan bakar beroktan 90 atau lebih tinggi.
Bagaimana cara mengetahui RK mesin kendaran bermotor yang kita miliki? Caranya cukup mudah, dengan melihat spesifikasi kendaraan bermotor yang tertera pada brosur kendaraan bermotor tersebut. Brosur yang baik akan mencantumkan informasi RK mesin agar pembeli tahu bahan bakar apa yang akan dikonsumsi kendaraan bermotor yang akan dibelinya.
Biasanya beberapa produsen kendaraan bermotor tidak mencantumkan keterangan RK mesinnya, namun secara tegas menyatakan kelas oktan bahan bakar kendaraan yang direkomendasikan bagi kendaraan bermotor di manuak kendaraan.
Cara Membeli Bahan Bakar Kendaraan yang Tepat
Sudah sangat jelas bahwa pemilihan bahan bakar sebenarnya tidak bisa sembarangan, namun harus disesuaikan dnegan konstruksi mesinnya (RK). Terdapat beberapa contoh pedoman bahan bakar yang pernah dijual dan digunakan, seperti:
- Oktan 88 (harga paling rendah): Premium (Pertamin) - sudah tidak dijual lagi.
- Oktan 92: Pertamax (Pertamina), Super (Shell) dan Primax (Petronas).
- Oktan 95: PertamaxPlus (Pertamina), SuperExtra (Shell) dan Primax95 (Petronas).
Mengacu pada klasifikasi kebutuhan RK terhadap angka oktan bensin, Premium dengan angka oktan 88 yang paling murah sebenarnya hanya sesuai bagi mesin dengan RK 7:1 - 9:1. Sedangkan mesin dengan RK 9:1 - 10:1 sudah harus disuplai oleh bahan bakar dengan oktan 92. Bahkan mesin ber-RK 10:1 sampai 11:1 mempersyaratkan bensin dengan oktan 95 agar bisa bekerja optimum sebagaimana desainnya dan agar tidak rentan ngelitik.
Mengapa ada yang mengatakan lebih baik membeli bahan bakar di SPBU saat pagi hari? Ambil contoh bensin yang memiliki massa jenis sekitar 0,699 g/cc pada temperatur 22 derajat Celsius. Saat temperatur naik menjadi 32 derajat Celsius, massa jenisnya berubah menjadi sekitar 0,688 g/cc. Akibat perbedaan almiah ini, maka kita akan memperoleh lebih banyak bensin jika membelinya saat temperatur udara cukup rendah (pagi hari) dibanding saat matahari bersinar terik yang panas, karena satuan penjualan bensin di SPBU adalah liter (volume) yang selalu berubah menurut temperatur.
Yang harus diketahui bahwa menurut ilmu fisika, massa, sering disalahkaprahkan menjadi berat, padahal massa adalah besaran utama yang selalu tetap. Artinya, massa 1 kg bensin tetaplah 1 kg, baik dalam kondisi dingin atau hangat.
Namun, volume 1 kg bensin dingin selalu lebih kecil dibanding volume 1 kg bensin hangat, karena bensin hangat mengalami pemuaian volume.
Itu dia sedikit informasi tentang “tips memilih bahan bakar untuk kendaraan bermotor”. Semoga informasi tersebut bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Tips Memilih Bahan Bakar Untuk Kendaraan Bermotor"
Posting Komentar