Tips Mengatasi Keluhan Mikropenis Pada Anak
Ukuran memang selalu menjadi masalah, entah yang terlalu besar atau terlalu kecil. Pembahasan kali ini memang berkisar tentang adanya keluhan dan juga beberapa video yang sempat viral di media sosial tentang ukuran penis seorang anak yang bisa dikatakan berbeda dengan teman-temannya atau bisa disebut sebagai mikropenis. Tentu sebagai orang tua tetap merasa khawatir, hal ini pula yang mendasari tulisan tentang tips mengatasi keluhan mikropenis pada anak.
Ilustrasi (Gambar: herminahospitals.com) |
Tidak dapat dipungkiri dengan semakin majunya teknologi, membuat kita bisa dengan mudah mendapatkan informasi apa pun, begitu pula tentang kesehatan. Catatan tentang bagaimana mengatasi mikropenis juga pernah disampaikan oleh Febriana Firdaus yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 557.
Cara Mengatasi Keluhan Mikropenis Pada Anak
Tidak mudah memang mengatasi keluhan mikropenis, hal ini juga disampaikan oleh dr. Nugroho Setiawan, seorang androlog di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta. Keluhan tersebut memang banyak disampaikan oleh para orang tua, hingga meminta sang dokter untuk melakukan tindakan medis tertentu seperti suntik hormon, padahal tindakan ini masih menjadi kontroversi.
Apalagi banyak pihak yang mengkhawatirkkan efek samping yang ditimbulkannya, seperti berkurangnya reseptor androgen, gangguan fungsi hati, atau malah meningkatkan agresivitas.
Bila ingin dilakukan tindakan medis, maka menurut dr Nugroho, harus dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium terlebih dahulu. Dari sana akan diketahui kondisi ketiga hormon tersebut, yaitu testosteron, prolaktin dan hormon luteinizing (LH). Mana dari ketiga hormon tersebut yang harus diperbaiki.
Tentu ada pertanyaan di benak kita tentang bagaimana mengatasinya?
Memang antara testorsteron, hormon prolaktin dan hormon luteinizing saling terkait antar satu dan lainnya.
Hormom testosteron yang dihasilkan sel leydig testis dibuat atas pengaruh dari hormon LH. Sedangkan hormon LH yang dihasilkan kelenjar pituitari atau hipofisis, dipengaruhi juga oleh hormon prolaktin.
Fakta tersebut berarti bila kondisi hormon prolaktin stabil dan seimbang, pengaruhnya sampai ke hormon LH, kemudian bermuara juga yang menyebabkan terjadinya keseimbangan pada kadar hormon testosteron, yang bekerja setelah diubah menjadi dehidrostestosteron oleh enzim 5 alfa reduktase.
Baca juga: Tips Mengatasi Disfungsi Ereksi.
Kelainan ukuran penis pada anak bisa dipicu karena kurangnya hormon testosteron dan enzim 5 reduktase atau salah satunya. Penyebab lain bisa juga disebabkan karena reseptor androgen tidak merespons dengan baik.
Tes laboratorium untuk kasus ini bernama tes defisiensi sindrom pra-pubertal, yang fungsinya untuk mendeteksi gangguan hormon pada anak. Jika hasilnya positif , maka terapi bisa dilakukan.
Terapi yang dimaksud bisa berbentuk terapi oles atau tablet, yang tentunya harus dengan resep dokter, kemudian diadakan pengamatan sekitar 1 sampai 2 bulan. Ada juga terapi sutikan, namun tindakan ini butuh pengawasan ekstra, yaitu kuang lebih 2 bulan, dengan target untuk terapi suntik adalah menambah ukuran sepanjang 6 cm.
Terapi tersebut sebaiknya dilakukan saat usia 14 sampai 17 tahun atau sebelum berakhirnya masa pubertas. Setelah melewati usia tersebut, perkembangan penis akan berhenti karena tidak ada lagi reseptor aktif yang mengolah hormon testos teron.
Pada terapi suntik, penyuntikan bisa dilakukan di bagian mana pun dari tubuh, dengan dosis 8 kali suntik dalam 2 bulan. Namun, suntikan bisa dihentikan jika sudah tampak perubahan pada penis anak. Misalnya, skrotum mulai tampak berpigmen lebih gelap, terbentuk lipatan, volume testis bertambah, atau diameter penis meningkat.
Menurut dr Nugroho, bila setelah dilakukan terapi, tetapi belum maksimal hasilnya, bisa dilakukan pengulangan terapi dengan syarat harus ada jeda selama 1 bulan.
Hati-hati Efek Samping Terapi
Secara sekilas terapi yang dilakukan terlihat mudah, namun pada dasarnya pemberian suntik hormon harus dilakukan secara hati-hati mengingat adanya efek samping.
Pertumbuhan tulang bisa menjadi berlebihan sehingga pertumbuhan penis menjadi tidak maksimal atau bahkan bisa berhenti.
Berakhirnya masa terapi bila telah melewati masa puberstas yang membuktikan bahwa penis sudah tidak bisa diapa-apakan lagi setelah masuk usia dewasa. Hal ini berarti bahwa mitos-mitos yang berkembang di masyarakat tentang “penambahan ukuran” tidak benar, baik itu melalui terapi hormon testosteron, atau melalui alternatif non medis, bahkan suntik silikon.
Pencegahan Mikropenis Pada Anak
Menurut dr Nugroho Setyawan, mikropenis pada anak sebenarnya bisa dicegah, hal ini berhubungan dengan kondisi psikologis anak yang sangat berpengaruh besar.
Karena kadar hormon prolaktin akan meningkat pada keadaan stress dan hal tersebut bisa mengganggu pertumbuhan penis anak. Selain itu, hormon LH dan hormon testosteron akan terkena dampaknya juga. Pada anak yang bahagia, kerja ketiga hormon tersebut akan seimbang.
Orang tua bisa mengetahui gejala mikropenis pada anak sejak usia dini. Ada pun beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
- Ukur penis anak.
Ukuran penis normal saat tidak ereksi adalah 5 sampai 7 cm. Jika anak gemuk, Anda dapat mengukur dengan menekan otot dan lemak dasar penis.
- Perhatikan warna skrotum.
Warna yang lebih gelap menandakan kadar hormon testosteron yang cukup.
- Perhatikan tekstur skrotum
Tekstur berlekuk-lekuk artinya adalah baik, karena mempunyai permukaan yang luas untuk memudahkan pembuangan panas. Panas harus dibuang agar temperatur testis lebih rendah daripada temperatur tubuh. Temperatur ini akan mempengaruhi optimalisasi pembentukan sperma.
Itu dia sedikit informasi dan tips mengatasi keluhan mikropenis pada anak. Semoga informasi tersebut bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Tips Mengatasi Keluhan Mikropenis Pada Anak"
Posting Komentar