Tips Menghadapi Kondisi Darurat

Anda pasti pernah merasakan berada dalam kondisi darurat, seperti mengalami luka atau cedera yang membuat Anda panik. Mungkin kalau luka itu hanya luka ringan tentu tidak menjadi masalah. Bagaimana bila kondisi lukanya berat? Tentu tambah panik bukan? Untuk itulah kali ini disampaikan tentang tips menghadapi kondisi darurat agar Anda tidak panik menghadapi kondisi tersebut.

tips-menghadapi-kondisi-darurat
Ilustrasi (Gambar: myposhtell.com)

Banyak sekali informasi dan tips yang sering disampaikan dalam menghadapi kondisi darurat. Begitu pula kali ini, yang salah satunya pernah disampaikan oleh M. Sholekhudin yang pernah dimuat juga dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 498.

Cara Praktis Menghadapi Kondisi Darurat Medis

Sebenarnya apa pun bisa terjadi, seperti yang disampaikan di atas mengalami luka dan cedera berat. 

Terdapat berbagai cara dalam menghadapi kondisi dan situasi darurat, antara lain:

  • Mengalami luka ringan.

Luka kecil ini sering terjadi karena sayatan pisau, pecahan kaca, atau bisa karena luka tususk dangkal. Untuk menghentikan perdarahan, bisa dilakukan teknik balut tekan.

Tidak perlu jauh-jauh mencari perban ke rumah sakit, kalau terdesak, gunakan sapu tangan bersih untuk menutup perdarahan, kemudian tekan sampai darahnya berhenti mengalir.

Bila darah sudah berhenti, bersihkan luka dengan air sabun dan anti septik. Luka jenis tersebut akan cepat mengering bila dibiarkan terbuka. Bila kedua kedua tepinya terlalu menganga, rapatkan pada kedua sisinya, sehingga lukanya menutup. Untuk menutup luka tersebut bisa digunakan cara “plester kupu-kupu”.

Cara membuat plester kupu-kupu sangat mudah, yaitu lipat plester pada sisi yang tidak berperekat. Gunting kedua sudutnya, kemudian sterilkan plester dengan cara melewatkannya di api lilin atau korek. Rapatkan kedua tepi luka, lalu rekatkan plester itu sehingga lukanya menutup.

Luka sayat kecil umumnya sembuh dengan sendirinya. Jika setelah ditutup timbul tanda-tanda infeksi, buka kembali plester penutupnya dan biarkan luka dalam keadaan terbuka. Tapi kalau lukanya dalam, cara menutup ini hanya boleh dilakukan jika lukanya bersih dan terjadi kurang dari 12 jam. Jika sudah lama dan kotor, penutupan luka malah bisa menyebabkan infekss.

Baca juga: Tips Mengatasi Luka Bakar.

Hal yang harus diperhatikan adalah jagalah kebersihan saat merawat luka. Cuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air sampai bersih. Kemudian cuci luka dengan sabun dan air matang. Agak perih, namun tahan, karena tidak ada pilihan lain, karena kalau tidak dibersihkan, luka bisa terinfeksi kuman atau yang lain.

  • Luka terbuka

Pada luka terbuka, sebaiknya gunakan antiseptik cair. Hindari penggunaan salep, karena lapisan salep akan menghangi permukaan luka dari udara luar, sehingga bakteri mudah tumbuh. Jika perlu, balut luka dengan kasa steril dan perban. Ganti balutan setiap hari sampai luka sembuh.

  • Luka memar

Untuk luka memar, seperti akibat tergencet palu atau terbentur pintu, cukup  tekan bagian yang memar dengan tangan. Jika perlu, kompres dengan air dingin dan beri balutan yang menekan. Setelah itu, biasanya akan sembuh sendiri.

  • Cedera berat

Pada kasus cedera berat, hal pertama yang harus dilakukan adalah meminta pertolongan. Sambil menunggu datangnya bantuan, lakukan pertolongan pertama.

Sebelum memberikan pertolongan, pastikan semua dalam keadaan aman, baik korban, penolong, maupun lingkungan sekitar.

Menurut dr Kusdijanto, yang pernah menjabat sebagai Kepala Subdinas Kesehatan Gawat Darurat dan Bencana, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sebelum memberikan pertolongan apa pun, pastikan kondisi ABC korban dalam keadaan tidak terganggu.

Yang dimaksud dengan kondisi ABC adalah airway (jalan napas tidak tersumbat), breathing (korban masih bernapas), dan circulation (jantung korban masih berdetak). Semua hal tersebut adalah faktor kritis paling berpengaruh terhadap nyawa seseorang.

Pada perdarahan hebat, langkah awal yang perlu diberikan adalah menghentikan perdarahan, yaitu:

  1. Pastikan penderita dalam keadaan berbaring. Perdarahan berat tidak boleh ditangani saat korban dalam keadaan duduk atau berdiri.
  2. Jika mungkin, posisikan kepalanya sedikit lebih rendah daripada badan, atau angkat bagian tungkai kaki. Posisi ini dapat mengurangi risiko pingsan, akibat meningkatnya aliran darah ke otak.
  3. Angkat bagian yang berdarah setinggi mungkin dari jantung. Jika perdarahan terjadi di betis, letakkan betis di atas tumpuan, sehingga posisinya lebih tinggi dari badan.
  4. Buang kotoran dari luka.
  5. Berikan tekanan langsung di atas luka. Gunakan pembalut yang bersih. Jika tidak ada, gunakan sapu tangan atau potongan kain.
  6. Kalau darah masih terus merembes, kuatkan tekanan. Tambahkan sapu tangan lagi di atasnya, tanpa perlu membuang sapu tangan pertama. Sebab, di dalam darah yang keluar terdapat faktor-faktor pembekuan.
  7. Pertahankan tekanan hingga perdarahan berhenti. Jika telah mampet, balut luka dengan perban langsung di atas kain penyerap. Bila tidak ada perban, gunakan potongan kain biasa. Baru kemudian segera bawa korban ke rumah sakit terdekat.

Jika dengan teknik balut tekan biasa perdarahan tidak juga berhenti, lakukan terus sampai ada pertolongan lebih lanjut.

Baca juga: Mengenal AMS (Altitude Mountain Sickness).

Ada teknik torniquet, namun teknik ini hanya dilakukan oleh mereka yang pernah mendapat pelatihan. Torniquet dilakukan dengan tali yang mengikat kuat, sehingga aliran pembuluh darah tersumbat. Ikatan ini punya simpul yang bisa dikencangkan dan dikendurkan. Tiap sepuluh menit, ikatannya harus dikendurkan selama 30 detik untuk memberi kesempatan darah mengalir lagi, dengan tujuan untuk mencegah matinya jaringan akibat tidak mendapat suplai darah.

Menghadapi Kecelakaan Parah

Pada kecelakaan parah, perdarahan sering disertai dengan tulang patah (fraktur). Bila hal tersebut terjadi, jangan gerakan tulang yang patah tersebut. Bila harus digerakkan, usahakan gerakannya sesedikit mungkin.

Tulang yang patah biasanya ditandai dengan nyeri hebat akibat kontraksi otot, bengkak, memar, bentuk organ yang bengkok, terkulai secara tidak wajar, atau adanya bunyi patah pada saat kecelakaan. Namun, kadang-kadang, tulang patah tidak tidak disertai dengan tanda-tanda yang jelas.

Untuk memastikan tulang tidak bergerak-gerak, pasang bidai pada bagian yang mengalami tulang patah. Caranya, ikat bagian yang patah dengan sesuatu yang kuat. Jika ada, gunakan kayu atau balok. Sebaiknya gunakan “aturan dua sendi”. Maksudnya, bagian yang patah diikat sepanjang dua sendi. Satu sendi diatasnya, dan satu sendi dibawahnya. Kalau yang patah betis (tungkai bawah), pasang bidai di betis, melampaui sendi lulut dan sendi pergelangan kaki.

Bila tidak ada kayu atau balok, maka bisa disiasati dengan menggunakan benda lain yang kaku, misalnya kardus. Bila kardus tidak ada, maka bisa menggunakan anggota badan. Misalnya jika betis kanan yang patah, ikat betis tersebut dengan betis kirinya. Sebagai tali pengikat, gunakan sobekan kain.

Mitos Pertolongan Menggunakan Odol dan Mentega

Apakah Anda pernah mendengarkan orang-orang yang menggunakan odol dan mentega dalam mengatasi luka? Tentu pernah. Sepertinya hal tersebut harus dihindari.

Sama halnya dengan perdarahan berat, luka bakar tidak boleh diperlakukan sembarangan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah luka terbakar api, tersiram air panas, tersiram bahan kimi (asam atau basa kuat), maupun terkena setrika.

Apa pun jenisnya, pertolongan pertama dan utama adalah siram dengan air. Jangan tunggu lama, meskipun sudah tidak kontak dengan sumber panas, jaringan yang luka masih menyimpan panas. Semakin lama ditunda, proses perusakan jaringan semakin lama berlangsung.

Jika mungkin, letakkan bagian yang luka di dalam air mengalir. Jika tidak tersedia, setidaknya rendam di dalam air sampai rasa perihnya hilang. Jangan menggunakan air es.

Meurut panduan pertolongan pertama dari Mayo Clinic, penggunaan es langsung pada luka bakar malah bisa menyebabkan luka dingin (frosh bite), akibat perubahan suhu yang terlalu rendah.

Sambil menunggu pertolongan dokter, untuk meringankan nyeri, korban bisa diberi obat antinyeri seperti parasetamol.

Untuk luka, tetap ikuti aturan kedokteran. Lupakan mitos tentang olesan mentega, kecap atau odol. Yang paling penting adalah hindarkan luka dari kotoran, lalat dan segala penyebab infeksi.

Pada luka bakar yang melepuh, jangan sekali-kali mengelupaskan bagian yang melepuh. Jika tersedia, tutupi luka secara longgar dengan kasa steril. Selama masa perawatan, penutup luka harus sering-sering diganti untuk menghindari infeksi.

Pada luka bakar serius, korban bisa mengalami shock. Hal ini terjadi karena sebagian volume cairan dikirim ke daerah yang luka, sehingga volume darah ke otak dan jantung menurun drastis. Karena itu, selain pertolongan pada luka, korban juga harus dibuat tenang.

Itu dia sedikit informasi tentang tips menghadapi kondisi darurat. Semoga informasi tersebut bermanfaat. 

Belum ada Komentar untuk "Tips Menghadapi Kondisi Darurat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel