Axolotl, Si Anjing Air yang Menggemaskan

Membahas tentang hobi memang sangat menyenangkan, salah satunya adalah memelihara binatang kesayangan. Bila Anda pecinta hewan air, tentu kenal dengan hewan yang satu ini. Nama aslinya memang jarang didengar, namun sebutannya menjadikan setiap orang pecinta hewan tertarik untuk mengetahui detail hewan ini. Axolotl, si anjing air yang menggemaskan memang sangat menarik untuk dibahas.

axolotl-anjing-air
Ilustrasi (Gambar: Narek87/Shutterstock)

Berbicara tentang axolotl tentu menjadi hal menarik, apalagi hewan ini sangat berbeda dengan hewan air lainnya. Salah satunya pernah dibahas oleh Koen Setyawan, yang catatannya pernah  dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 508.

Axolotl adalah Anjing Air dari Meksiko

Banyak yang mengatakan bahwa axolotl (Ambystoma  mexicanum) adalah hewan air yang sakti, hal ini disebabkan karena kemampuannya untuk menumbuhkan ekor, dan juga kaki serta bagian otak dan spinalnya.

Axolotl sendiri berasal dari Danau Xochinmilco dan Calco, dekat Kota Meksiko. Danau ini sangat luas dan unik, yang berada di daerah yang kering, dengan suhu airnya yang cukup rendah, sekitar 24 derajat Celsius karena berada pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut. Di dalamnya juga tidak terdapat ikan predator besar, yang membuat axolotl hidup dengan damai.

Baca juga: Mengenal Ketam Tapal Kuda.

Dulu, katanya  bangsa Aztec kuno, pendiri Kuno Tenochtitlan (yang kemudian berkembang menjadi Mexico City) telah memanfaatkannya sejak lama.

Nama axolotl sendiri berasal dari nama Xolotl, dewa permainan. Dalam bahasa Aztec kuno, axolotl juga berarti anjing air atau pemain air.

Axolotl Salamander, Mana yang Benar Axolotl atau Salamander?

Banyak orang yang keliru membedakan antara axolotl dengan larva salamander, teruatama salamander macan (Abystoma tigrinum). Ada yang menduga bahwa axolotl merupakan keturunan salamander macan, hal ini dikarenakan tampang kedua hewan ini hampir sama. Keduanya sering disebut dengan julukan yang sama sebagai mud puppies atau water dog.

Padahal axolotl dan salamander ini berbeda jenis. Salamander memiliki insang pada masa mudanya, dan segera hilang saat dewasa. Sedangkan axolotl tetap memiliki insang selama hidupnya.

Neoteny yang terjadi bisa dijelaskan dengan teori yang menerangkan mengapa axolotl tidak melengkapi siklus metamorfosisnya. Lingkungan tempat tinggalnya yang stabil dianggap sebagai penyebabnya. Danau Xochinmilco dan Calco berada di daerah yang panas dan kering. Tentu saja yang membuat axolotl tidak mau pindah ke daratan karena ia memerlukan air. Satu-satunya cara untuk mncegah meninggalkan air, yaitu dengan memutuskan siklus metamorfosisnya sehingga ia tetap tinggal di dalam air.

Teori tersebut dia atas pernah diuji dalam laboratorium. Axolotl yang sebenarnya memiliki gen untuk bermetamorfosis sempurna, di habitat aslinya menjadi terhambat dan selamanya menjadi larva. Namun dengan suntikan thyroxinT4, axolotl dapat melengkapi siklus metamorfosisnya seperti layaknya amfibi. Tyroxin merupakan hormon yang mempengaruhi kematangan (kedewasaan) pada binatang vertebrata.

Kehidupan Axolotl

Kehidupan axolotl dimulai dari embrio sepanjang 2 mm. Calon bayi ini terlindung dalam lapisan jelly yang berfungsi melindunginya dari benturan dan gangguan alam lainnya. Calon axolotl ini tetap tinggal dalam rumah jelly sampai panjang badannya 11 mm.

Keluar dari tempat pelindungannya, axolotl muda akan memasuki fase baru sebagai larva. Pada fase awal, tubuhnya menjadi transparan sehingga organ-organ dalamnya jelas terlihat. Setelah beberapa minngu, kulitnya mulai menebal dan pigmennya akan menyebar ke seluruh tubuh menutupi seluruh badan axolotl. Pada axolotl normal, warna tubuhnya coklat tua, namun ada juga yang berwarna putih yang diakibatkan pigmennya tidak menyebar ke seluruh tubuhnya.

Pada fase transparan berakhir, saat organ pergerakannya mulai tumbuh. Mula-mula kaki depannya, menyusul kemudian kaki belakang pada seminggu atau dua minggu kemudian.

Pada tahap berikutnya semua bagian tubuh sudah lengkap, namun masih disebut dengan larva. Yang menjadi pertanyaan, kapan axolotl ini mencapai tahap dewasa?

Ternyata axolotl tidak pernah mencapai masa dewasa. Yang unik, dalam bentuk larva axolotl ini sudah siap untuk berkembang biak. Kejadian ini dalam dunia ilmu pengetahuan disebut dengan neoteny, yang sering dianggap sebagai langkah mundur dalam evolusi.

Baca juga: Tambelo, Si Kerang yang Jago Ngebor.

Berdasarkan teori evolusi, binatang darat berkembang dari amfibi yang merangkak ke darat. Namun berbeda dengan axolotl, karena neoteny mencegahnya hidup di daratan, artinya axolotl ditakdirkan untuk hidup di perairan selamanya.

Karakteristik Axolotl

Binatang ini adalah binatang pemangsa, mulutnya dilengkapi dengan gigi-gigi yang tumpul. Giginya bukan untuk memotong, melainkan untuk memegang mangsa.

Axolotl termasuk galak, di habitat aslinya, ia hidup dengan memakan binatang-binatang kecil apa saja yang hidup di air.

Dalam hal ini, axolotl termasuk hewan ambystoma (mulut cangkir). Jika ingin makan tak perlu repot-repot berenang ke sana kemari mencari mangsa, namun ia tinggal membuka mulutnya lebar-lebar. Arus air yang tersedot masuk kedalamnya akan membawa makanan langsung ke dalam mulutnya. Ia akan memakan benda apa saja yang masuk ke dalam mulutnya, baik mangsa yang mati atau pun hidup.

Perkembangbiakan Axolotl

Biasanya axolotl siap kawin pada umur 8 bulan sampai 2 tahun. Saat itu panjangnya sudah sekitar 22,5  sampai 30 cm. Sebelum mencapai panjang maksimum, perkawinan bisa gagal. Kecepatan perkembangannya tergantung pada makanan dan temperatur di tempat hidupnya.

Cara membedakan axolotl jantan dan betina, yaitu tubuh betina lebih membulat daripada jantannya. Bagian kloakanya kurang menonjol bila dibandingkan dengan jantannya. Yang jantan mulai mencapai usia matang pada umur 6 sampai 12 bulan. Sedangkan betinanya butuh waktu lebih lama. Namun, terkadang saat mulai matang usianya justru yang jantan belum memiliki sperma.

Di habitat aslinya, hal tersebut berlangsung musiman. Sedangkan di penangkaran, biasanya terjadi beberapa kali dalam setahun. Mereka membutuhkan 2 atau 3 bulan untuk menghasilkan sperma. Namun, sering juga saat sperma sudah muncul, mereka masih harus menunggu 2 bulan lagi sebelum sperma dapat keluar melalui salurannya.

Musim kawin umumnya berlangsung dari bulan Desember hingga Juni. Axolotl  biasanya menggunakan perubahan panjang hari sebagai isyarat untuk memulai kawin.

Ada penelitian yang menyebutkan bahwa awal perkawinan dimulai setelah adanya perubahan suhu air. Peneliti Peter W. Scott menemukan, binatang ini mulai kawin jika suhu air turun sampai 5 derajat Celsius.

Pembuahan dimulai oleh axolotl jantan yang berenang mengelilingi betinanya sambil mengangkat ekor dan meliuk-liukkan badannya. Ia sesekali menyentuh serabut-serabut insang di kepala betina sambil mengajak betinanya ke tempat pembuahan. Tiba tempat yang sudah dipilih, sang jantan segera mengeluarkan spermatofor (kumpulan sperma yang terlindung jelly). Biasanya, si jantan mengeluarkan 5 sampai 25 spermatofor.

Setelah itu, si jantan akan membujuk betina agar mendekati spermatofor. Betina yang sudah terbujuk segera mengambil spermatofor dan memasukkannya ke dalam kloakanya. Pembuahan terjadi di dalam kloaka. Setelah semua spermatofor masuk dalam kloaka, axolotl betina segera menghampiri sang jantan, menyentuh serabut di sisi kepalanya dan mulai menari bersama.

Selang beberapa jam hingga 2 hari kemudian, pembuahan selesai. Betina segera bertelur dan meletakkan telur-telurnya di atas daun tanaman air, batu atau bahan akar tanaman. Telur-telur tersebut mencapai 200 hingga 1.000 butir. Dua hingga tiga minggu kemudian, telur-telur mulai menetas. Dan mulai siklus axolotl berulang. Bila lancar, seekor axolotl bisa bertahan hidup sampai 15 tahun.

Itu dia sedikit informasi tentang axolotl, si anjing air yang menggemaskan. Semoga informasi tersebut bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Axolotl, Si Anjing Air yang Menggemaskan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel